You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
In late 1997 Indonesia's economy went into a tail-spin, culminating in social and political upheavals that saw Soeharto's resignation in May 1998, and resulting in a succession of presidents as Indonesia entered a period of democratization. These events are well known, even to casual observers, but Kees van Dijk has penned a magnificent account of Indonesia between 1997 and 2000 that fleshes out the story in rich detail and analysis. The volume itself closes as the soon to be ousted President Abdurrahman Wahid is facing two major corruption, collusion, and nepotism (korupsi, kolusi, and nepotisme or KKN) scandals and the political forces are arraying against him. The author has clearly sifte...
After Suharto gained power in Indonesia in the mid-1960s, he stayed as the country’s president for more than three decades, helped by the powerful military, hefty foreign aid and support from a coterie of cronies. A pivotal business backer for his New Order government was Liem Sioe Liong, a migrant from China, who arrived in Java in 1938. A combination of the Suharto connection, serendipity and personal charm propelled him to become the wealthiest tycoon in Southeast Asia. This is the story of how Liem built the Salim Group, a conglomerate that in its heyday controlled Indonesia’s largest non-state bank, the country’s dominant cement producer and flour mill, as well as the world’s bi...
This book explores Japanese investment in Europe and Southeast Asia, in relation to the automobile industry. In Part I the authors examine industrial organization and policy issues in Thailand, Malaysia, The Philippines and Indonesia, looking at Japanese investment and the relative policy successes and failures in these host countries. Part II looks at skill formation systems in the Japanese dominated automobile industry in Southeast Asia and in Part III the authors focus on the EU and the very different influence of Japanese investment.
The disintegration of Indonesia's New Order regime in 1998 and the fall of Soeharto put an end to the crude forms of centralised authoritarianism and economic protectionism that allowed large Chinese conglomerates to dom- inate Indonesia's private sector. Contrary to all expectations, most of the major capitalist groups, though damaged considerably by the Asian Crisis, managed to cope with the ensuing monumental political and economic changes, and now thrive again albeit within a new democratic environment. In this book Christian Chua assesses the state of capital before, during, and after the financial and political crisis of 1997/1998 and analyses the changing relationships between busines...
The Proceedings of Batusangkar International Conference VI (BIC VI), that was organized by Graduate Program of IAIN Batusangkar, was held in hybrid platform on 11-12 October 2021 with the main theme " Strengthening Life Harmony in 4.0 Era". The BIC VI conference includes several interesting topics such as Science, Technology Literacy, Engineering, Law, Economy, Education, and Religion. The participants came from various universities and practitioners with a total of 140 papers that were published in a proceedings. It is expected that this proceedings will bring contribution and insight, resulting in new knowledge, inspirations, and collaborations. We are very grateful for their participation. We hope to meet you again in the next edition BIC VII or BICoSecH VII.
Mendengar kata “birokrasi”, biasanya ingatan kita tertuju pada organisasi dengan banyak meja, layanan berpindah-pindah dari satu meja ke meja yang lain, berjenjang, hirarkis, dan identik dengan inefisiensi, lamban, boros, dan stereotip negatif lainnya. Padahal sejatinya kata Max Weber, birokrasi adalah bentuk organisasi yang penerapannya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Birokrasi diciptakan dengan maksud untuk melayani sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh organisasi dan bersifat rasional, terukur, dan melibatkan sumber daya manusia yang telah dipersiapkan untuk melayani. Oscar Wilde mengartikan birokrasi dengan sedikit sarkastis bahwa birokrasi berkemban...
Media sosial merupakan alat yang dahsyat, baik untuk promosi kebaikan maupun pelipatgandaan kebatilan. Pilihan bebas kitalah untuk menjadi promotor kebaikan atau pembiak kejahatan. Buku ini merekam rupa-rupa renungan Penulis di media sosial tentang ekonomi, politik, agama, selingan, dan travelling, dengan sajian yang ringan dan enak dibaca. Rekaman ini merupakan contoh istimewa bagaimana memanfaatkan media sosial untuk mendiskusikan hal-hal yang penting bagi kejayaan Indonesia.
Dalam untaian khazanah perkembangan ilmu pengetahuan dunia Islam, berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat dan individu yang ada di dalamnya, telah mendapatkan perhatian yang besar. Hal tersebut dapat dilihat di dalam beberapa karya besar ilmuwan muslim yang berbicara tentang masyarakat, negara, politik, pemerintahan, dan lain sebagainya. Sayangnya, ketika disiplin yang berkaitan dengan hal tersebut berkembang dan mewujud dalam disiplin sosiologi serta menjadi semakin krusial keberadaannya dalam ranah praktis, para ilmuwan muslim kontemporer justru sedikit sekali yang dapat memberikan kontribusi signifikan yang mewarnai sosiologi kontemporer. Buku Persembahan Penerbit PrenadaMedia -Kencana-
Assalamualaikum wr.wb Peran Perguruan Tinggi Islam dari aspek pengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak saja dilihat dari kontribusi lulusannya yang bermutu dalam pengembangan ilmu-ilmu keIslaman dan ilmu-ilmu lain yang terkait, akan tetapi juga dari hasil pelaksanaan kegiatan yang relevan dengan program pengabdian kepada masyarakat. Dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir kegiatan Penelitian di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang dilaksanakan pada masing-masing Perguruan Tinggi Islam meningkat cukup signifikan. Dalam hal ini, masih ditemukan beberapa kekurangan yang memerlukan peningkatan yang lebih baik lagi, baik dari segi kualitas penelitian maupun publikasi terhadap hasil penelit...
Penduduk merupakan faktor utama dalam perencanaan, karena tidak hanya berperan sebagai objek tetapi sekaligus subjek pembangunan. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan diperlukan perkembangan penduduk yang menguntungkan dalam pembangunan, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dianggap mempunyai masalah kependudukan dengan jumlah penduduk besar disertai tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dengan kualitas dan kuantitas tidak seimbang, persebaran penduduk yang tidak merata, serta mobiltas penduduk begitu cepat. Kependudukan, dalam hal ini penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dari program pembangunan yang berbasis kependudukan. Kependudukan pada h...