You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Psikologi pendidikan merupakan kajian psikologi yang diterapkan dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran termasuk segala sesuatu yang terlibat dalam proses pembelajaran, upaya memaksimalkan proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional, kelembagaan, dan instruksional pendidikan. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian psikologi pendidikan. Pengertian dan Pengertian Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal kata) Psikologi Pendidikan dapat diuraikan dalam dua kata, yaitu “Psikologi” dan “Pendidikan”. Secara etimologis psikologi yang pertama merupakan istilah hasil terjemahan bahasa Indonesia dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris “Psychology”.
Pengembangan instrument merupakan pembahasan yang menarik, dibutuhkan kreativitas dan daya analisis yang tajam untuk dapat menyusun instrument yang tepat. Masalah tumbuh kembang anak memiliki masalah yang banyak dan layak untuk di kaji, para peneliti sangat membutuhkan data-data seperti kajian pendahuluan atau data untuk mengukur dan mengaitkannya dengan variable lainnya. Secara umum tumbuh kembang anak memiliki pola tertentu yang sama, namun pada beberapa anak terjadi kendala pada salah satu aspek atau secara keseluruhan aspek perkembangannya (Setyani & Handayani, 2023). (Meutia, 2019)
Paradigma keilmuan Jabalul Hikmah bukan hanya jargon, ini sebuah pijakan dan langkah taktis mewujudkan keindahan dan keselarasan hidup. Untuk itu, paradigma pembelajaran disertakan dan dijadikan pranata. Paradigma pembelajaran, sebagaimana dalam Panduan Akademik UIN Saizu, sangat penting, jangan sampai kerangka Jabalul Hikmah hampa dan teralienasi karena tidak diimplementasikan dengan baik. Identitas kultural (cultural identity) menjadi titik pusat determinasi dalam paradigma pembelajaran yang diberlakukan di UIN Saizu Purwokerto. Dalam hal ini, paradigma pembelajarannya adalah paradigma pembelajaran profetik. Paradigma pembelajaran profetik bisa dijelaskan dalam konsepsi tradisi kenabian yang terus memancarkan motivasi spiritual sekaligus bergerak kreatif menjunjung tinggi antara nilai transendensi, humanisasi, dan liberasi. Koneksitas dalam paradigma pembelajaran profetik akan mampu melahirkan sebuah peradaban yang memiliki nilai-nilai ketuhanan dan kenabian, menumbuhkan nilai humanis, serta membebaskan semua individu (liberasi) dari semua hal negatif yang mengganggu kehidupan dalam konteks sosialnya.
Pendidikan adalah kunci masa depan, apalagi bagi mereka yang memerlukan pelayanan khusus dan membutuhkan bantuan untuk dapat berkembang seperti pada anak dengan gangguan autisme masa kanak-kanak atau autisme infantil yang gejalanya muncul pada usia sebelum 30 – 36 bulan atau sebelum anak berumur 3 tahun. Gejala yang timbul adalah pada kegagalan interaksi sosial dan komunikasi berhubungan dengan pola tingkah laku yang terbatas, berulang (repetisi) dan stereotipi
Secara umum penelitian menurut Cresswel terdiri atas tiga langkah, yaitu; mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan menyajikan jawaban untuk pertanyaan tersebut.Penelitian hendaknya adalah sesuatu proses yang memang kita geluti, atau boleh dikatakan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Peneliti memulai dengan sebuah pertanyaan, mengumpulkan infor-masi, dan setelah itu membentuk sebuah jawaban. Meskipun ada beberapa langkah lain yang terlihat berbeda pada tiap peneliti namun secara keseluruhan ketiga hal tersebut terlihat dalam langkah-langkah dalam sebuah penelitian. Kita dapat melihatnya dalam laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal atau publikasi lain.
Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ''Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?'' Nabi menjawab,''Kota Heraklius (Konstantinopel). (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim). “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad). Tepat 7 Abad setelah apa yang dikatakan Rosulullah SAW Kontantinopel berhasil ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al Fatih
Dakwah menjadi sebuah kebutuhan bagi umat manusia, khususnya umat Islam. Hal ini dikarena dakwah merupakan salah satu usaha dalam mengajak manusia untuk melakukan kebaikan. Melalui dakwah, umat Islam dapat membedakan mana yang baik dan buruk untuk dilakukan (Pimay, 2006: 8). Dakwah dapat juga dipahami sebagai nafas kehidupan bagi umat Islam. Hal ini dikarenakan prinsip setiap langkah dalam kehidupan, sudah semestinya diniatkan sebagai upaya atau proses berdakwah (Sucipto, 2016: 37). Jika kita melihat lebih dalam, Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan sebagai agama dakwah, yakni agama yang membawa ajaran-ajaranya untuk disampaikan kepada umat manusia. Oleh karena itu, dakwah merupakan sarana pokok bagi proses perkembangan dan kemajuan Islam itu sendiri (Basit, 2008: 1).
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat yang ditulis pada mushaf, yang turun secara mutawatir dan yang membacanya merupakan ibadah.1 Pemeliharaan Al-Qur'an pertama dimulai dengan pencatatan pada lembaran-lembaran, batu, tulang, dan kain. Kemudian Al-Qur'an mulai disusun dalam satu mushaf oleh khalifah Abu Bakar dan disempurnakan oleh Ustman bin Affan. Kemudian Al-Qur'an mulai dicetak diberbagai negara hingga sampai di tangan kita sekarang ini. Al-Qur'an yang sekarang ini adalah AlQur'an yang masih asli sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Volume 3 of International Perspectives on Inclusive Education focuses on measuring inclusive education from a range of perspectives. It is grounded upon a review of international conceptualizations of inclusive education and ways in which different systems are measuring its impact and effectiveness.