You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Nila Tanzil, perempuan yang sebelumnya menghabiskan waktunya dalam dunia korporasi, kini dikenal sebagai pendiri Taman Bacaan Pelangi—yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan anak di 17 pulau di Indonesia Timur, memberikan akses lebih dari 200.000 buku cerita untuk lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di pelosok. Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya menjadi apa yang dia sebut, The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita dengan sangat lepas, hangat, tetapi mampu menggelitik sisi “generous” dalam diri, mengingatkan kita pada tulisan-tulisan Ajahn Bram dan Gobind Vashdev. Melalui kisah-kisah berbalut gurau yang ia tuliskan, Nila ingin meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi bisa diubah menjadi sebuah lifestyle. She wants to encourage us believe that the art of giving back is contagious, addictive, and powerful.
This is an open access book. This proceeding consists of research presented in ICOSI UMY, on 20-21 July 2022 at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. The conference covers the topic of governance, international relations, law, education, humanities, and social sciences. The COVID-19 pandemic first time that occurred in 2019, has brought many changes that constrain all countries to adapt quickly. The crisis has shown vulnerabilities and gaps in several primary systems, including healthcare, social protection, education, value chains, production networks, financial markets, and the ecosystem. One of the efforts that each country can take to rise from the COVID-19 pandemic is through strengtheni...
InCEESS is an international conference hosted by Pelita Bangsa University. This conference is arranged to become an annual conference making room for scholars and practitioners in the area of Engineering, ICT, Management, and all research in Social Science and Humanities to share their thoughts, knowledge, and recent researches in the field of study (https://inceess.pelitabangsa.ac.id/).
The goal of this edited book is to share the research ideas of English language Education students in relation to ELT themes, theories, methods, and contexts. This book is a collection of nineteen selected student papers that went through several peer editings, lecturer consultations, and an online undergraduate conference. Each paper has been well prepared by the author, as they checked for less possibility of double publication; thus, the responsibility for the papers' originality is solely held by each author.
"Kalian orang-orang tolol yang percaya pada mimpi." Mimpi itu memberitahunya bahwa ia akan memperoleh seorang kekasih. Dalam mimpinya, si kekasih tinggal di kota kecil bernama Pangandaran. Setiap sore, lelaki yang akan menjadi kekasihnya sering berlari di sepanjang pantai ditemani seekor anjing kampung. Ia bisa melihat dadanya yang telanjang, gelap, dan basah oleh keringat, berkilauan memantulkan cahaya matahari. Setiap kali ia terbangun dari mimpi itu, ia selalu tersenyum. Jelas ia sudah jatuh cinta kepada lelaki itu. [Mizan, Bentang, Novel, Sastra, Mimpi, Roman, Indonesia]
SINOPSIS/BLURB : Kepulangan Aidan Ivanova Adhibrata ke Indonesia ternyata bukan hanya untuk menjadi CEO Auto Maxmillian, perusahaan otomotif besar yang didirikan Zlatco Ivanovic, ayahnya, yang merupakan seorang pengusana di Rusia dan kini tengah mengembangkan produk dan usahanya di Indonesia. Sebuah rencana pernikahan telah disusun kedua orang tuanya dan yang lebih mengejutkan, ada campur tangan Sultan Mataram yang kini tengah berkuasa untuk kesepakatan pernikahan tersebut. Menjadi buruan Klan Bolshevik di saat dirinya kecil hingga remaja, kehilangan Sergei, pengawal pribadi yang disayangi dan dicintainya, membuat Aidan gamang. Dia tak ingin lagi hidup sebagai seorang pangeran, baik dari Klan Romanov ataupun Dinasti Mataram. Di mana pun juga, kekuasaan, harta, takhta dan wanita selalu membuat siapa pun berada dalam kubangan darah perebutan kekuasaan. Tentu Aidan tak ingin mengorbankan kebebasan yang telah diraihnya untuk terkurung kembali di balik tembok istana yang mengekangnya. Akankah dia kembali menjelajah belantara, ataukah memilih istana? Dengan kehadiran seorang wanita yang begitu cantik nan memikat. Mampukah Aidan mengabaikan Ardiningrum dan lebih memilih kebebasannya?
Aku dititipi perjuangan bersama engkau semua, anak-anak dan cucu-cucuku. Perjuangan yang meskipun engkau dikepung oleh kegelapan, tetapi engkau tetap sanggup menerbitkan cahaya dari dalam dirimu. Meskipun terbata-bata di jalanan yang sangat terjal, engkau tetap mampu menata kuda-kuda langkahmu sehingga keterjalan jalan itu bergabung ke dalam harmoni tangguhnya langkah-langkahmu. Bahkan, sekalipun engkau ditimpa, ditindih, dihajar, dan seakan-akan dihancurkan oleh beribu beban dan permasalahan, engkau justru menjadi anak-anak cucu-cucuku yang mengubah jalanan itu menjadi rata bagi semua orang. Maka, melalui tulisan-tulisan ini, kutitipkan hutan belantara pemikiranku kepadamu. Seri Daur merupakan catatan harian Emha Ainun Nadjib yang ditulis sepanjang 2016. Tulisan-tulisan dalam buku ini bertujuan untuk mengajak para pembaca melakukan dekonstruksi pemahaman nilai, pola komunikasi, metode perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi masalah masyarakat. [Mizan, Bentang Pustaka, Sosial, Budaya, Indonesia] Spesial Bentang Emha
Sejak hadir kali pertama pada 1844, The Count of Monte Cristo telah dialih rupa ke ratusan film, drama, dan opera. Bagi Alexandre Dumas sendiri, novel ini bukan sekadar kisah biasa. Melalui sosok Dantes, Dumas ingin menceritakan ayahnya, seorang jenderal besar Prancis yang nasibnya berakhir pahit. Namun, kisah Dante adalah juga kisah kita, yang terus mencari keadilan di sepanjang hidup yang penuh kekecewaan. Terpuruk dalam dinginnya dinding penjara bawah tanah yang gelap, Dantes bagai menghitung hari. Ulah satu komplotan jahat telah menghancurkan hidup kapten kapal pemberani itu. Tak ada lagi kapal megah beserta awak yang siap melayaninya. Ayahnya menanti ajal dalam kemiskinan tanpa kehadirannya. Wanita yang dicintainya pun turut dirampas. Masih layakkah dia berharap pada hidup? Namun, hidup yang dia benci masih menyimpan kejutan. Secuil harapan muncul justru dari sosok tak terduga: seorang pria renta yang sekarat. Dari tubuh rapuhnya, terlontar sebuah rahasia yang bisa membuat Dantes keluar dari tempat terkutuk itu; lebih dari itu, balas dendam! Mata bayar mata, gigi bayar gigi.
Karya antologi kaya inspirasi dari para emak hebat dari seluruh daerah di Indonesia.