You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Pemberlakuan kebijakan seperti 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) adalah bukti bahwa Pandemi ini masih terus menghantui kita, entah sampai kapan. Resistensi masyarakat untuk tetap bisa ‘hidup’ diera Pandemi ini terus bergejolak dan mengalami dinamika. Pun demikian dengan pemangku kebijakan, dari mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Segala tata aturan mengenai hajat hidup orang banyak terpaksa harus dikelola dengan penuh kehatia- hatian, mengenyampingkan kepentingan politis demi keberlangsungan hidup masyarakat. Terutama masyarakat arus bawah. Benar-benar ruwet. Dan sejak dua puluh tahun terakhir, kita tidak pernah m...
MADRASATUL QUR AN TIMES diterbitkan oleh Pondok Pesantren Madrasatul Qur an Tebuireng Jombang sebagai media kajian Al Qur an dan Pendidikan. Terbit tiga bulan sekali. Majalah MQ Times menerima tulisan para akademisi, praktisi, tokoh agama, budayawan, sastrawan dan santri untuk rubrik OPINI, CERPEN, dan PUISI. Dikirim melalui surat ke alamat kantor redaksi MQ Times, Gedung Lantai Dasar SMP Al Furqon MQ atau melalui email yang tertera di bawah. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi. Redaksi berhak menyunting dan melakukan editing tanpa menghilangkan substansi tulisan. Tulisan yang dimuat akan diberikan penghargaan.
Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk pula mengatur adab dan akhlak mulia kepada sesama manusia. Diantara akhlak islami yang mulia yang menghiasi diri kaum muslimin dan terhitung sebagai bukti atau kensekuensi persaudaraan sejati yaitu berjabat tangan ketika berjumpa. Saat bertemu dengan seseorang, kita telah terbiasa menyapanya dengan berjabat tangan atau bahkan berpelukan. Tentunya dengan tetap pada koridor syariah Islam. Tidak beberapa lama lagi kita akan melaksanakan ibadah puasa yang diakhiri dengan hari raya Idul Fitri. Pada moment ini, biasanya berjabat tangan itu seakan sudah menjadi kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Namun penyeba...
Tahun ini, 76 tahun tepatnya kita mendaku sebagai negara yang bebas dari penjajah. 24 tahun lagi dari sekarang, tepatnya pada tahun 2045. Banyak yang percaya bahwa pada 100 tahun kemerdekaan kita itu, kita akan mencapai kejayaan. Saat itu juga kita akan memperoleh bonus demografi dimana masyarakat kita akan dipenuhi orang muda yanh produktif. Tapi menyambut 100 tahun kemerdekaan itu tentu bukan dengan berpangku tangan. Kita perlu memikirkan kembali dalam perjalanan 3/4 abad ini, apakah kita sudah benar-benar merdeka? Sayangnya mendefinisikan kata merdeka memang tidak mudah. Merdeka bukan hanya sekedar bebas dari penjajah. Kemerdekaan adalah dimana kita bebas menentukan pilihan untuk menyongsong masa depan kita sendiri. Bukan merdeka jika kita masih tidak bebas memilih. Bukan merdeka kalau segala keputusan kita sebagai bangsa masih dipengaruhi tekanan sana-sini. Sebab itu kita layak mempertanyakan kembali sudah semerdeka apa kita saat ini.
MADRASATUL QUR AN TIMES diterbitkan oleh Pondok Pesantren Madrasatul Qur an Tebuireng Jombang sebagai media kajian Al Qur an dan Pendidikan. Terbit tiga bulan sekali. Majalah MQ Times menerima tulisan para akademisi, praktisi, tokoh agama, budayawan, sastrawan dan santri untuk rubrik OPINI, CERPEN, dan PUISI. Dikirim melalui surat ke alamat kantor redaksi MQ Times, Gedung Lantai Dasar SMP Al Furqon MQ atau melalui email yang tertera di bawah. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi. Redaksi berhak menyunting dan melakukan editing tanpa menghilangkan substansi tulisan. Tulisan yang dimuat akan diberikan penghargaan
MADRASATUL QUR AN TIMES diterbitkan oleh Pondok Pesantren Madrasatul Qur an Tebuireng Jombang sebagai media kajian Al Qur an dan Pendidikan. Terbit tiga bulan sekali. Majalah MQ Times menerima tulisan para akademisi, praktisi, tokoh agama, budayawan, sastrawan dan santri untuk rubrik OPINI, CERPEN, dan PUISI. Dikirim melalui surat ke alamat kantor redaksi MQ Times, Gedung Lantai Dasar SMP Al Furqon MQ atau melalui email yang tertera di bawah. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi. Redaksi berhak menyunting dan melakukan editing tanpa menghilangkan substansi tulisan. Tulisan yang dimuat akan diberikan penghargaan
MENYEMAI RASA PEDULI Oleh : Saifudin, S.Pd.I Kepedulian adalah sifat yang sangat mulia dan perlu ditanamkan dalam diri setiap individu. Dalam kesempatan ini, kami, Redaksi MQ Times ingin menyampaikan salam dengan tema menumbuhkan kepedulian kepada semua pembaca. Kami percaya bahwa menumbuhkan kepedulian dimulai dari diri sendiri. Dengan lebih peka terhadap keadaan sekitar, kita dapat memahami kondisi dan kebutuhan orang lain. Hal ini dapat memicu rasa empati dalam diri kita dan memotivasi untuk memberikan bantuan dan dukungan. Kami juga ingin mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan masalah sosial yang ada di sekitar. Masih banyak banyak orang yang membutuhkan bantuan dan perhatian, sepert...
Santri Pancasilais? Relevankah? sebuah pengantar Jika merujuk pada catatan sejarah pra maupun pasca kemerdekaan Indonesia, lagi-lagi peran ulama ti- dak bisa diremehkan begitu saja dalam proses masa-masa genting tersebut. Pada akhirnya, ini akan menjadi klausul wajib bagi santri terkait pandangannya terhadap Negara. Determinasi ideologi kaum santri terhadap hubbul wathan minal iman adalah impect nyata bahwa Indonesia—dengan segala keruwet- annya—adalah tanah air yang harus dipertahankan, dari bentuk segala pen- jajahan apapun. inilah yang kemudian hari Indonesia mendapatkan ruangnya sendiri dalam hati kaum santri, terle- pas dari ruwet dan silang sengkarut- nya kondisi negeri ini. Lihatl...
SANTRI MENYIKAPI RESESI Oleh: Nurul laily Ni’mah, S.Pd Belakangan ini, tak asing di telinga kita dengan istilah “Resesi”. Terlebih dengan adanya pertemuan G20 kemarin yang membahas salah satunya isu mengenai resesi. Jadi apa itu resesi? Bagi sebagian orang yang paham perekonomian makro, resesi adalah masalah yang cukup penting. Resesi bisa mempengaruhi banyak sendi-sendi kehidupan sebuah negara. Namun demikian, bagi sebagian orang awam resesi itu seperti dongeng yang digunakan oleh orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka berhati-hati. Tapi apakah benar demikian? Apakah orang-orang awam tidak perlu mengetahui apa itu resesi? Lalu, bagaimana santri menyikapi resesi? Apakah ben...