You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This book is entitled “The Journey of Shifting a Way of Thinking” because the preparation of this book has a meaning that is centered on shifting ways of thinking, especially in viewing the reality of accounting science. Interestingly, this book raises several thoughts of Indonesian figures and provides space for exploration of Indonesian culture. In addition, this book will be a record of the develop-ment of accounting science thinking that is based on Nationalism. This book is entitled “The Journey of Shifting a Way of Thinking” because the preparation of this book has a meaning that is centered on shifting ways of thinking, especially in viewing the reality of accounting science. Interestingly, this book raises several thoughts of Indonesian figures and provides space for exploration of Indonesian culture. In addition, this book will be a record of the develop-ment of accounting science thinking that is based on Nationalism.
Netnografi bukan hanya berkenaan participation observation, tetapi juga menelusuri aktivitas media sosial, communication, serta connection yang muncul secara online di antara mereka. Netnografi ingin menelisik konteks yang lebih dalam pada makna (meaning than on precision), yaitu makna yang sebenarnya dari balik konteks mengapa sesuatu terjadi di dunia maya. Misalnya, seseorang melakukan posting di sosial media, komunikasi yang terjadi, interaksi, aktivitas dan semua pergerakan yang ada di dunia internet. Bukan hanya misal berapa kali sebuah theme atau posting atau hastag berdampak pada isu yang berkembang kemudian, tetapi lebih penting lagi adalah Siapa (Who) dan Mengapa (How) terlebih pada “the whole story”.
Sebagai bagian dari pertanggungjawaban intelektual, maka selayaknya dan menjadi kewajiban dari kami yang tergabung di FORDEBI untuk mengedepankan janji kemerdekaan sesuai Pembukaan UUD 1945, dalam formula keilmuan yang dapat dirasakan secara konkret dalam bentuk gagasan turunan kebijakan strategis, kesejahteraan berkeadilan sosial berketuhanan yang kami namakan Semesta Sejahtera Semesta Sejahtera yang telah kami tuliskan ini merupakan konsep dan gagasan bergerak. Artinya, konsep dan gagasan tidak berhenti pada titik tertentu, tetapi akan terus mengalami revisi dan perubahan sesuai dengan praksis yang akan dilakukan dalam waktu dekat maupun perkembangan gagasan yang berkembang kemudian. Perjuangan memang masih panjang, tetapi dengan keyakinan yang ditunjang dengan sumber daya keilmuan dan keimanan, kami berdoa dan berharap semoga apa yang kami ikhtiarkan selalu dalam kerangka ketundukan sekaligus aksi untuk membangun peradaban yang lebih baik. Insya Allah.
Membahas Akuntansi Pertanian, bagi akademisi akuntan dan mungkin praktisi akuntan adalah sesuatu yang sedikit “janggal”. Hal ini menjadi wajar karena akuntansi sebagaimana yang ditengarai oleh penulis sudah terjebak dalam kepentingan pasar. Tentu keberanian penulis untuk mengangkat isu akuntansi pertanian perlu diacungi jempol mengingat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) hanya baru-baru ini mengadopsi International Accounting Standards No. 41 (“Agriculture”) ke dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.69 tentang Agrikultur yang berlaku efektif 31 Desember 2018. Ini merupakan hal yang ironis, apalagi Indonesia adalah negara pertanian. Bukankah seharusnya akuntansi pertanian menjadi fokus pengembangan untuk standar akuntansi Indonesia, jika memang kita peduli pada bangsa sendiri? Penasaran? Baca lebih lanjut di versi cetaknya. Dapatkan di penerbit.urup.or.id
Buku saku ini adalah seri pertama yang menjelaskan tafsir surat Al Ashr. Bapak Dr. Aji Dedi Mulawarman sebagai salah satu penggerak Aktivis Peneleh memberikan gambaran bagaimana Al Quran memandu kita memandang waktu dan realitas.
