You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Christian attitudes towards political reform, human rights, etc. in Indonesia; collection of articles.
Buku ini adalah sebuah upaya untuk mendorong terus gerak berputar (detour) diskursus teologi dari ancaman kebuntuan teologis yang selalu mengintip di depan pintu kebiasaan para teolog mengolah diskursus teologi demi kepentingan teologi pada dirinya sendiri di ruang privat. Teologi kemudian menjadi semacam menara gading yang tidak lagi secara praktis menyentuh persoalan-persoalan konkret di ruang publik. Kondisi ini akhirnya pun menutup kemungkinan disentuhnya ruang privat oleh perspektif-perspektif baru di ruang publik secara multi dan lintas disipliner.
Criticism and interpretation on Old Testament of the Bible in response to reform era in Indonesia.
Christian theology in the context of social life in Indonesia.
Aspects of Christian identity related to religious and spiritual life in anticipation of the third Millenium in Indonesia; collected articles.
Pengantar Teologi Ekologi mengangkat masalah-masalah kerusakan alam dan tugas pemeliharaan lingkungan hidup dewasa ini menjadi tema teologi. Dalam buku ini, Teologi Ekologi dibahas dengan berangkat dari teologi Kristen Protestan. Teologi ini membangun suatu spiritualitas baru - yakni “sebuah sikap yang mencintai alam”. Sebagai orang beriman yang mencintai Tuhan, dan mengingat Tuhan bisa imanen di dalam alam, mencintai alam juga menjadi satu bagian dalam penghayatan iman Kristiani. Buku ini mempresentasikan tantangan pemeliharaan lingkungan hidup seluas dunia dan di tanah air Indonesia. Teologi Ekologi dalam buku ini menguraikan tanggapan teologis Gereja-Gereja anggota WCC dan Katolik terhadap kerusakan ekologi, termasuk suatu pembahasan panjang tentang ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si’.
Taman di Eden adalah idealisasi kedamaian yang sempurna. Tempat segala keselarasan terjadi. Taman di Eden adalah gambaran kesatu-paduan manusia dengan alam dan Allahnya. Sayang kondisi itu rusak oleh dosa. Dorongan dalam diri manusia membuatnya jatuh dalam keterpisahan dengan Allah dan merusak korelasinya dengan alam. Manusia terusir dari Taman di Eden. Manusia semakin merusak keselarasan dan keseimbangan. Allah mendatangkan Air Bah. Tata dunia baru dimulai, tapi manusia tidak pernah lepas dari kecenderungan mangagungkan diri. Dengan penuh kesombongan dan keangkuhan, dengan usahanya sendiri, hendak mencapai tempat Allah. Mereka membangun menara, Babel, tapi Allah mengacaubalaukannya. Buku ini memberikan tafsir yang menarik dari detail-detail kisah Kejadian 1-11, masa sebelumnya lahirnya Bapa kaum beriman, Abraham. Hal-hal yang mungkin tidak kita perhatikan, secara jeli dikupas oleh pengarang buku ini.
Christian theology in facing the modern world.