You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
The process of post-tsunami recovery and reconstruction in Aceh will take considerable time and is not easy. This book is an attempt at providing helpful background information on Acehnese history, politics and culture, which would benefit expatriate aid workers as well as foreign and domestic scholars in their dealings with the people of Aceh. It is written by specialists of Indonesian and Acehnese studies from a number of countries, together with Acehnese scholars. As the region was not accessible for decades, this book represents in many aspects a new, pioneering endeavour in Acehnese studies. The chapters cover many important aspects of history, such as the female Sultanahs of Aceh, Acehs Turkish connection and the Dutch Colonial War in Aceh. The main emphasis of the book is on relevant contemporary developments in the economy, politics, Islam, and the media, as well as painting, music, and literature.
What does it mean to be Malay in the 21st century? Especially in a country like Malaysia where identity politics is questioned on an almost daily basis, and policed by the state. 16 years later after the publication of I Am Muslim, Dina Zaman returns to write a memoir, writing about what it means to be Malay, and Muslim in the 21st century. The writer embarked on Malayland during the Covid pandemic, to understand the anger and frustrations of her fellow ethnic Malays who were fighting against (imagined) enemies and a new world order impacted by a virus that killed over seven million people globally. She grew up in a Malaysia that was seething with anger, bubbling underneath the many nightclu...
Menghimpun sajak-sajak dari para penulis di nusantara ini bukan sekadar upaya seni, melainkan merupakan suatu usaha untuk merangkum kebhinekaan suara di suatu sudut bumi Tuhan ini. Para penulis yang berada di dalam buku ini berasal dari pelbagai daerah dan wilayah nusantara atau alam Melayu. Mereka penghuni dari pelbagai daerah dan pulau yang didatangi oleh kolonialis yang mencari rempah dan hasil bumi seperti bijih timah sejak ratusan tahun yang lalu dari Portugal, Inggris, Belanda,dan Spanyol. Kita menghadirkan suara penyair Aceh, Kuala Lumpur, Jakarta, Perlis, Negeri Sembilan, Bandung, Perak, Pahang, dan Tasikmalaya. Buku ini juga menampilkan sajak-sajak dari D. Zawawi Imron, penyair ...
None
On the work of Syed Ahmad Jamal, a Malaysian painter.
"...budak nakal yang berbakat untuk jadi pengarang besar, membawa fikiran-fikiran berani, hingga orang 68 tahun seperti saya pun jadi segar membaca pengakuan-pengakuannya yang bersahaja, berkata benar tentang dirinya tanpa peduli apa orang nak fikir. Kisah-kisah kelemahan dan 'kebodohan' diri pun dicerita dengan bersahaja. Segala-galanya adalah advencer yang sangat bermakna buat seorang yang sedang 'menjadi' dirinya. Tahniah Benz..," (2018) "..Benz Ali seorang anak muda yang sangat dinamik dan memperlihatkan dirinya sebagai pemikir dengan pandangan-pandangan segar yang saya rasa perlu diperhatikan. Kebetulan saya mengenalinya sejak dia sedang belajar untuk menjadi penulis dan pemikir. Mengikuti bengkel penulisan anjuran CAP-PAKSI di Titihayun, Sik, Kedah, Mei 2011. Kemudian bersama aktiviti-aktiviti seni-budaya PAKSI. Dan kemudian berpisah untuk bebas berkarya dan membina keperibadian sendiri.