You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
Dari aku, Anita Nindiani Putri Wirabrata. Seseorang yang dulu sangat percaya, kini tergantikan dengan aku yang sangat kecewa. Luka lama, kenangan pahit, dan kenyataan yang pilu, semua itu menamparku. Kasih sayang, perhatian, dan didikanmu selama ini hanyalah penipuan semata! “Lenyaplah kau, Andreas dan Agnesia!” Dor!!! Membela kebenaran dan menjunjung tinggi untuk almarhum kedua orang tuaku adalah hal yang aku lakukan saat ini. “Mau kau keluarga, sahabat, ataupun kerabat. Jika kau melenyapkan nyawa kedua orang tuaku! Kau juga harus lenyap!”
Kalau Anda melihat jaket ijo plus motor sedang lewat, apa yang ada di benak Anda? Yap, ojek online. Layanan yang saat ini sedang hype abis. Gimana engga hype, lha wong ojek online itu menyediakan hampir segala layanan. Antar orang, antar makanan, antar barang, hampir semua deh. Kecuali mengantarkanmu ke pelaminan. Eh. Nah, dalam dunia perojolan, ada istilah ngetem, alias momen menunggu orderan atau nunggu penumpang. Pas ngetem, ada saja 'kelakuan' para driver. Dari yang main game online, curhat soal penumpang sampai curhat soal rumah tangga. Namanya manusia, ada saja ceritanya. Ada manis, ada asin, ada-ada aja deh. Heuheu. Hasil interaksi itu membuat Hanif tertarik untuk menulisnya. Interaksi dengan sesama rekan ojol, interaksi dengan penumpang hingga ide-ide atau lamunan liar lainnya. Kebanyakan sih, berisi ide liar dan hasil interaksi Hanif dengan penumpangnya. Mengapa interaksi dengan penumpang? Yha karena dia nganter penumpang, masak nganter sesama temen ojol? Heuheu. Penasaran apa itu? Temukan jawabannya di buku ini.
Berhadapan dengan Teks PENULIS: Ali Adhim Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-7532-71-2 Terbit : Oktober 2019 www.guepedia.com Sinopsis: Dengan membaca resensi kita dapat terdorong untuk membaca buku, dan dengan membaca resensi kita berkutat dengan sebuah perbincangan mengenai buku, yang dikelupas dengan menggunakan pisau analisis sebuah teori, di sana bobot sebuah buku akan nampak. Dalam kenyataannya, resensi adalah mesin penggerak masa agar masyarakat gemar membaca dan yang terpenting agar buku-buku tidak tersisa di gudang penerbit, penafsiran dan dialektika dalam resensi hanyalah bumbu belaka, apabila terdapat titik lemah pada buku yang diresensi hal ini tidak menjadi penting bagi seorang ...
Meski sekolah punya laboratorium dan perpustakaan berisi banyak buku, kepala sekolah dengan deretan gelar, juga pengajar yang bangga menyebut diri mereka penyempurna moral, tapi bagiku selalu mengasyikkan bisa menyaksikan langsung orang-orang miskin kehilangan akal sehat saat mereka menangkap pencuri di pasar, terminal, mendengar raungan keras jalan raya ditingkahi suara pengemis dan pengamen kala pagi hari dan petang, menyimak orang-orang mengutuk janji dan penghianatan, menyaksikan perulangan hidup manusia yang terlihat sia-sia. Bukankah semua itu lebih menarik ketimbang mengahabiskan hari-hari cuma untuk menghapal sesuatu untuk dilupakan, berlomba menyandang siswa pintar dan berlatih memb...
Pemikiran Fathul H. Panatapraja dalam buku ini tidak sekadar terkait dengan pandangan filosofis atas berbagai persoalan kehidupan duniawi dengan segala kompleksitasnya seperti filsafat, pendidikan, politik, ekonomi, sastra, kebudayaan, dengan nilai-nilai moralitasnya, melainkan membahas pula masalah eskatologi dalam kaitan dengan asal-usul kejadian yang disebut Sangkan Paraning Dumadi. Dalam kupasan Sangkan Paraning Dumadi, dengan gambaran metaforik tentang ikan teri – ikan hiu – pertapa tua, Fathul menguraikan asalusul kejadian yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan yang tidak dapat dijangkau dengan pikiran tetapi bisa dicapai dengan semadi dan hening. Sebuah telaah bersifat sufistik yang penuh simbolisasi dan gambaran metaforik.
Nafasya, gadis cantik dan pintar yang memiliki tiga sahabat yang dia sayangi bernama Keisya, Kia, dan Naya. Persahabatan mereka tidak pernah ada perpecahan, tetapi selalu ada kebahagiaan. Hingga suatu ketika, Nafasya berteman dengan lima orang lelaki yang terkenal di sekolahnya. Sampai suatu ketika Nafasya memiliki keinginan untuk menjadikan ketiga sahabatnya berteman dengan lima anak lelaki yang terkenal tersebut. Banyak hal cobaan yang dihadapi oleh Nafasya, hingga dia hanya bisa pasrah menghadapi itu semua. Tapi, semuanya berubah ketika Nafasya mengetahui sebuah kenyataan dari lima anak tersebut. Bagaimana persahabatan Nafasya sekarang? Apa yang akan dilakukan Nafasya setelah mengetahui kenyataan tersebut? Mungkinkah ini pertanda bahwa Nafasya diharuskan lebih teliti dalam memilih sahabat? Semua itu akan terjawab dalam buku ini.
The Rarity of Me, dirimu dan orang lain pasti punya warna pelangi yang berbeda, langka, dan unik. Ini cerita tentang sebuah mimpi, kisah cinta, dan pengalaman hidup yang terurai ke dalam bait-bait puisi. Menyeretmu masuk dan tenggelam dalam permainan kata, hingga tersadar bahwa dirimu berharga. Beberapa juga terdapat kutipan pemantik untuk membangkitkan gairah dalam melukis asa.
Semesta tidak akan pernah berdusta tentang riuhnya pertanda pada setiap lika-liku garis cerita seseorang. Ia tak pernah lupa menitipkan pesan pada angin yang gemeresik. Ia pun kerap berbisik pada bulan yang tersenyum di balik pekatnya malam. Malam tak pernah lelah menawarkan celah untuk berkeluh kesah. Pendar cahaya bulan selalu sanggup merayu pilu agar tidak berubah menjadi sembilu. Lula batin yang belum sempat ditemukan penawarnya, harus bertambah perih dengan kepergian satu per satu orang-orang tercinta. Roda waktu semakin menggenapkan dilema tatkala takdir hadirkan kembali sosok istimewa di masa lalu. Upaya terus keras untuk bertahan pada akhirnya mengantarkan pada titik pebcerahan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan setiap kisah berlalu tanpa alasa.
Lahir di keluarga suku Madura, dengan atmosfer santri salaf dan dibesarkan dengan cara hidup patriarki. Sempat protes kenapa jadi perempuan muslimah harus ribet? Mempertanyakan kesempurnaan beberapa hukum syara’ terkait perempuan, hingga sempat suuzan pada Allah dan Rasul-Nya dengan menganggap syariah Islam tak ramah perempuan. Bahkan, sempat kepincut ide feminisme yang batil. Astagfirullah. Hingga akhirnya, dari pencarian panjang ini menemukan paham Islam ideologis. Pemahaman khas yang membuka mata, akal, dan hati terhadap konsep Islam tentang perempuan hingga cara berfikir holistik dalam memandang syariah Islam soal perempuan. Kesemua itu kemudian membuat dua puluhan tahun lebih pertanya...