You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Di satu sisi, krisis ekologis, yang berwajahkan banjir, longsor, kekeringan dan pemanasan global, menyengsarakan karena menghadirkan penderitaan bagi manusia. Di lain pihak, krisis tersebut adalah berkat karena mendorong manusia untuk berpikir dan bertanya tentang keberadaan dan kedudukannya dalam alam. Di manakah posisi dan peran manusia dalam alam? Apakah manusia adalah bagian integral dari alam dan karena itu memiliki tugas dan tanggung jawab untuk merawat dan memelihara alam atau sebaliknya terpisah dari alam dan karena itu merasa berkuasa untuk mengeksploitasi alam? Buku ini adalah upaya untuk menjawab pertanyaan ini. Berangkat dari paparan tentang ekosofi menurut Arne Naess, pemikiran ...
Bagi sebagian awam, berfilsafat tidak jarang dipandang sebagai permainan kata-kata untuk memuaskan dahaga intelektual semata. Tidaklah demikian bagi seorang filsuf. Bagi seorang filsuf, berfilsafat tidak cukup hanya untuk mengenyangkan rasa ingin tahu, tetapi untuk dihidupi dan dilakoni. Tepatnya, berfilsafat diperlukan untuk membantu manusia menemukan kebenaran, berpikir kritis dan rasional, menata relasinya dengan alam, memahami ilmu pengetahuan secara tepat, menyadari keberadaan dirinya dan perubahan sosial yang terjadi di luar dirinya, menata relasinya dengan sesama supaya berjalan dengan baik dan benar. Berfilsafat dibutuhkan juga untuk membangun peradaban manusia melalui pendidikan. Ditulis dengan gaya bahasan yang berbeda-beda dan tanpa upaya untuk menggurui, artikel-artikel dalam buku kecil ini merupakan ajakan bagi para pembaca untuk berfilsafat demi hidup dan tidak untuk kepuasan intelektual semata.
Buku ini merupakan bagian dari Seri Sejarah Provinsi MSC Indonesia yang diterbitkan dalam rangka peringatan 100 tahun MSC hadir dan berkarya di Sulawesi, yang jatuh pada tanggal 2 September 2020. Misionaris Hati Kudus pertama, Mgr. G. Vesters MSC meninggalkan biara induk di Tilburg, Belanda, menuju Sulawesi, tanggal 31 Mei 1920. Buku yang sangat sederhana, banyak kekurangan, dan amat terbatas ini ditulis berdasarkan berbagai sumber sejarah, seperti buku-buku sejarah Gereja, kronik sejarah permulaan kedatangan MSC dalam terjemahan bahasa Indonesia dari majalah Annalen yangberbahasa Belanda, dan data-data lain yang umumnya berisi tentang peristiwa dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ber...
Salib dan Paskah: betapa indahnya dua kata ini di telinga dan hati orang Kristiani. Dari sana dialami misteri keselamatan yang menyentuh kodrat dan praksis. Tak kunjung lelah orang ingin belajar darinya. Memandangnya saja sudah memberikan kekuatan, apalagi mencoba masuk ke dalam misterinya; karena salib adalah peristiwa ilahi kita akan bertemu kebijaksanaan Allah sendiri. Nyatanya, peristiwa salib menuju paskah sungguh-sungguh merupakan momen liturgis sejati, di mana rahmat bertemu dengan jawaban. Putra Allah sendiri menjadi pemeran utama. Solidaritas-Nya mengangkat kenyataan ke alam transenden. Di hadapan liturgi sejati itu puncak penderitaan jadi bermakna. Kedosaan dan keterpurukan manusia...
Pendidikan lingkungan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Masalah lingkungan merupakan salah satu masalah yang dihadapi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Masalah ini muncul karena “bumi” yang kita anggap sebagai “rumah kita” tidak nyaman lagi untuk dihuni. Mengapa? Saat ini bumi yang kita anggap sebagai rumah kita mulai tampak sebagai tempat pembuangan limbah/sampah. Salah satu penyebabnya adalah karakter manusia yang tidak ramah lingkungan. Untuk mengetahui bagaimana upaya agar bumi yang adalah rumah kita, dapat berfungsi kembali dengan baik seperti pada awal mulanya, maka buku ini adalah solusinya. Buku ini membahas Ilmu Pendidikan Lingkungan...
Kehadiran dan karya Tarekat MSC di Indonesia, khususnya di Maluku, diawali dengan tibanya dua misionaris dari Belanda, yakni Pater Mathias Neyens MSC dan Pater Hendricus Geurtjens MSC di Langgur pada tanggal 28 November 1903. Tarekat MSC mengambil alih wilayah misi ini dari para Yesuit. Dari sana, karya Tarekat MSC berkembang ke banyak wilayah Indonesia dan luar negeri. Penulis menyajikan kepada para pembaca, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, kegiatan-kegiatan pastoral dan kemasyarakatan, disertai sejumlah foto, tentang perkembangan Gereja di wilayah Maluku yang luas, yang membentuk satu keuskupan, yakni Keuskupan Amboina, dalam kurun waktu 1903–2020. Kehadiran dan karya MSC di Maluku seca...
?Without Irian Jaya [Papua], Indonesia is not complete to become the national territory of the Unitary Republic of Indonesia.? In recalling this statement of President Sukarno, her father, Megawati Sukarnoputri gave voice to the essence of the nationalists? conception of Papua?s place in Indonesia and its importance. Indonesia today confronts renewed Papuan demands for independence nearly three decades after Jakarta thought it had liberated the Papuans from the yoke of Dutch colonialism. Indonesia?s sovereignty in Papuan has been contested for much of the period since Indonesia proclaimed its independence??challenged initially by the Netherlands and since 1961 by various groups within Papuan...
What can Christianity as a tradition contribute to the struggle to secure the future well-being of the earth community? This collaborative volume explores problematic themes that contribute to ecological neglect or abuse and offer constructive insight into and responsive imperatives for ecologically just and socially responsible living.
This book approaches deep ecology as a philosophy, not as a political, social, or environmental movement.
Radical environmental groups throughout the world, militantly committed to defending the ecology, are growing in size and influence. In this country, activists engage in ecological civil disobedience and "ecotage"-- the sabotaging of equipment to prevent ecological damage-- in the struggle to preserve wilderness lands. These ecoteurs have gone beyond traditional conservation concerns to a new philosophy-- Deep Ecology, or biocentrism-- that calls into question not only the wisdom, but the legitimacy of humanity's domination of nature. In "Green Rage", Christopher Manes has written a brilliant defense of radical environmentalism, challenging the ethics of modern industrial society and asserting the right of the natural world to blossom, evolve, and exist for its own sake.