You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Cinta, sebuah kata yang banyak orang mendefinisikan. Dengan cinta, orang bisa menjadi lebih baik, bisa juga terjerumus. Dibutuhkan konsep yang tentu Islam telah merumuskannya melalui ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah, juga teladan salaf soleh. Cinta yang dilabuhkan di pantai hati seseorang kemudian diikat dalam sebuah akad nikah yang sah menjadi impian banyak orang. Namun pernikahan dalam Islam tidak semata tentang cinta. Dalam pernikahan ada janji, amanah, komitmen, dan tanggung jawab yang bernilai ibadah. Cinta tidak selamanya identik dengan kata indah dan manis. Terkadang, bahkan seringkali dibumbui dengan perjuangan yang dapat meneteskan peluh dan air mata. Butuh energi yang tidak lain adalah menguatkan hubungan dengan yang Maha Kasih agar dapat meniti jalan dengan kesabaran yang panjang dan tak berbatas. Justru cinta seperti ini akan melahirkan kebahagiaan abadi. Pembahasan tentang cinta berupa narasi adalah salah satu cara yang renyah untuk dikonsumsi berbagai kalangan. Apalagi diangkat dari pengalaman hidup.
Salahku memang, memaksa pernikahan tanpa hati. Kukira cinta itu akan tumbuh seiring ribuan hari yang kita lewati. Hari yang sulam dengan cinta dan bakti. Kusangka cinta untuknya telah mati. Namun, ternyata aku salah, karena rupanya kau ingin aku berjuang lagi dan lagi. Atau mungkin berhenti. Mampukah aku bertahan?
Membangun sebuah pandangan yang jernih tentang peran dan identitas seorang Muslimah adalah sebuah perjalanan yang berharga. Dalam buku ini, penulis mengajak pembaca untuk mengeksplorasi arti sejati dari menjadi seorang Muslimah idaman, bukan sekadar memimpikan status atau pujian dari dunia luar. Dengan cermat, penulis membuka jendela ke dalam kehidupan dan prinsip-prinsip yang membentuk karakter sejati seorang Muslimah. Mulai dari hubungan dengan Allah hingga hubungan dengan sesama, buku ini mengajak pembaca untuk memahami nilai-nilai, prinsip, dan tindakan yang membawa kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati. Dengan pandangan yang memperkaya dan inspiratif, "Menjadi Muslimah Idaman, Bukan yang Mengidam-idamkan" adalah panduan yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin menjalani kehidupan sejati sebagai seorang Muslimah. Selamat membaca!
From 2006 to 2015, Stephen Harper charted a new course for Canada’s foreign policy, turning away from multilateralism and refusing to “go along to get along” on the world stage. Justin Trudeau, in only his first few months in power, used his personal celebrity to rebrand Canada as a more sympathetic country in an attempt to swing the pendulum back to something more familiar. However, navigating Canada’s path forward in the world will take more than “sunny ways.” Chronicling Canada’s journey under these two prime ministers of the early twenty-first century, Swingback examines the ways the country’s relationships with the United Nations, Israel, Iran, and Russia changed under H...
None
This is not an ordinary book by any standard, and simply going through its table of contents will tell you why. The author takes you on a journey to the 6th Century A.D. where events and incidents of this book started, meticulously detailing life in the Arabian Peninsula during the period of time that preceded the birth of the Prophet of Islam, Muhammed. Then he details the struggle of the Prophet and his followers to survive in the most hostile environment and among the most ruthless people. After that, he gives you an idea about unfortunate events that followed Muhammed’s demise and how those who were the closest people to him during his lifetime betrayed him and his message thereafter, ...
Reviews the biography of the Prophet (pbuh) and tracks the places honored by his visits, the battles he fought, and the expeditions and envoys he directed. This atlas gives the Seerah in a brief form, and includes maps, diagrams and photographs to show the places and directions of various events that took place in the life of Prophet degree (S).
REGARDING: Women, Life and Freedom. Farideh Moradkhani, a niece of Iran's Supreme Leader Ali Khamenei and an outspoken critic of the Islamic Republic, has been sentenced to three years in prison, her lawyer said. Moradkhani was arrested after she declared her support for the ongoing anti-regime protests in Iran and called on the international community to cut ties with Tehran. Moradkhani's lawyer, Mohammad Hossein Aghasi, said on Twitter that his client was initially sentenced to 15 years in prison. Aghasi said Moradkhani was tried by Iran's Special Clerical Court - a court independent of the country's judiciary. The court is tasked with prosecuting clerics and answers only to the supreme le...