You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Groundbreaking and inspiring, this book offers a comprehensive and up-to-date overview of Asian feminist biblical criticism. It is a gift to the Asian churches and to the theological community. I highly recommend it to all who search for biblical insights to empower women and men to work for justice. --- Kwok Pui-lan, Dean’s Professor of Systematic Theology at Candler School of Theology, Emory University This is a superb collection of the different approaches of feminist biblical scholars in Asia. I found it invigorating and thought-provoking to learn about the multiple ways in which Asian feminists made their "exodus" from Western biblical studies to interpret this foundational text in their own unique contexts. --- Gale A. Yee, Nancy W. King Professor of Biblical Studies Emerita, Episcopal Divinity School This collection of essays by mostly younger Asian biblical scholars is a welcome addition to a small but growing body of Asian feminist studies. The diversity of perspectives, methodologies and creative interpretations makes it an ideal introductory text for anyone wishing to learn more about Asian feminism. --- Simon Chan, Editor, Asia Journal of Theology
Sudah lama Alkitab dan penafsirannya sangat bersifat androsentris dan mengedepankan kepentingan kaum laki-laki yang menafsirnya karena memang hanya laki-laki yang diperbolehkan membaca dan menafsirkannya. Karena itu tidak heran apabila hal berteologi juga menjadi hak kaum laki-laki, yang tidak jarang menghasilkan teologi yang bersifat opresif terhadap kaum perempuan dan mereka yang lemah. Suara-suara korban, kaum perempuan yang tertindas dan tersingkirkan tidak terdengar. Sehubungan dengan hal itu kaum perempuan bangkit dan berteologi untuk memberi tempat bagi suara-suara dan pengalaman mereka dalam berefleksi teologis, sekaligus mengangkat posisi dan peran perempuan yang selama ini terlupakan. Buku ini berisi tulisan-tulisan dari kaum perempuan yang berteologi dari perspektif feminis, dengan mengangkat kisah-kisah dalam teks Alkitab, relasi lintas agama, mitologi, dan masalah-masalah ketidakadilan gender yang lain. Cara berteologi yang tidak seksis ini akan menghasilkan pembebasan dan kesederajatan antara laki-laki dan perempuan. * * *
Buku ini adalah sebuah upaya untuk mendorong terus gerak berputar (detour) diskursus teologi dari ancaman kebuntuan teologis yang selalu mengintip di depan pintu kebiasaan para teolog mengolah diskursus teologi demi kepentingan teologi pada dirinya sendiri di ruang privat. Teologi kemudian menjadi semacam menara gading yang tidak lagi secara praktis menyentuh persoalan-persoalan konkret di ruang publik. Kondisi ini akhirnya pun menutup kemungkinan disentuhnya ruang privat oleh perspektif-perspektif baru di ruang publik secara multi dan lintas disipliner.
Kekerasan seksual menjadi isu hangat baru-baru ini. Korban yang mengalami kekerasan seksual bukan hanya menyebabkan luka fisik, namun juga batin yang dapat menimbulkan trauma. Penyebab umum munculnya kekerasan seksual yaitu kesenjangan akan peran dan fungsi gender. Berbagai solusi sudah ditawarkan, mulai dari diri sendiri, masyarakat maupun peran pemerintah. Kekerasan seksual kian merebak seiring berkembangnya teknologi. Kebijakan-kebijakan mengenai kekerasan seksual berbasis online pun sudah diatur dalam Undang-Undang. Namun, apa yang menyebabkan kekerasan seksual masih berkembang? Bagaimana peran generasi muda mengatasinya?
Buku ini beranjak dari kesadaran untuk memosisikan lingkungan sebagai rekan sekerja dan bukan suatu objek untuk diekploitasi. Buku ini menceritakan suatu kesadaran dan spirit yang sama untuk mengampanyekan pertobatan secara ekologis. Pendekatan multidisipliner dipilih oleh buku ini dalam semangat untuk menciptakan keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungan. Para penulis dalam buku ini menawarkan berbagai pendekatan yang sifatnya monodispliner, interdisipliner, maupun multidisipliner. Pertama, ada penulis yang berusaha berdialog dengan beberapa pemikiran teolog dan para ahli dalam bidang lain tentang isu ekologis. Kedua, ada juga penulis yang mencoba untuk memperlihatkan kondisi di sekitar kita dan jalan-jalan yang dapat ditempuh untuk mengembangkan spiritualitas ekologis, baik dari segi etnografi, ecofeminism, dan sebagainya. Ketiga, penulis lain menelusuri film dan pasar saham sebagai space yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kesadaran ekologis.
Der Band vereinigt die Erträge des Symposiums "Perspektiven Feministischer Theologie und Gender Studies", das die Augustana-Hochschule im Frühjahr 2021 zu Ehren der langjährigen Inhaberin der Professur für Feministische Theologie und Gender Studies, Prof. Dr. Renate Jost, veranstaltet hat. Darüber hinaus verdeutlichen die Beiträge vieler Weg- und Forschungsgefährtinnen und -gefährten die vielfältigen Facetten feministischer Theologie und verweisen auf die ökumenische Weite, internationale Vernetzung, Rezeption und Aktualität feministischer Forschung und Lehre, die gerade für zukünftige Generationen relevant sind und wichtig bleiben werden.
PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI. Tema ini dipilih dengan harapan dapat menambah wawasan / pemahaman bagi gereja (terkhusus GKI di lingkup SW Jateng) atas pergumulan mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab mengacu pada kata-kata Yesus dalam Matius 5 : 32 dan 19 : 9.
Buku ini berisi 55 kisah hidu penulis dan renungan yang berkesan bagi penulis. Dari setiap kisah hidup yang disampaikan penulis, ada nilai-nilai rohani yang dipetik dan bermanfaat bagi pembaca
Seit Immanuel Kants Religionsschrift von 1793 wurden immer wieder philosophische Christologien ausgearbeitet. Hegel und Schelling haben im 19. Jahrhundert prominente Konzeptionen vorgelegt. In den Debatten des 20. Jahrhunderts trat diese Thematik in der Philosophie in den Hintergrund, ohne vollends zu verschwinden. Was unterscheidet eine philosophische Christologie von einer theologischen und welchen Erkenntnisgewinn bringt jene gegenüber dieser? Ohne Christologie kann es keine christliche Dogmatik und keine christliche Religion geben. Sie haben allein durch ihren Bezug auf Jesus Christus Bestand. Mit ihren Darstellungen belegen die Beiträgerinnen und Beiträger des Bandes, dass es keine e...