You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Aku paling senang kalau ditempatkan di kusen jendela. Jika sore turun hujan, aku bisa dengan puas memandangi air yang jatuh dari balik jendela, sampai habis. Seperti saat ini, aku duduk di kusen jendela kamar, sesekali mendengar suara guntur di kejauhan dan gemeresik daun yang diterpa air hujan. Tiba-tiba sepasang tangan mungil meraih dan memelukku. Ah, rupanya Risa, nonaku yang berusia sepuluh tahun itu. Sekarang, apalagi yang akan diceritakannya? “Suky! Suky, hari ini saya senang sekali! Kami pergi menonton sirkus. Aku, Romy, Ayah, dan Ibu. Wah, asyik sekali di sana! Aku melihat gajah, harimau, kuda, ada badut juga, akrobat dan pertunjukan sulap! Sayang, ya, Suky tidak ikut. Habis, hanya ada empat karcis. Lain kali, aku akan meminta Ayah supaya Suky bisa ikut,” kata Risa dengan berbinar-binar.
Buku ini adalah gabungan dua buku kumpulan cerpen saya yang terdahulu. Dua buku tersebut sudah tidak dicetak lagi, sementara itu masih ada beberapa kawan yang ingin membacanya maka saya membukukan keduanya menjadi dwilogi ini. Selain lebih simpel menjadi hanya satu buku saja, harganya pun tentu lebih mahal. Kisah-kisah di dalam buku ini kebanyakan adalah curhatan dari beberapa teman. Bahkan ada nama yang benar-benar saya gunakan dalam setiap cerpennya. Ada satu cerpen yang saya rombak karena di buku pertamanya saya melakukan kesalahan fatal, meski sejauh ini tidak ada pembaca yang ngeh bahkan di acara bedah buku pada tahun 2019 lalu, namun saya sangat terganggu dengan kesalahan itu. Beberapa cerita juga saya perbaiki lagi kalimat-kalimatnya agar lebih logis. Selain itu saya juga menyisipkan dua cerpen baru sebagai bonus untuk mereka yang telah mengoleksi dua buku saya yang terdahulu. Terima kasih kepada semua pembaca karena sudah bertahan hingga sejauh ini mengikuti karya-karya saya, memberi testimoni dan selalu mendukung dengan membeli buku saya. -Alexandreia Wibawa
Meskipun peran pilihan hukum dalam hubungan kontrak internasional sangat penting, penerapannya di berbagai negara masih berbeda. Banyak negara yang mengakui dan memberlakukan pilihan hukum, namun ada pula negara yang tetap menentangnya. Keengganan menegakkan pilihan hukum masih menjadi hambatan yang menantang dalam hubungan komersial lintas batas. Keadaan seperti ini dialami oleh beberapa negara, termasuk Indonesia. Buku ini tidak hanya mengungkap alasan keengganan Indonesia dan kurangnya kemajuan dalam pilihan hukum, namun juga mengkaji kemungkinan solusi atas permasalahan tersebut. Berdasarkan penelitian doktrinal yang mendalam, didukung oleh wawancara kualitatif, penelitian ini sangat lay...
Set in an imagined town outside Tokyo, Clarissa Goenawan's dark, spellbinding literary debut follows a young man's path to self-discovery in the wake of his sister's murder. Ren Ishida has nearly completed his graduate degree at Keio University when he receives news of his sister's violent death. Keiko was stabbed one rainy night on her way home, and there are no leads. Ren heads to Akakawa to conclude his sister's affairs, failing to understand why she chose to turn her back on the family and Tokyo for this desolate place years ago. But then Ren is offered Keiko's newly vacant teaching position at a prestigious local school and her bizarre former arrangement of free lodging at a wealthy pol...
Integrating literature in education, especially in language learning, is indispensable. Not only that literature enables students to gain competence in a particular area of knowledge, it also nurtures their compassion and conscience, developing them into whole human beings. To embrace this vision, a book that can facilitate students' learning is needed. This book is designed to assist both teachers and students of Introduction to Literature course to enhance their literary skills as well as their soft skills.
For the past half century, the Indonesian military has depicted the 1965-66 killings, which resulted in the murder of approximately one million unarmed civilians, as the outcome of a spontaneous uprising. This formulation not only denied military agency behind the killings, it also denied that the killings could ever be understood as a centralised, nation-wide campaign. Using documents from the former Indonesian Intelligence Agency’s archives in Banda Aceh this book shatters the Indonesian government’s official propaganda account of the mass killings and proves the military’s agency behind those events. This book tells the story of the 3,000 pages of top-secret documents that comprise ...
An accessible, transregional exploration of how Islam and Asia have shaped each other's histories, societies and cultures from the seventh century to today.