You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Before ISIS cast a shadow over the Yazidis, this ancient community was largely unknown to the world. The tragic events of August 2, 2014, however, brought their plight into sharp focus. That day, ISIS terrorists captured Shengal, leading to a genocide that targeted Yazidi girls and women for their ethnicity and faith, actions twistedly justified by misinterpretations of religious texts. This horror was the latest in a long history of persecution; Yazidis have endured seventy-four episodes of ethnic cleansing, or Decrees (Farman), at the hands of followers of various religions over centuries. Despite these grim episodes, the Yazidis’ story is also one of resilience and rich cultural heritag...
This is an open access book. The COVID-19 pandemic in the last two years has influenced how educational system works. Online learning became the primal policy taken by all institutions in the world to lower the risk of the virus spread. Despite the drawbacks of the online learning, teachers and students were accustomed with the distant learning through web meetings, Learning Management Systems (LMS) and other online learning platforms. In that time, topics under digital learning and education 5.0 were the main stakes in academic disseminations. This year some institutions start to conduct their teaching and learning process classically as before the pandemic, others are still continuing onli...
Apakah kamu merasa tidak percaya diri, pemalu, tak bisa leluasa berekspresi, atau merasa berbeda dengan yang lain? Atau bahkan merasa terlahir sebagai manusia yang paling tak beruntung di dunia ini? Wah! Gawat dong...! Hmm... Kamu merasa harus berubah nggak? Apakah selama ini kamu fi ne-fi ne saja dengan sifat minderan itu? Kalau mau jujur, kayaknya nggak ada untungnya deh jadi orang minderan. Beneran, ruginya banyak.....! Ingin mencoba merasakan suasana hati yang lebih baik? Ingin menumbuhkan rasa pede-mu? Coba baca buku ini deh, buku yang mengerti kegalauan itu dalam dirimu. Rahasia menemukan kehebatanmu ada di sini. So, jangan putus asa dulu! Buku ini akan memantik api seManga, Manhua & Manhwat dalam meraih kesuksesan dalam langkahmu.
Dulu, 365 hari silam, seorang perempuan yang terjerat dalam dongeng-dongeng lelaki berhati malaikat merelakan dirinya tenggelam di Sungai Lematang. Baginya, pertemuan mereka di Cigar Longue hanyalah solilokui luka. Dia tak menyesal, tapi juga tak sanggup melewati hujan yang turun begitu lama. Akan ada pelangi usai hujan, itu andai-andai yang dia dengar sejak kecil dari neneknya, juga laki-laki yang mengaku malaikat itu. Dia menunggu, bilakah pelangi itu muncul? Atau menjelang tahun berganti baru? Dia akhirnya berhenti menunggu ketika musim demi musim hanya menurunkan kabut Di dalam kereta yang membawanya memburu pelangi, dia teringat dengan wajah ibunya. Lalu dongeng ibunya tentang sebatang pohon yang tumbuh di belakang rumah membuat kaca-kaca di matanya pecah. Hujan luruh bersama kenangan akan ketupat dan tumis kangkung buatan ibunya dan cerita Bi Mar tentang laki-laki yang membuat hati perempuan itu lebam kian membuat dadanya sesak. Ah, matanya semakin lembap. Kenapa selalu ada kesedihan dalam perpisahan? tanyanya. Sebelum dia menjawab, sebuah dongeng sudah mengutuk dirinya menjadi sepasang mata sayu yang bercerita.
Hidup tampak lurus dan jernih bagi Ziya, sampai akhirnya gempa-tsunami menyapu Palu dengan paksa. Tiga anggota keluarganya hilang. Di pengungsian, ibunya tenggelam dalam diam yang sukar ditembus, dan tanpa pembela terkuatnya, Ziya harus menghadapi pelecehan seksual dan stigma buruk dari banyak orang. Bencana itu, bagi Ziya, juga bagi perempuan lainnya, bukan sekadar hilangnya sanak dan hilangnya rumah. Bencana itu punya lapis-lapis yang lebih dalam: buyarnya orientasi yang disusul oleh lunturnya kesadaran akan eksistensi diri. Dengan segala puing yang tersisa pada dirinya, Ziya naik ke atas perahu, menyambut lautan, mencari tempat tenang bagi ruh dan dagingnya. * Seri Novela Katastrofe adalah kisah-kisah bertema kebencanaan di Indonesia yang dikurasi dalam Sayembara Novela Basabasi 2022. Di dalam kisah-kisah ini, manusia dalam bencana tidak melulu dilabeli sebagai “yang terdampak”. Mereka bergerak pula sebagai “yang berdampak”, “yang ingin memahami”, dan terutama sebagai “yang ingin menerima”.
Soe Hok Gie, putra asli Renah Kemumu, dengan sengaja menebang pohon di kawasan larangan. Ia kemudian diusir dan dilupakan. Di tanah perantauan, ia membalas Renah Kemumu dengan bantuan materiil, terutama ketika gempa membelah kampung halamannya itu. Kepada kekasihnya, Soe juga berkisah tentang bencana-bencana di tempat lain, yang mematahkan sekaligus mempersatukan manusia. Kisah-kisah itu adalah penghiburan terakhir, terutama bagi warga Renah Kemumu yang tak pernah mengenali "Hamba Allah" yang selama ini membantu mereka. Sosok Soe Hok Gie Amaludin, selain membeberkan sisi-sisi paling tragis dan sentimentil dalam bencana, menguji ingatan kita tentang bencana-bencana yang terjadi di Indonesia dan dunia. Banyak sisi yang belum kita pahami, dan akar persoalannya sangat mungkin lahir sejak mula kita memilih sudut pandang. * Seri Novela Katastrofe adalah kisah-kisah bertema kebencanaan di Indonesia yang dikurasi dalam Sayembara Novela Basabasi 2022. Di dalam kisah-kisah ini, manusia dalam bencana tidak melulu dilabeli sebagai “yang terdampak”. Mereka bergerak pula sebagai “yang berdampak”, “yang ingin memahami”, dan terutama sebagai “yang ingin menerima”.
Berisi kumpulan cerpen dan puisi pilihan yang telah dimuat di www.simalaba.com. Seluruhnya merupakan karya-karya terpilih dari penulis keren.