You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku "Pembangunan Pertanian Berkelanjutan" mengupas tantangan sektor pertanian akibat perubahan iklim dan strategi mengatasinya. Buku ini membahas dasar-dasar pertanian berkelanjutan, intensifikasi penggunaan lahan sesuai daya dukung, serta peran GIS dalam pertanian. Keanekaragaman hayati dan layanan lingkungan yang mendukung produksi tanaman dieksplorasi, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Praktik agroforestri di Indonesia dijelaskan sebagai solusi integrasi pohon dan tanaman pertanian yang meningkatkan produktivitas lahan dan menjaga lingkungan. Selain itu, buku ini menyoroti perbedaan budaya masyarakat lokal serta kebijakan pemerintah yang mendukung keberlanjutan pertanian. Dengan menyatukan prinsip-prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan, buku ini menjadi referensi penting bagi akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam upaya mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan dan produktif di masa depan. Buku ini memberikan panduan praktis dan komprehensif untuk mencapai keberlanjutan, menjadikannya bacaan wajib bagi mereka yang peduli terhadap masa depan pertanian.
Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kehidupannya, dalam hal ini masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhannya (termasuk pangan) tanpa mengurangi prospek generasi masa depan (Capra, 2002). Pangan adalah merupakan kebutuhan mendasar bagi umat manusia suatu bangsa. Dalam mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu (Ariani et al, 2002). Isu penting di tingkat global adalah ketersediaan pangan global, sedangkan ketersediaan pangan tergantung pada produksi pangan dan stok pada suatu waktu tertentu (Carlett et al, 2013). Pangan sebagai bagian dari hak azasi manusia (HAM) mengandung arti bahwa negara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pangan warganya.
Knowing nothing of Singapore in the 1990s, a young Englishman, Neil Humphreys, arrives in the land of “air-conned” shopping centres and Lee Kuan Yew. From the aunties in the hawker centres to expats dressed as bananas, from Singlish to kiasuism, and from Singaporeans at home to Singaporeans abroad, Humphreys explores all aspects of Singaporean life, taking in the sights, dissecting the culture and illuminating each place and person with his perceptive and witty observations. Written by someone who is at once both insider and outsider, the book is a wonderfully funny and disarmingly honest portrait of Singapore and its people. That was the original synopsis. And a cult classic was born. F...
Pangan merupakan kebutuhan esensial dan komoditas paling strategis dalam kehidupan manusia, pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hak azasi manusia. Ketahanan pangan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Untuk mencapai hal tersebut perlu diselenggarakan suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan, baik pihak yang memproduksi maupun yang mengkonsumsi. Sistem pangan tersebut antara lain mencakup sub sistem ketersedian, distribusi, dan konsumsi.
Indonesia merupakan sebuah negara agraris sehingga pembangunan sektor pertanian memegang peran penting di dalam mengsejahterakan masyarakat. Revitalisasi sektor pertanian pada dasarnya adalah menempatkan kembali arti pentingnya sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual, baik di perdesaan maupun perkotaan. Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia yaitu (1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
An all-in-one collection of Neil Humphrey’s trilogy: Notes from an even Smaller Island, Scribbles from the Same Island and Final Notes from a Great Island. In 2003, his second book, Scribbles from the Same Island, a compilation of his popular humour columns in WEEKEND TODAY, was launched in Singapore and Malaysia and also became an immediate best-seller. In 2006, Final Notes from a Great Island: A Farewell Tour of Singapore completed the trilogy. The book went straight to No.1 and decided to stay there for a few months. Having run out of ways to squeeze ‘island’ into a book title, Humphreys moved to Geelong, Australia. He now writes for several magazines and newspapers in Singapore and Australia and spends his weekends happily looking for echidnas and platypuses. But he still really misses roti prata.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya atas telah terselenggaranya Seminar Nasional PERSEPSI KOMDA SULSELBAR yang bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin di Kota Makassar. Tema seminar nasional adalah “Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Penguatan Agribisnis Berbasis UMKM”. Seminar Nasional ini bertujuan saling berbagi informasi para akademisi, praktisi dan peneliti serta menyebarluaskan hasil-hasil penelitian untuk menambah wawasan dalam ruang lingkup agribisnis dan UMKM. Diharapkan memberikan manfaat dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang agribisnis; berkontribusi kepada pemerintah dalam memberikan pemikiran ...
Pangan telah menjadi kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti sandang, papan dan pendidikan. Pengadaan pangan merupakan persoalan yang serius dengan melihat perkembangan jumlah penduduk Indonesia. Data Badan Pusat Statistika (2017) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2 persen per tahun. Pada tahun 2013 jumlah penduduk telah mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Kondisi ini berdampak pada semakin tingginya konsumsi pangan, yang harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan agar ketahanan pangan nasional dapat berkelanjutan.
Pangan merupakan salah satu hak dasar manusia mengandung makna yaitu negara memiliki kewajiban dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi rakyatnya. tersedianya produksi menjadi penting dalam upaya pemenuhan pangan, khususnya produksi domestik, karena ketahanan pangan menjadi salah satu unsur pokok dari stabilitas negara (Meskhia 2016). Hal ini agar upaya pemenuhan kebutuhan pangan tidak menjadikan impor sebagai prioritas utama. Dalam memenuhi kebutuhan pangan lewat impor, akan sangat rentan secara politik dan ekonomi bagi suatu negara (Boucekkine, et al. 2016)