You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Bagaimana situasi keislaman di Tiongkok hari ini? Benarkah menjalankan ritual keagamaan dilarang? Bagaimana perkembangan pendidikan, ekonomi, dan sains teknologi di Tiongkok? Bagaimana pula relasi antara masyarakat Indonesia dan Tiongkok saat ini? Santri Indonesia di Tiongkok berisi kumpulan tulisan dari para santri yang sedang menempuh pendidikan tingkat sarjana hingga doktoral di berbagai universitas di Tiongkok. Mereka mengulas fenomena keislaman hari ini, kesejarahan dan akulturasi Islam dan China berdasarkan pengalaman dan latar belakang studi mereka yang beragam. “Umat muslim Indonesia, dalam hal ini para cendekiawan NU di Tiongkok, adalah motor inklusivisme dalam membangun hubungan antarumat manusia (habluminannas) yang dalam dan bersahabat. Ini adalah inti dari ijtihad keilmuan yang disarikan dalam buku ini. Sumbangan pemikiran dalam buku ini adalah kontribusi besar dalam hubungan dua negara dan masyarakat muslim Indonesia dan Tiongkok yang sejatinya seiring sejalan tapi sering dilupakan.” Iwan Santosa (Jurnalis Kompas, penulis kajian hubungan sejarah dan akulturasi Indonesia dan Tiongkok)
Richard Bulliet's timely account provides the essential background for understanding the contemporary resurgence of Muslim activism around the globe. Why, asks Bulliet, did Islam become so rooted in the social structure of the Middle East and North Africa, as well as in those parts of Asia and Africa to which it spread after the tenth century? In assessing the historical evolution of Islamic society, Bulliet abandons the historian's typical habit of viewing Islamic history "from the center", that is, focusing on the rise and fall of imperial dynasties. Instead, he examines the question of how and why Islam became - and continues to be - so rooted in the social structure of the vast majority ...
This is a complete update of the best-selling undergraduate textbook on Electronic Commerce (EC). New to this 4th Edition is the addition of material on Social Commerce (two chapters); a new tutorial on the major EC support technologies, including cloud computing, RFID, and EDI; ten new learning outcomes; and video exercises added to most chapters. Wherever appropriate, material on Social Commerce has been added to existing chapters. Supplementary material includes an Instructor’s Manual; Test Bank questions for each chapter; Powerpoint Lecture Notes; and a Companion Website that includes EC support technologies as well as online files. The book is organized into 12 chapters grouped into 6...
This volume brings together new scholarship by Indonesian and non-Indonesian scholars on Indonesia’s cultural history from 1950-1965. During the new nation’s first decade and a half, Indonesia’s links with the world and its sense of nationhood were vigorously negotiated on the cultural front. Indonesia used cultural networks of the time, including those of the Cold War, to announce itself on the world stage. International links, post-colonial aspirations and nationalistic fervour interacted to produce a thriving cultural and intellectual life at home. Essays discuss the exchange of artists, intellectuals, writing and ideas between Indonesia and various countries; the development of cultural networks; and ways these networks interacted with and influenced cultural expression and discourse in Indonesia. With contributions by Keith Foulcher, Liesbeth Dolk, Hairus Salim HS, Tony Day, Budiawan, Maya H.T. Liem, Jennifer Lindsay, Els Bogaerts, Melani Budianta, Choirotun Chisaan, I Nyoman Darma Putra, Barbara Hatley, Marije Plomp, Irawati Durban Ardjo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri and Michael Bodden.
Judul : FIKIH PANDEMI BERBASIS MAQASID SYARI’AH Penulis : Tarmizi Ukuran : 14,5 x 21cm Tebal : 280 Halaman ISBN : 978-623-497-832-2 SINOPSIS Istilah fikih pandemi bukan berarti fikih ini tercerabut dari akar fikih tradisional. Fikih pandemic hanyalah salah satu bagian dari fikih yang begitu luas dalam Islam. Ia merujuk pada sumber yang sama, yaitu al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Ia juga menggunakan metodologi ushul fiqh yang sama dengan fikih pada umumnya. Hanya saja, perlu digarisbawahi fikih pandemi mempunyai sifat khusus dibandingkan dengan fikih tradisional karena ia dihadapkan pada realitas khusus sehingga didesain untuk kepentingan kemaslahatan umat ditengah kondisi darurat ...
The 1th International Conference on Islamics History and Civilization (ICON-ISHIC 2020) is organized by the Research Institutions and Community Service Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. The aims of the conference are to provide a platform to the researchers, experts, and practitioners from academia, to discover, develop and abstract the understanding of the position of Muslims in the global context; To Critically evaluate the identity of the Muslims in the Globalized World in its integration and contribution; To examine and criticise various forms of expression and articulation of Islam in its relevance in the development of society; To review the relation and significance of the discourse and practice of Islam in combating radicalism; To understand and map the danger of environmental degradation as well as further align and promote on conserving the environment; To explore and seek the reinterpretation of Gender Role in the light of Quranic Interpretation in the field of mathematics, science education and environment studies.
SALAT JUM’AT VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19
“Memimpin adalah menderita, bukan menumpuk harta.”—Haji Agus Salim Ungkapan Haji Agus Salim tersebut patut kita renungkan. Ya, ia adalah sosok karismatik dan salah satu guru bangsa di Indonesia. Keseharian yang penuh kesederhanaan tetapi bermakna istimewa, menjadikannya tokoh yang patut untuk diteladani. Selain Haji Agus Salim, masih banyak tokoh bangsa yang patut kita jadikan panutan. Misalnya, Soekarno yang hidup sederhana dan makan seadanya, Mohammad Hatta yang tidak mampu membeli sepatu Bally hingga akhir hayat, atau Mohammad Natsir yang memakai jas tambal dan selalu mengayuh sepeda ontel ke kontrakannya. Ingin tahu kebiasaan sederhana, unik, dan penuh kearifan para guru bangsa lainnya? Segera temukan jawabannya dalam buku ini! Sellingpoint: Kebiasaan Sehari-hari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Jenderal Sudirman, Siauw Giok Tjhan, Johannes Latuharhary, dll.
Perkembangan semakin pesat terutama di bidang teknologi menjadi tantangan bagi masyarakat untuk turut mengembangkan kemampuan berteknologi. Ditambah lagi suasana pandemi yang melarang adanya kontak fisik dan pembatasan sosial, menjadi dorongan untuk semakin memperbarui ide dan kemampuan berteknologi. Berbagai kegiatan dialihkan secara daring dengan memanfaatkan teknologi agar tetap bisa terhubung. Seiring perkembangan teknologi di dunia pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Perubahan ini terjadi disebabkan karena bencana wabah yang terjadi, COVID-19, sehingga sistem pembelajaran tidak lagi efektif. Maka hadirnya buku ini dengan memberikan solusi jitu terkait dunia pendidikan dan diharapkan pembaca mampu menggerakkan sistem pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya pada masa pendemi.