You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This book contains the proceedings of the First Lekantara Annual Conference on Public Administration, Literature, Social Sciences, Humanities, and Education (LePALISSHE) was held by Lentera Akademika Nusantara (Lekantara), Indonesia, in collaboration with Universitas Trisakti, Indonesia, on August 3, 2021. The aim of the conference is to promote new insights and discussion about the current global perspectives, considering the differences in academic and subject fields’ approaches across time and countries, with its implications and to improve and share the scientific knowledge on public administration, literature, social sciences, humanities, and education. The theme of the conference is:...
Guru-guru kerap mengeluhkan tabiat siswa yang negatif, seperti melanggar peraturan sekolah, berkelahi, dan bahkan melakukan tindakan pelanggaran lainnya. Sikap siswa yang negatif seperti itu sering dikaitkan dengan kepribadian siswa itu sendiri. Sementara itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian siswa itu jarang sekali dilihat sebagai sebab-sebab yang juga penting dicermati. Buku ini adalah hasil sebuah penelitian panjang pengenai hubungan antara harga diri, interaksi sosial dalam keluarga, dan kematangan emosi siswa sebagai sebab-sebab tak kasat mata yang mempengaruhi perilaku melanggar disiplin. Beberapa siswa mencari harga diri sehingga ingin tampak menonjol dengan cara-cara yang tidak semestinya. Begitu juga, peran keluarga yang tidak maksimal dalam pembentukan karakter siswa juga berpengaruh pada perilaku negatif siswa di sekolah. Buku ini sangat cocok dijadikan bahan referensi bagi kalangan akademisi yang ingin mengkaji lebih dalam mengenai psikologi siswa. Tak hanya itu, buku yang dikemas berdasarkan metode karya tulis ilmiah ini bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti-peneliti dalam bidang sejenis untuk melakukan riset sesuai dengan metode penelitian yang baku.
Penelitian dalam bidang sosial, pendidikan, kebudayaan dan keagamaan memiliki puluhan tawaran metodologis. Namun demikian, tidak dapat dielakkan adanya pengaruh kuat dari pendekatan dalam penelitian kuantitaif atau kualitatif. Dalam penelitian ilmu sosial, pendekatan kuantitatif dan kualitatif sudah berkembang sekitar tahun 1960-an sehingga para pakar tidak lagi mempersoalkannya. Bahkan, terdapat kecenderungan adanya kesesuaian metodologis terhadap topik penelitian meskipun tidak dimungkiri sebagian pakar khususnya di Indonesia masih terpetak-petak dalam kubu kuantitaif dan kubu kualitatif. Sering kali pakar kuantitatif dalam bidang ilmu-ilmu sosial menjadi fanatik dan bertolak belakang dengan kubu kualitatif yang menganggap pendekatan kualitatif sebagai penelitian yang tidak obyektif, subyektif, tidak representatif, dan tidak reliable. Buku yang terdiri atas delapan bab ini akan mengajak pembaca memahami seluk beluk metodologi penelitian kualitatif dalam ranah pendidikan, sosial, kebudyaan dan keagamaan. Buku ini akan lebih jauh mengulas metode penelitian kualitatif sebagai salah satu tipe penelitian yang tidak kalah populer dan kredibel dengan tipe kuantitatif.
Sebuah model pembelajaran yang menarik, inovatif dan produktif diperlukan sebagai acuan dalam pengajaran Purana dan signifikansinya pada peserta didik. Ini bertujuan mendapatkan model pembelajaran konseptual yang memenuhi syarat validitas dan dapat diterapkan secara efektif dalam dunia pembelajaran Agama Hindu.
Kerap ketika siswa tidak berperilaku sesuai aturan dan belum dapat mengembangkan perilaku yang positif, yang disalahkan hanyalah siswa itu sendiri. Padahal, ada banyak sekali faktor yang menyebabkan pola perilaku siswa yang belum bisa dikatakan positif, terutama apabila dikaitkan dengan tri kaya parisuddha dalam ajaran Agama Hindu. Faktor-faktor tersebut ternyata selain berasal dari pribadi siswa itu sendiri juga berasal dari luar, utamanya keluarga dan teman sebaya. Sejauh mana hubungan faktor-faktor tersebut berpengaruh pada perilaku siswa dibahas tuntas dalam buku ini. Dr. Drs. I Wayan Suwendra, S.Pd., M.Pd. adalah penulis yang telah memiliki spesifikasi dalam bidang keahlian psikologi Hi...
Dalam delapan bagian buku ini, penulis mencoba memaparkan poin-poin pembentukan karakter sesuai dengan cara-cara dalam Agama Hindu.Karakter yang baik dapat dibentuk melalui berbagai cara, di antaranya namasmaranam, atau memuji nama-nama suci Tuhan dengan japa. Tak bisa dimungkiri, pembentukan karakter juga dipengaruhi oleh karakter ibu. Bagaimana sosok seorang ibu mempengaruhi watak anaknya dijelaskan juga dalam buku ini. Pembentukan karakter juga bisa diajarkan lewat meditasi. Dalam buku ini penulis mencoba memaparkan proses meditasi dalam membentuk karakter dan bagaimana meditasi bisa dilakukan secara sederhana.
uku ini mengulas alternatif solusi pemecahan masalah-masalah sosial umat Islam berdasarkan pada pendekatan Sosiologi Pendidikan Islam. Ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam memahami, menganalisis, mencarikan solusi atas permasalahan kehidupan sosial umat Islam. Mulai dari keharmonisan antar umat, metode pemecahan masalah sosial, masalah sosial keagamaan terkini terkait dengan isu-isu kepedulian lingkungan dan moderasi beragama, sampai pada penerapan metode sosiologi untuk pemecahan masalah sosial keagamaan. Semua dijelaskan beserta implementasinya. Oleh sebab itu, buku ini penting dan bermanfaat bagi para pendidik, mahasiswa, serta para pemerhati pendidikan, terutama bidang sosial keagamaan.
Upanisad adalah dialog antara yang memberi pengetahuan (guru) dan yang menerima pengetahuan (murid). Kaivalya Upanisad secara khusus menguraikan tentang esensi Brahman. Walaupun termasuk kitab Upanisad minor, Kaivalya Upanisad adalah salah satu kitab yang memuat tentang hakikat Brahman yang impersonal. Upanisad ini terkait dengan dua kitab Samhita, yakni Krishna Yajurveda dan Sukla Yajurveda. Isi Upanisad ini amat terkait dengan praktik yoga dan meditasi pada suku kata omkara yang suci. Kontemplasi yang konstan pada suku kata suci omkara adalah praktik yang dilakukan para yogi sejak zaman dahulu. Dewa Siva, sebagai pemimpin dari para yogi, memberikan metode pengendalian diri dalam dialog Kaivalya Upanisad ini. Tujuannya adalah meresap ke dalam keberadaan omkara, aspek Tuhan dalam wujud suara awal. Ada pula aspek pendidikan karakter yang bisa dipetik dari ajaran Dewa Siva dalam Upanisad ini. Butir-butir pendidikan karakter ini dapat diimplementasikan pada generasi Hindu demi kemajuan hidup beragama.