Islam sebagai rahmatan lil’alamin telah mengajarkan bahwa Tuhan merupakan pusat kehidupan, yang oleh karenanya maka akuntan harus menjadikan orientasi utamanya. Dalam kerangka demikian semestinya disiplin akuntansi dapat menjadi media pengorientasian akuntan ini. Namun sayangnya akuntansi, termasuk di dalamnya akuntansi Islam, yang berkembang atau dikembangkan saat ini masih bersifat sekuler atau setidaknya merefleksikan sifat sekuler berdasarkan nilai-nilai kapitalisme yang menempatkan pemodal sebagai pusat kuasa dalam berakuntansi. Buku ini dihadirkan untuk memberikan wacana berbeda dengan melakukan dekonstruksi ideologi sehingga dapat menempatkan Tuhan sebagai pusat kuasa akuntansi.
Buku ini bisa dikatakan kontroversial. Aji Dedi Mulawarman mengangkat suatu bentuk perikatan bisnis yang sangat Islami yaitu Syirkah dengan menelusuri pemaknaannya dari ulama Jawa, khususnya dari kitab Al Ibriz karya KH. Bisri Mustofa. Pembaca akan dikagetkan dengan pemikiran Aji Dedi Mulawarman saat hal ini dikaitkan dengan pilar Saka Tatal di Masjid Demak dan mata angin khususnya Timur Laut. Timur Laut adalah kata kunci dari Kaidah Syirkah - menguatkan pondasi kerjasama berkesucian. Buku ini menunjukkan betapa dahsyatnya ulama Nusantara memahami Islam, dan menghidupkan Islam dalam sendi budaya.
Buku ini (yang sebenarnya merupakan tesis dari pe-nulis ketika menyelesaikan kuliah magister sains akuntan-si minat akuntansi syari'ah) adalah salah satu bentuk tang-gung jawab peradaban untuk melakukan Islamisasi Pe-ngetahuan di bidang akuntansi yang harus terus digu-lirkan. Islamisasi pengetahuan di bidang akuntansi, yang biasanya disebut dengan Akuntansi Syari'ah atau Akun-tansi Islam telah lebih dari tiga puluh tahun dilakukan. Gagasan dan wacana filosofis teoretis akuntansi syari'ah telah banyak dihasilkan, saatnya membangun bentuk konkret akuntansi syari'ah dalam bentuk teknologinya, yaitu laporan keuangan syari'ah. Laporan keuangan syari'-ah yang bukan hanya melakukan foto kopi akuntansi konvensional dan melakukan “tip-ex sana-sini' dan kemu-dian “menempel tulisan yang bernuansa syari'ah'. Tetapi Laporan keuangan syari'ah yang memang diturunkan dari Nilai-nilai Islam (Islamic Values) dan sesuai tujuan syari'ah (magasid syari'ah).
"antologi sajak! Tangis Darah Petani, Tebu, dan Gula” ini merupakan kumpulan sajak dari berbagai kontributor pada lomba puisi tentang gula untuk sebuah seminar hasil penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tanggal 10 Desember 2015. Tercetusnya kumpulan karya ini pada awalnya dipicu oleh empat dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Dr. Bambang Hariadi, Dr. Aji Dedi Mulawarman, Dr. Ari Kamayanti, dan Virginia Nur Rahmanti MSA) dan 10 mahasiswa S1 dan S2 bersama melakukan penelitian tentang akuntansi tebu, sebagai program hibah penelitian. Selama lebih dari empat bulan, mereka melibatkan diri dengan para buruh tani, petani, koperasi, dan Pabrik Gula di Bululawang Malang Selatan, dan Sidoarjo untuk menemukan bahwa realitas gula ternyata tidak selalu manis. Hasil penelitian tersebut telah dibukukan secara terpisah di “Gula untuk Rakyat: Nestapa Petani Tebu dalam Kuasa Neoliberal”, sebuah buku ber ISBN terbitan Yayasan Rumah Peneleh.