You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
In today’s fast-paced and information-driven world, effective communication is a fundamental skill, particularly within the academic sphere. Students and scholars must navigate a vast sea of information, assimilate it, and then express their understanding in a unique and original manner. Paraphrasing, the act of rephrasing someone else’s words or ideas while retaining the core message, is an indispensable tool in this endeavor. Our journey into the realm of paraphrasing began with a simple yet pressing question: How do university students engage with paraphrasing in their academic writing? To find answers, we embarked on a comprehensive research project that spanned multiple institutions and engaged students from diverse academic backgrounds.
These short stories are written by students of STKIP Suar Bangli who have finished creative writing course. The publishing of this writing is a process of encouraging the students to produce other types of writings. They took one semester to finish their writings. Each writing was consulted and edited with the guidance of the lecturers. The process of finding the ideas was done through digging up their experiences and knowledge. All of the ideas originally came from their creativity process. Hopefully, these writings can entertain all readers. We believe that these writings are not perfect, so any criticisms and suggestion are highly appreciated to improve these writings.
Made Sanjaya, murid kelas 8 di SMP Negeri 1 Bukit Tanda berhasil lolos seleksi olimpiade matematika tingkat kabupaten. Langkahnya tidak berhenti sampai di sana. Ada seorang saingan yang ingin menghentikan paksa langkahnya. Dialah Ketut Sujana, teman sekelas Made yang terkenal sombong dan berasal dari keluarga kaya. Berbagai kekacauan dilakukan Ketut Sujana dan dua temannya untuk menyusahkan Made Sanjaya, termasuk merusak kebun bunga yang menjadi sumber penghasilan Made Sanjaya. Selain harus menghadapi banyak gangguan, Made juga dibayang-bayangi teror kelompok pemburu jantung yang berkeliaran di malam hari mencari korbannya. Untung saja, Made Sanjaya dikelilingi keluarga dan sahabat-sahabat setianya hingga membuat segala kesulitan menjadi lebih ringan. Dengan latar belakang budaya Bali tradisional berpadu dengan kemajuan pendidikan dan teknologi, novel ini memuat nilai-nilai keluarga dan persahabatan penuh intrik dan etika dasar orang Bali yang dikemas dalam latar modern.
Salah satu alasan mengapa orang harus mempelajari seni musik adalah karena musik dapat merepresentasikan emosi manusia dengan cara yang lebih baik daripada kata-kata. Musik adalah budaya dalam wujud suara, yang bisa menunjukkan kekhasan budaya masyarakat yang berbeda-beda. Sebuah kebanggaan bahwa Indonesia memiliki ratusan alat musik tradisional yang berbeda-beda. Ini membuktikan bahwa kekayaan budaya Indonesia sangatlah besar. Dengan memahami dan mempelajari seni musik daerah, generasi muda Indonesia dapat memahami dan belajar menghargai bahwa setiap suku bangsa memiliki keunikan tersendiri yang semestinya dipertahankan. Cara terindah yang bisa orang lakukan untuk membela tanah air adalah dengan mempelajari seni musik tradisionalnya. Membela negara di masa milenial ini bukan lagi tentang angkat senjata, namun kemantapan hati kita pada sejarah, budaya dan etika bangsa. Indonesia tidak akan bisa dipecah-belah oleh siapa pun kecuali ia dipecah-belah dari dalam. Karena itu, mengenal dan mempelajari budaya-budaya yang berbeda di Nusantara yang luas ini adalah salah satu langkah kecil namun sangat berarti demi ketangguhan bangsa.
Buku ini terdiri atas 12 bab di antaranya pengantar teknik karya tulis ilmiah, dampak positif penyusunan karya tulis ilmiah, manfaat, prinsip dan syarat-syarat penyusunan penulisan karya ilmiah, pembuatan kerangka penulisan karya ilmiah, sistematika pembuatan makalah dan laporan penelitian, sistematika pembuatan artikel, Bahan, jumlah halaman, perwajahan dan ukuran kertas, penomoran, Penulisan tabel, penyajian gambar, grafik dan skema, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, penulisan judul, tujuan, rumusan masalah, lebar pernyataan dan prakata, pembuatan abstrak, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel, serta draf penulisan artikel ilmiah untuk jurnal.
Dengan sentuhan teknologi yang menyenangkan, buku ini tidak hanya memandu para guru dan orang tua untuk memperkaya minat baca anak dengan bantuan teknologi, tetapi juga membuat belajar angka menjadi lebih menarik buat anak. Berbagai macam aktivitas membaca dan numerasi interaktif bisa dibuat dalam bentuk flip e-book dan diakses melalui gawai. Dari balik layar gadget mereka, anak-anak akan merasakan sensasi kegembiraan ketika halaman-halaman berubah menjadi dunia yang hidup, memancing imajinasi mereka dan membantu memperkuat keterampilan numerasi dengan cara yang menyenangkan.
Penyu lekang adalah salah satu jenis penyu yang banyak bertelur di Pantai Jembrana, khususnya Melaya. Buku ini membahas upaya-upaya konservasi dan pelestarian spesies penyu ini. Beberapa upaya tersebut dilakukan oleh siswa yang bekerja sama dengan LSM. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas monitoring habitat peneluran penyu, relokasi telur penyu, pemeraman dan penetasan, pemeliharaan tukik, serta pelepasliaran tukik. Sebagai sebuah dokumentasi, buku ini bisa menjadi tolok ukur dan referensi bagi komunitas pelestari penyu di daerah lain.
Dengan ular tangga sebagai alat pembelajaran, buku ini menghadirkan pendekatan yang inovatif untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa secara menyenangkan. Ular tangga, permainan klasik yang disukai oleh anak-anak di seluruh dunia, digunakan sebagai sarana untuk mengasah keterampilan matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Melalui permainan ini, siswa diajak untuk berpikir strategis, menghitung dengan cepat, dan memecahkan masalah matematika secara interaktif. Buku ini menawarkan berbagai variasi permainan ular tangga yang dirancang untuk berbagai tingkatan keterampilan numerasi, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat yang lebih kompleks. Dengan pendekatan yang berbasis permainan, buku ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan merangsang pertumbuhan kemampuan matematika siswa. Dengan menggabungkan kesenangan bermain dengan pembelajaran yang efektif, buku ini menjadi alat yang sempurna bagi guru dan orang tua untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan numerasi mereka secara efektif.
Di Medan, rupanya tengah ada suatu fenomena bahwa banyak tamatan sekolah menengah atas maupun kejuruan yang memilik melanjutkan jenjang pendidikan ke STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi). Dari survei awal yang dilakukan dengan wawancara oleh penulis buku ini, STIE menjadi pilihan banyak mahasiswa karena kualitas dan kuantitas dosen, kurikulum yang baik dan koneksi yang erat dengan industri. Selain itu, biaya kuliah juga menjadi patokan utama mengapa mereka cenderung memilih STIE. Dari data awal tersebut, setidaknya dapat dipahami sekilas bahwa masyarakat rupanya memilih perguruan tinggi tidak hanya berdasarkan ‘merek’-nya, namun lebih cenderung mempertimbangkan aspek ekonomis. Meskipun kuliah di perguruan tinggi negeri masih menjadi tren sebagian besar lulusan SMA/SMK dan para orang tua, ternyata dari survei awal tersebut banyak lulusan yang memilih STIE agar cepat mendapatkan pekerjaan tanpa perlu mengeluarkan terlalu banyak biaya untuk kuliah.