You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai. Luas Kabupaten Banyuasin 11.875 km2 di mana terdapat beberapa suku yang menetap di kabupaten ini, antara lain Jawa, Madura, Bugis, Bali dan Penduduk asli Banyuasin (Melayu). Batas Wilayah Banyuasin mengelilingi 2/3 wilayah kota Palembang, sehingga Banyuasin dapat dikatakan sebagai wilayah penyangga ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Pakaian bagi orang Melayu selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga menonjolkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Pakaian tradisional merupakan suatu hasil budaya dan simbol yang menandai perkembangan dan akulturasi dari daerah yang memiliki ciri khas tersendiri dan merupakan identitas dan karakter budaya dari suatu kelompok daerah tersebut. Pakaian tradisional adalah suatu pakaian daerah yang telah dipakai secara turun temurun yang merupakan salah satu identitas dan dapat dibanggakan oleh sebagian besar pendukung kebudayaan. Pakaian setiap daerah menunjukkan ciri dari satu ...
Buku ini merupakan hasil survei pendataaan kuliner yang ada di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2017 yang lalu, baik menggunakan data primer maupun data sekunder. Namun, perlu dicatat bahwa belum semua aneka ragam kuliner yang ada di Banyuasin masuk ke dalam buku ini. Masih perlu survei pendalaman lebih lanjut untuk mengumpulkan data kuliner tersebut secara maksimal. Data primer didapatkan dari para informan/narasumber yakni para tetua masyarakat, tokoh masyarakat, ibu-ibu rumah tangga dan teko/panggung yang ada di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuasin. Buku Direktori ini berisi data warisan budaya takbenda yang berupa warisan kuliner yang ada di Kabupaten Banyuasin. Oleh sebab itu...
This is an experimental study which is aimed to see whether or not there was a significant difference in vocabulary achievement between the pupils who were taught by using scaffolding technique and those who were taught by using conventional technique. For this purpose, a non equivalent control group design was used. The population was the fifth grade pupils at SD Negeri 1 Sembawa Banyuasin III in the academic year of 2009/2010. The total number of population was 47 pupils. The sample involved in this study was all pupils in the population. The pupils were grouped into two: the experimental group and the control group. The experimental group consisted of 24 pupils participated in the 10-week...
Buku “Eksplorasi Makna Simbolik Kuliner Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan" ini muncul dari keinginan untuk meresapi serta menggali lebih dalam nilai-nilai yang melekat pada hidangan tradisional, yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banyuasin. Lebih dari sekadar buku kuliner biasa, eksplorasi makna simbolik dalam setiap hidangan menjadi fokus utama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dimensi baru kepada pembaca, mengajak pembaca menenggelamkan diri dalam makna filosofis dan kearifan yang terkandung dalam setiap sajian. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi panduan praktis tentang masakan tradisional Melayu Banyuasin tetapi juga menjadi jendela pengetahuan yang membuka wawasan tentang keberagaman dan kekayaan budaya daerah tersebut.
Kondisi Banyuasin yang terdiri dari daratan dan perairan membuat Banyuasin membutuhkan cara khusus untuk menyelesaikan kedua kondisi yang berbeda tersebut. Keadaan geografis juga mempengaruhi pembangunan di sektor pendidikan dalam rangka mewujudkan Banyuasin Cerdas. Untuk dapat membangun secara baik diperlukan data yang akurat. Salah satu data yang diperoleh dan dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang digunakan sebagai alat untuk mengambil berbagai keputusan di bidang pendidikan adalah Dapodik. Di sisi lain Dapodik merupakan data mentah yang masih cukup rumit untuk dipahami, dan hanya orang tertentu yang memahaminya. Di samping itu, diperlukan waktu yang cukup lama untuk da...
Dari data yang dikeluarkan oleh BPS, terlihat dalam tujuh tahun terakhir angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin masih berkisar 11%. Memang dalam tiga tahun terakhir terjadi tren penurunan, meskipun angkanya tidak terlalu besar. Dari data yang ada jika dibandingkan dengan berbagai program yang telah digelontorkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin terlihat bahwa program pemberantasan kemiskinan belum menunjukan tanda-tanda keberhasilan. Pemerintah Kabupaten Banyuasin bersama-sama dengan dinas terkait juga telah berusaha keras untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut, tetapi hasil tetap belum maksimal. Untuk itu, perlu ada solusi ...
Kemiskinan adalah asalah mendasar yang dihadapi setiap daerah, terlebih negara berkembang seperti Indonesia. Banyak faktor yang semakin memperkuat fenomena kemiskinan, diantaranya meliputi tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, dan pengangguran. Melalui buku ini akan terlihat secara jelas bagaimana tingkat pendidikan yang dicerminkan oleh rata-rata lama sekolah, pendapatan per kapita, dan pengangguran tiap daerah di Kepulauan Nias dari tahun ke tahun. Dalam buku ini, penulis menjelaskan adanya signifikasi masalah-masalah tersebut dengan kemiskinan yang masih terus ada di Kepulauan Nias. Masalah kemiskinan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti kriminalitas, ekonomi, dan kesehatan apabila tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah. Oleh karena itu, dengan adanya buku ini diharapkan akan menambah pemahaman mengenai kemiskinan suatu daerah dan menjadi masukan terhadap pihak-pihak yang berwenang untuk mengentaskan kemiskinan.
Selain mencoba menggali lebih dalam tentang gagasan pembangunan berkelanjutan, utamanya tentang implementasinya di daerah, buku Membangun Kemajuan, Memupuk Kebersamaan: PELAJARAN MENGEMBANGKAN AKSI TAPAK BERKOLABORASI ini juga memaparkan berbagai proses menginisiasi aksi-aksi kemitraan di tingkat tapak pada setiap area model yang dikembangkan KELOLA Sendang, sebagaimana dirancang dalam Master Plan Kemitraan Lanskap Sembilang-Dangku. Dari proses yang disampaikan dan diurai dalam buku ini, semoga dapat dipetik pelajaran bagi siapa pun yang membaca buku ini.
Buku ini mendiskusikan tentang proses institusionalisasi, kolaborasi multipihak, dan inovasi tata kelola ekologi di lanskap Sembilang–Dangku dalam wadah program kemitraan KELOLA Sendang (2015-2020)