You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The conference proceedings provided a setting for discussing recent development in a wide variety of topics and areas including social science and humanities. The theme of the 3rd International Conference on Social Science, Humanity and Public Health (ICoSHIP 2022) was “Recover Together, Recover Stronger: Increasing Resiliency and Stability in The Fields of Social Sciences, Humanities, and Public Health”. All of the papers have been checked through rigorous reviews and processes to meet the requirements of the publication and maintain the quality.
Buku kumpulan esai yang berisi perenungan orang-orang yang menyiasati kondisi pandemi COVID 19.
Saat ini Anda berada di gerbang pemikiran saya. Ketika Anda memutuskan untuk membaca buku ini, pada saat itu juga Anda akan mulai menyelami cara saya memaknai sebuah konsep epistemologi yang sangat menarik: Pengetahuan Personal (Personal Knowledge) menurut Michael Polanyi. Pada saat ini juga, asumsi saya, Anda akan mulai menemukan kenyamanan sekaligus tantangan untuk memahami gagasan Michael Polanyi ini.
Berpisah Kita Berjuang, Bersama Kita Memukul TAN MALAKA “Bahwa atas dasar kekuatan sendiri, dengan cara kita sendiri, pada suatu tempo, di suatu tempat, kita akan dapat berjabatan tangan sebagai Negara Murba Merdeka dengan Negara Murba Merdeka.”
Kandungan data dalam prosa liris ini sangat minim dan terseleksi, sehingga tak mungkin bisa memotret kehidupan seorang seniman besar seperti Ono Soemarsomo Gaffur. Sekalipun demikian prosa liris ini berharapan dapat menyampaikan hal-hal positip yang terkandung dalam sebuah perjuangan hidup manusia dan mengajak merenungi warna-warni kehidupan.
Buku ini merupakan kumpulan esai kebudayaan yang ditulis pada kisaran tahun 1952-1955 oleh Pramoedya Ananta Toer, Hamka, Armijn Pane, dan Haris Djohan. Sebagian esai kami lekatkan kembali dari lembar-lembar Almanak Seni tahun 1957 yang disusun oleh Badan Musjawarat Kebudajaan Nasional pada tahun 1956, serta dari Majalah Kebudayaan Indonesia di kisaran tahun 1952. Tema esai yang terkumpul dalam buku ini secara umum berkenaan dengan kondisi sastra dan paham ke-Indonesia-an pada masa itu
bab-bab yang sedikit banyak terhubung secara longgar sebagai berikut ini yang berkenan dengan tempat pemandian Jalatunda pada Mulanya dimaksud sebagai bagian dari suatu monograf komprehensif tentang monumen tersebut, yang akan disusun penulis yang sekarang ini, dan sejauh yang menyangkut bagian arsitekturnya, oleh inspektur Badan Arkeologi di Hindia Timur Belanda, B. de Haan. Sayangnya, kematiannya yang terlalu awal di tahun 1990, diikuti dengan depresi ekonomi, yang praktis berekorkan suatu pembubaran komplit dari badan arkeologi tersebut, menyebabkan terhalanginya pelaksanaan rencana ini sampai bertahun-tahun.
Buku Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila:Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) (Kumpulan Makalah Call for Papers Kongres Pancasila VII) berisi kumpulan makalah peserta Kongres Pancasila VII yang diselenggarakan tanggal 31 Juni - 1 Mei 2015 di Yogyakarta atas kerjasama Pusat Studi Pancasila UGM dengan Universitas Mulawarman. Makalah-makalah tersebut memuat paparan dengan tema "Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila:Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T)" dengan sub tema 1). Kedaulatan Politik: Penguatan Ideologi Pancasila di Kawasan 3T, 2). Kedaulatan Ekonomi: Penguata...
Saat ini kita sering mendengar kata "filsafat" hingga dalam ke-tidak-sibuk-an kita muncul pertanyaan, "Apakah filsafat itu?" Biasanya, sesaat setelah mendengarkan orang menjelaskan perihal definisi filsafat maka kita akan menanggapinya dengan pertanyaan atau pernyataan seperti: “Apa maksud dari mencintai kebijaksanaan?”, “Apa tujuan dari definisi itu?”, ”Apa pentingnya mencintai kebijaksanaan?” atau “Mengapa ada ilmu serumit ini?” Hal demikian menjadi pertanyaan klasik yang sering kali didengar dari orang-orang yang masih asing terhadap filsafat
Kongres Pancasila IV ini merupakan rangkaian dan kesinambungan dari Kongres Pancasila sebelumnya, yaitu Kongres Pancasila I tgl 1 Juni 2009 di Yogyakarta; Kongres Pancasila II tgl. 1 Juni 2010 di Denpasar; dan Kongres Pancasila III tgl.1 Juni 2011 di Surabaya. Dari tiga kali Kongres Pancasila tersebut telah banyak dihasilkan rumusan-rumusan deklarasi yang sangat berkualitas dan bermakna. Atas dasar hasil-hasil yang telah dicapai dari Kongres Pancasila sebelumnya itu, maka pada Kongres Pancasila IV kali ini dipilih dan ditetapkan tema “Strategi Pelembagaan Nilai-nilai Pancasila dalam Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia”. Tema ini dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai beriku...