You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini merupakan hasil diskusi yang dilakukan oleh Dr. Tanri Abeng, M.B.A, bersama dengan narasumber 26 tokoh Indonesia yang dinilai sangat berpengaruh, pada acara program televisi yang diasuhnya, Managing The Nation With Tanri Abeng. Tokoh-tokoh ini, memberikan pandangannya dalam memanajemen berbagai sektor di Indonesia. Mulai dari sektor pemerintahan, lembaga dan institusi negara, sektor swasta, hingga sektor keuangan. Beberapa di antara tokoh yang menjadi narasumber tersebut adalah, Dahlan Iskan, mantan Dirut PLN, yang dengan kemampuan manajemennya yang unik, telah membuat PLN yang tadinya dijuluki Juragan Byar-Pet, meningkat performanya. Bahkan pada tahun 2011 yang lalu, PLN telah mene...
Sebagai praktisi dan pembelajar manajemen, khususnya setelah berkarya secara profesional selama setengah abad, telah sampailah saya kepada tiga renungan; Pertama. Jalan hidup saya jarang sampai kepada yang saya rencanakan. Akan tetapi, hampir seluruh jalan hidup saya selalu berujung ke tempat-tempat di mana saya dibutuhkan. Dan saya tidak menyesal (no regret). Kedua. Saya telah menyimpulkan bahwa manajemen dan manajemen sajalah yang dapat menciptakan nilai tambah bagi kemakmuran sebuah negara-bangsa. Ketiga. Organisasi, bahkan negara sekalipun, hanya akan sebaik pemimpinnya. Akan tetapi pemimpin hanya akan sebaik orang-orang yang dipilihnya dan diberdayakannya. Akhirnya saya sepakat dengan Peter F. Drucker, sahabat dan guru manajemen sejagat, bahwa sesungguhnya tidak ada negara miskin atau terbelakang. Yang ada adalah negara-negara yang tidak terkelola dengan baik (under managed) dan, saya tambahkan tidak memiliki kepemimpinan yang efektif.
Effectiveness of corporate culture applied in Bank Rakyat Indonesia, a state-owned commercial bank, to achieve high-performing bank in Indonesia.
Tak terasa, buku “Beyond The Limits” sudah lima tahun lalu Penulis luncurkan. Dalam kurun waktu lima tahun tersebut (2013-2018) sudah banyak penambahan pencapaian menyangkut Radjak Group. Pada tahun 2013 ketika buku tersebut diluncurkan, Penulis masih sepenuhnya mengelolanya. Sedangkan sekarang, giliran anak-anak Penulis yang mengelolanya karena estafet kepemimpinan grup bisnis keluarga ini sudah berjalan dengan baik. Lima tahun lalu Penulis ingin bercerita melalui buku bagaimana Penulis mengatasi hambatan dan kesulitan untuk kemudian mengubahnya menjadi peluang. Penulis percaya bahwa kehidupan itu seperti seseorang yang tengah mendaki gunung. Masing-masing orang punya jalan tempuhnya se...
Tesis utama buku: the golden rule of karma masih sangat valid dan relevan, terutama bagi elite politik di Indonesia. Buku ini selesai ditulis pada 18 Maret 2019, dan itu bertepatan dengan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Persis 53 tahun yang lalu, pengemban Supersemar, Jenderal Soeharto, mengamankan (menahan) 15 menteri kabinet terakhir Bung Karno. Setelah itu, Soeharto menjadi Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967 dan secara penuh menjadi presiden pada 1968. Setelahnya, 30 tahun kemudian, pada 20 Mei 1998, Suharto ditinggalkan oleh 15 menterinya. Ia menaiki kursi presiden dengan menahan 15 menteri, tapi kemudian ditinggalkan juga oleh 15 menterinya sendiri. Buku ini mengajak kita menarik pelajaran dari validitas karma “you will reap what you sow”; siapa menabur angin akan menuai badai, termasuk dalam konteks persaingan pilpres 2019 ini yang sudah telanjur menjadi sedemikian keras. Tidak hanya itu, di bagian akhir, buku ini juga menyajikan “Sarasehan Imajiner Bung Karno, Jenderal Soeharto, dan Prof. Sumitro”. Tentu saja, semua ini akhirnya bukan tentang penulis, tetapi tentang bagaimana penulis memaknai seluruh peristiwa dalam hidupnya
Muhammad Assad, M.Sc adalah seorang entrepreneur, pembicara internasional dan penulis buku-buku national bestseller. Assad menyelesaikan program S2 Islamic Finance di Hamad bin Khalifa University, Qatar dengan predikat summa cum-laude dan mendapat beasiswa penuh dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani. Saat ini menjadi CEO Rayyan Capital, perusahaan pengelola keuangan dan investasi global; dan Chairman NFQ Group yang fokus membuat program-Program edukatif di bidang kepemudaan. Assad saat ini juga menjadi Duta Wakaf Al-Azhar bidang hubungan Internasional. Untuk menghubungi, melalui:assad@nfqgroup.com/@MuhammadAssad.
“Bagi saya, Pak Awang Faroek Ishak adalah pemimpin yang kreatif, inovatif, gigih dan pantang menyerah. Beliau berkeinginan kuat menjadikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai wilayah yang mampu berada di setiap bagian dari kemajuan dunia dan mampu bersaing serta sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia dan wilayah lain di era globalisasi saat ini.” Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI Ketujuh 2014-2019). ”Jangan Kalimantan yang besar ini masih dipandang jadi raksasa yang tidur (the sleeping giant). Alhamdulillah, sudah tidak jadi raksasa yang tidur lagi. Dibandingkan kunjungan saya delapan tahun lalu, kini Kalimantan Timur (Kaltim) di bawah kepemimpinan Saudara Gubernur Awang Faroe...