You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
SEBUAH CERITA AKU, KATA DAN RASA PENULIS: Forum Imajinasi Puisi Tebal : 111 halaman ISBN : 978-623-7392-45-3 www.guepedia.com Sinopsis: Sebuah Cerita Aku, Kata Dan Rasa seperti ungkapan hati yang tak dapat ucapkan dan dituangkan dengan kata-kata dalam bentuk tulisan. Sebuah cerita tentang aku yang hanya mampu disampaikan dengan tulisan. Bibir yang enggan untuk berkata mampu menghasilkan sajak-sajak yang indah yang dapat mewakili segala isi hati yang terjadi. Menorehkan kedalam kertas kusam dengan nilai yang bermakna membuat seseorang mampu merasakannya. Rasa yang sulit terungkapkan, rasa yang selalu membuat mulut terbungkam, rasa yang selalu menyiksa bathin jika tak tersampaikan, rasa bahagia dan rindu semuanya di tuangkan dalam puisi ini.. Rasakan dan resapi lah setiap makna yang terkandung agar kamu ikut larut dalam suasananya. Suasana yang membuatmu berimajinasi dengan tinggi dan dengan kesedihan yang mendalam. www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
CINTA (Harapan, Bahagia, Rindu, Kecewa, dan Kehilangan) PENULIS: Forum Imajinasi Puisi ISBN: 978-602-6236-95-1 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 208 halaman Sinopsis: Tentang sebuah perjalanan rasa yang dituangkan dalam kata-kata. Tentang sebuah perjalanan rasa yang dituangkan dari luapan perasaan. Sebuah perjalanan hati yang memberi catatan dalam kisahnya. Tentang Hal yang terjadi di dalam cinta seperti Harapan, Bahagia, Rindu, Kecewa dan Kehilangan. Tak hanya bibir yang dapat bicara Ada kalanya kata menuangkan maknanya. Makna puisi tersimpan pada penulisnya dan mempunyai makna tersendiri bagi yang membacanya. Puisi memiliki satu arti bagi sang penulis, tapi menyentuh berjuta pandangan dari sang pembaca. Karena setiap makna yang tersirat tidak selalu datang dalam satu persepsi. Email : guepedia@gmail•com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Buku yang sedang Anda baca ini berisi sekumpulan tulisan penyair Acep Zamzam Noor tentang kepenyairannya, tentang makna puisi, tentang teman-teman seangkatannya, yang pada dasarnya merupakan kesaksian otentik Acep terhadap hubungan diri dan zamannya. Seorang penyair yang “berumah dan beranak pinak dalam timbunan sajak”, seperti diungkapka Chairil Anwar, akhirnya akan tiba pada pertanyaan mendasar: puisi ini sebenarnya apa? Dalam tulisan “Puisi dan Bulu Kuduk” (yang dijadikan judul bukunya ini) Acep Zamzam Noor mencoba mendefinisikan puisi itu apa? Begitu pula dalam beberapa tulisannya yang lain dia ada menyinggung persoalan yang amat esensial bagi orang yang memilih hidup sebagai penyair. Dan jawabannya tentulah spekulatif karena pertanyaan itu sebenarnya pertanyaan filosofis. Semua itu tergantung dari pengalaman hidup kepenyairannya dan sistem pengetahuan yang diperolehnya.
Sebagaimana diketahui, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 17 Desember 2020, pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Perancis. Hal ini tentu menjadi dasar penting bagi semua anak bangsa di Indonesia (Nusantara) untuk selalu mempergunakan pantun dalam percakapan, terutama dalam acara-acara resmi pemerintah atau kenegaraan. Ini bukan sebagai hal yang berlebihan, atau apalagi mengada-ada, karena pada dasarnya pantun sudah ada, tumbuh dan berkembang sebagai bagian seni-budaya berbahasa (berbicara) dalam seluruh suku-bangsa di Indonesia (Nusantara), hanya saja, namanya (penyebutannya) yang berbeda sesuai dengan budaya dan bahasa suku-bangsa dimaksud. Namun intinya adalah, pantun dikenal dan dipakai dalam berbagai pertemuan ataupun perhelatan (upacara adat) oleh seluruh suku-bangsa di Indonesia (Nusantara). Karena itu, bagi kita segenap bangsa Indonesia yang terdiri dari beribu suku-bangsa dan bahasa, memakai dan memaknakan pantun dalam berbahasa (percakapan) adalah panggilan jiwa, hendakkan dibilangkan nama di antara bangsa-bangsa di dunia.
