You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tak pernah terpikir oleh Miss Polly Harrington bahwa hidupnya yang selama ini teratur dan penuh ketenangan akan ditingkahi kehadiran seorang gadis cilik. Gadis itu adalah keponakannya sendiri, POLLYANNA, yang dirawatnya karena sudah menjadi yatim piatu. Pollyanna sosok yang ceria dan dengan cepat membuat orang-orang di sekitarnya senang. Ia menularkan kepada mereka suatu permainan ‘Sukacita’, sehingga siapa saja tidak menghabiskan waktu dengan mengeluh atau bermuram durja. Menurut Pollyanna, pasti ada sesuatu yang menyenangkan dalam kondisi apa pun. Tetapi suatu ketika, Pollyanna mengalami kecelakaan dan terancam lumpuh seumur hidup. Masih bisakah ia bergembira dan bersukacita dengan keadaannya ? [Orange Books, Noura Books, Novel, Indonesia]
“Menyebalkan!” kata Priscilla. “Keterlaluan!” kata Conny. “Kurang ajar!” kata Patty. “Beraninya mereka memisahkan kita setelah tiga tahun kita bersama-sama...” “Dan rasanya kita tidak terlalu nakal tahun kemarin. Banyak gadis lain yang mendapat lebih banyak nilai pelanggaran.” “Kenakalan kita memang agak mencolok saja,” Patty mengakui. “Tapi kita berkelakuan sangat baik selama tiga minggu terakhir,” sergah Conny. *** Ya, Patty dan kedua sahabatnya Connie Wilder dan Priscilla memang memiliki reputasi sebagai gadis-gadis yang bandel di asrama SMA St. Ursula, AS. Tapi uniknya, mereka juga adalah gadis-gadis yang cerdas. Setelah beberapa tahun bersama, Miss Lord—gur...
“Oh, Ruth, aku ingin memberimu satu dosis Pollyanna!” “Aku tidak menginginkannya, Della, aku bukan pasienmu yang perlu diberi obat….” “Pollyanna bukan obat, Sayangku, meskipun beberapa orang bilang dia sejenis penambah tenaga. Banyak orang mempraktikkan permainan sukacita yang dilakukannya.” “Permainan sukacita? Sungguh tak lazim!” *** Pollyanna beranjak dewasa, tapi perangainya tak berubah. Ia masih berusaha mempraktikkan permainan sukacita setiap saat. Ia menghadirkan keceriaan di rumah sahabat barunya, Mrs. Ruth Carew, yang dirundung duka akibat kehilangan keponakannya. Namun, masih dapatkah Pollyanna melihat sisi menggembirakan dalam hidup ketika pamannya yang baik hati, Dr. Chilton, meninggal dunia dan perekonomian keluarganya merosot? Mampukah ia menopang dan menghibur Bibi Polly, yang kembali menjadi pemuram dan menarik diri dalam kesedihan? Keberadaan Jimmy Bean, Jamie, dan Sadie di sekitar Pollyanna juga menghadirkan beragam warna dalam hidup gadis itu. Lika-liku persahabatan, keluarga, dan romantika cinta. [Lingkar Pena, Orange Books, Novel, Percintaan, Indonesia]
Tak peduli apa kata dunia, Fadli, The Crown Prince of Kusharyawan Megah Grup tetap nekat menikah dengan the commoner Dayana a.k.a. Dea. Padahal cinta mereka tadinya justru berawal dari ‘permusuhan’ di wall Facebook. Berbagai peristiwa menguji pernikahan muda mereka, mulai dari kedatangan mantan-mantan pacar sang pangeran, permasalahan tiga anak mereka yang bukan darah daging Dea, hingga isu ‘status gelap’ Fadli di masa lalu. Semuanya membuat Dea nyaris lelah bertahan. Di saat-saat tertekan itulah, muncul seorang Chandra Wibawa, cinta pertama Dea saat masih SMA. Ia seorang lelaki kharismatik yang paling tulus dan pengertian yang pernah dikenal Dea. Mengetahui si jenius Chandra masih sendiri, Dea pun berusaha menjodohkannya dengan Tita, salah satu sahabatnya di Geng Tikus Pengerat yang juga seorang ‘hantu Facebook’. Akan tetapi, badai tak kunjung mereda di dalam rumah tangga Fadli dan Dea. Misteri dan tanya menjadi tumpang tindih. Apakah cinta lama akan bersemi kembali? Menjadi his Queen Fabiola lagi di hati Chandra? Sekuel Facebook on Love yang segar, tapi juga mengaduk emosi. [Mizan, Lingkar Pena, Romansa, Novel, Dewasa. Indonesia]
When Patty Went to College is Jean Webster's first novel, published in 1903. It is a humorous look at life in an all-girls college at the turn of the 20th century. Patty Wyatt, the protagonist of this story is a bright, fun loving, imperturbable girl who does not like to conform. The book describes her many escapades on campus during her senior year at college. Patty enjoys life on campus and uses her energies in playing pranks and for the entertainment of herself and her friends. An intelligent girl, she uses creative methods to study only as much as she feels necessary. Patty is, however, a believer in causes and a champion of the weak. She goes out of her way to help a homesick freshman O...
None
None
None
None
None