You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
It is now forty years since this book was written, twenty since it was translated into English, and twelve since the translation was first published. The issues that had caused the author so much concern at the time have become, without exception, all the more pressing today. The need to convey the Islamic concept of Tawhid to the world at large in clear unequivocal terms has been and shall remain a Muslim's first duty. Now that there is renewed worldwide attention towards Islam, it has become even more urgent to convey its core concept, without which there is no religion: The Oneness of God. Key to the Garden is an elaborate exposition of Prophet Muhammad (s) teaching that the inner life must pass through three stages: affirmation of faith with the tongue, then the mind, and finally the heart. The Muslim Testimony of Faith, that there is no deity save God, is at once the essence and the highest principle of Islam. This book is a demonstration, by one of the greatest recipients of the Prophet's heritage of knowledge, of how the whole spectrum of Islamic thought and worship unfolds naturally from these few words.
“Buku atau memoar semacam ini, mungkin hendak mengajak pembaca menengok kembali proses kultural yang natural dan nurtural. Proses di mana perbedaan (setajam apa pun) tidak menjadi ancaman, bahkan jadi dasar kekuatan, dari kesatuan. Pantas bila buku ini kita sambut dengan kelapangan kepala dan hati.” —Radhar Panca Dahana Budayawan “Melalui narasi-narasi kecil yang ditulis dalam buku ini, kita dibantu untuk bisa lebih mengerti dampak peristiwa-peristiwa besar yang berlangsung di tingkat nasional—misalnya pendudukan Jepang, tragedi 1965, relasi antaretnis, atau otoritarianisme Orde Baru—pada masyarakat di tingkat yang paling lokal. Dengan kata lain, melalui kisah-kisah kecil yang tertuang dalam buku ini, kita dibantu untuk bisa lebih memahami narasi-narasi besar tentang dinamika dan sejarah bangsa ini.” —Baskara T. Wardaya SJ, Ph.D. Penduduk Purwodadi/Grobogan yang kini bertugas di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Directory of foreign diplomatic officers in Washington.
Buku ini mengkaji tentang Fiqh Neurostorytelling, tradisi lisan pengajaran Fatḥ al-Mu‘īn di Banten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran dan pengajaran Kitab Fatḥ al-Mu‘īn di Pondok Pesantren Darul Ahkam Serang Banten dan menggali informasi pola tradisi lisan dan langkah-langkah pengajaran kitab Fatḥ al-Mu‘īn di Pondok Pesantren Darul Ahkam Serang Banten, serta menelusuri kelebihan dan kekurangannya. Penelitian ini membuktikan bahwa pengajaran kitab Fatḥ al-Mu‘īn dengan media kisah saintifik (surah/storytelling) terdapat sebuah transformasi pemaknaan teks ke dalam konteks melaluidaya imajinasi pengajar, karena setiap permasalahan dalam kitab diilustrasikan dan disususn secara kronologis menjadi sebuah cerita. Pengajaran dengan media ini akan efektif jika menggunakan pola komposisi teks, transmisi teks dan penampilan. Kisah penghantar teks dapat menguatkan daya imajinasi, dan dapat menyampaikan dengan mudah esensi teks melalui amanat cerita. Penelitian ini memunculkan istilah Kisah Saintifik Fikih (Neurostorytelling of Fikih) dalam pengajaran yang dapat diadopsi oleh kalangan pondok pesantren secara umum.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi ancaman terorisme. Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri terjadi serangan bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 200-an orang dan merusak citra Indonesia di mata internasional. Sejak saat itu, negara menyusun dan membahas regulasi antiterorisme untuk menanggulangi aksi dan serangan terorisme yang semakin kompleks di era demokratisasi. Buku ini membahas isu-isu krusial dalam pembuatan kebijakan politik antiterorisme pertama di Indonesia. termasuk ancaman terorisme global, tekanan internasional, negara lemah, pro kontra dan power interplay antar-kekuatan negara (pemerintah. DPR, masyarakat) dalam perumusan UU No. 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan terorisme. Oleh karena itu, karya ini penting dibaca para pembuat kebijakan politik. praktisi. mahasiswa, dan masyarakat yang menginginkan.
This book investigates the ways in which the war on terror has transformed the postcolonial state in Africa. Taking American intervention in Islamic education in Uganda as the entry point, the book demonstrates how state control over Islamic truth production and everyday Muslim life has increased. During the colonial period, the Muslims in Uganda were governed in two ways: partly as lesser citizens within the Christian-dominated civil sphere and partly as members of a distinct Muslim domain. In this domain, a local system of Islamic education developed with a degree of autonomy that reflected the limits of the colonial state in shaping the Muslim subject. In the subsequent postcolonial perio...
Buku ini akan memberikan bekal bagi para da'i yang terkadang memposisikan diri sebagai mufti, sehingga terhindar dari kesalahan metodologis dalam menjawab pesoalan hukum yang diajukan umat, berdasarkan kaidah istinbath yang valid sebagaimana dilakukan MUI, NU, Muhammadiyah, dan Persis. Para da'i yang memerankan tugas mufti, bertanggung jawab (dunia akhirat) terhadap fatwa yang ditetapkan. Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber pertama hukum Islam mengandung pengertian yang mendalam, bahwa al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber hukum. Penggunaan sumber lain harus sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan tidak boleh menyalahi ketentuan yang telah ditetapkannya. Oleh karena itu jika seseorang ingin menemukan dan menentukan hukum dalam suatu kejadian, tindakan pertama yang dilakukan adalah melakukan penelusuran, penelitian, dan pengkajian terhadap ayat-ayat al-Qur’an untuk mencari jawaban kongkret sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi.
This book explores the political and ideological motivations behind the formation of the Nahdlatul Ulama-affiliated political party, and Abdurrahman Wahid's rise to the Presidency of Indonesia after having led NU for 15 years away from formal politics. It sheds light on the complex and historical rivalries within Islam in Indonesia, and how those relationships inform and explain political alliances and manoeuvres in contemporary Indonesia.