ASA (Abadi Bersama Puisi) Penulis : Safrina Muzdhalifah - Yuli Astutik - Nelya Bani Amien - Novi Nur Islami - Novita Nur Hamidah - Ayu Romadhoni Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-309-002-5 Terbit : Oktober 2020 www.guepedia.com Sinopsis : Antologi Puisi ASA ini berisi kumpulan puisi yang menceritakan keseharian penulis, dari hal kebiasaan sampai tentang perasaan. Tak luput dari cerita receh yang aslinya berasal dari kehidupan pribadi, penulis juga menuangkan cerita yang terangkat dari pengalaman orang lain yang terbungkus dalam sajak puitis. Para penulis yang tidak hanya mengalami keterpurukan, juga mendapatkan kegembiraan yang semuanya tertuang rapi dalam bait puisi. Selain mengisahkan pen...
None
KERONGSANG di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai sebagai perhiasan dada, seperti peniti bertatahkan intan dan disematkan di baju bagian dada atau dengan kata lain yaitu “bros”. Pantun merupakan sebuah perhiasan komunikasi bangsa Melayu yang terkenal dengan nilai-nilai kesantunan dan kesopanannya yang selalu tersematkan di dalam lisan masyarakat Melayu dari turun temurun sehingga menjadi warisan sepanjang zaman. 500 Pantun Warisan ini merupakan kumpulan pantun sekaligus perhiasan terindah yang kami persembahkan kepada khalayak ramai untuk menjadi bahan renungan dan pelipur lara, karena di dalamnya tersemat berbagai makna yang dirangkai dengan indah di dalam bait-bait pantun, mulai dari cinta, rindu, dendam, nasehat, ilmu dan lain sebagainya. Selamat membaca perhiasan terindah ini !!!
Apa Tanda Sebait Pantun…. Apa tanda sebait pantun Tersusun sampiran bermadah isi Apa tanda insan yang santun Bertutur sopan halus berbudi Apa tanda sebait pantun Empat kata kerat terangkai Apa tanda insan yang santun Bijak berkata cegah bertikai Apa tanda sebait pantun Satu dan tiga sajak senada Apa tanda insan yang santun Fi’il dijaga dari yang hina
Raja Ali dan Pulau Bayan seperti dua hal yang tidak terpisahkan begitulah generasi hari ini menyebutnya. Raja Ali Marhum Pulau Bayan, adalah gelar Posthumous bagi Raja Ali dan dengan itulah generasi hari ini mengenalnya. Raja Ali Ibni Daeng Kamboja merupakan sosok fenomenal yang juga menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau V menggantikan Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau IV) yang gugur di Teluk Ketapang Melaka pada 18 Juni 1784. Kalau Raja Haji Fisabilillah adalah seorang tokoh yang paling berpengaruh pada Perang Riau I (1782-1784), maka Raja Ali merupakan tokoh yang berpengaruh sebagai penerus perang tersebut, yakni pada Perang Riau II (1784-1787). Sosok Raja Ali yang merupakan salah satu Yang Dipertuan Muda Riau V penting dikenali lebih seksama, sama seperti mengenal sosok Raja Haji Fisabilillah yang gigih berjuang melakukan perlawanan terhadap Belanda. Sosok fenomenal ini bahkan bukan saja dikenal di Riau, namun juga di Mempawah, Sukadana, Selangor, dan juga Siantan (Terempa Kabupaten Anambas saat ini). Selamat Membaca