You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Penulisan buku ini merupakan bentuk bakti kami kepada keluarga besar Kiai Ending Zahidi. Dalam penyusunannya, buku ini dipelopori oleh Kiai Dadang Hidayat (putra kelima dari Kiai Ending Zahidi) yang juga merupakan orang yang paling berjasa dalam penelusuran silsilah keluarga, baik melalui jalur Kiai Ending Zahidi maupun melalui Nyai Encum. Penelusuran Kiai Dadang Hidayat tersebut mulai dilakukan sekitaran tahun 2013 hingga tahun 2014. Namun karena banyaknya kesibukan dan lain sebagainya, hasil penelusuran tersebut belum berhasil dibukukan. Penulis (Idik Saeful Bahri) mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegagalan dalam penerbitan buku silsilah keluarga Kiai Ending Zahidi. K...
Penulisan buku ini merupakan bentuk bakti kami kepada keluarga besar Kiai Ending Zahidi. Dalam penyusunannya, buku ini dipelopori oleh Kiai Dadang Hidayat (putra kelima dari Kiai Ending Zahidi) yang juga merupakan orang yang paling berjasa dalam penelusuran silsilah keluarga, baik melalui jalur Kiai Ending Zahidi maupun melalui Nyai Encum. Penelusuran Kiai Dadang Hidayat tersebut mulai dilakukan sekitaran tahun 2013 hingga tahun 2014. Namun karena banyaknya kesibukan dan lain sebagainya, hasil penelusuran tersebut belum berhasil dibukukan. Pada tahun 2020, putra dari Kiai Dadang Hidayat yaitu M. Abdul Aziz (Encép) mulai menggagas untuk membukukan kembali hasil penelusuran ayahnya tersebut. ...
Isu tentang Ahlussunnah wal Jamaah selalu muncul setiap tahun. Setiap madzhab, aliran, bahkkan organisasi Islam selalu mengklaim bahwa dirinya lah yang paling Ahlussunnah. Perdebatan-perdebatan sudah sangat sering terjadi. Namun pada akhirnya, perdebatan itu tidak melahirkan kesimpulan yang konkret tentang apa itu Ahlussunnah wal Jamaah. Rasa penasaran umat Islam tentang konsep Ahlussunnah wal Jamaah sedikit banyak terobati dengan adanya Muktamar Ahlussunnah wal Jamaah di Grozny pada tahun 2016, mengambil tema kajian “man hum ahlussunnah wal jamaah” yang berarti “siapa sesungguhnya ahlussunnah wal jamaah”. Muktamar tersebut, selain memperkuat keyakinan bagi golongan Asy’ari Maturid...
Penulisan buku elektronik ini adalah sebagai sarana hiburan bagi pembaca sekalian. Selain itu, tujuan penulisan buku ini juga berkaitan dengan peningkatan semangat percaya diri bagi mereka yang memang sering drop dalam menghadapi kehidupan. Banyak orang yang hidup dengan keputus-asaan. Dia ditinggalkan banyak teman. Diremehkan dan dihina setiap harinya. Alasannya sepele, hanya karena kemampuan dirinya tidak sehebat orang lain dalam suatu mata pelajaran tertentu, guru sering mencapnya sebagai anak yang bodoh. Tak ayal, anak itu merasa minder dan rendah diri. Dia hidup dengan penuh kesendirian. Buku ini hadir untuk membangkitkan rasa percaya diri yang sempat hilang. Dengan menguasai banyak trik sulap dan tebakan-tebakan cerdas, pembaca bisa mencobanya ke lingkungan teman terdekat. Dari sana, cobalah rasakan aura perubahan rasa percaya diri yang pasti akan mulai tumbuh.
BUKU INI MERUPAKAN TRANSFORMASI HASIL PENELITIAN TESIS PENULIS DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA Penulisan buku elektronik ini merupakan upaya untuk membukukan hasil penelitian tesis di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai sebuah jenis badan hukum baru, belum banyak yang membahas hingga ke akar-akarnya. Buku elektronik ini memberikan sedikit sumbangsih dalam membangun sistematika teori tentang Badan Usaha Milik Desa.
Turki adalah negara berpenduduk muslim yang paling stabil di Timur Tengah. Kehadiran Turki memberikan makna optimisme bagi gejolak politik diantara negara-negara Arab. Kestabilan Turki tentu dalam artian yang tidak sebenarnya. Turki tetap menghadapi banyak masalah, baik di internal Turki sendiri, maupun konflik di luar Turki. Peran Turki yang cukup strategis di kawasan, membuat dirinya terjun dalam politik kepentingan di negara lain, sebutlah Suriah misalnya. Namun dengan banyaknya masalah dan kasus yang dihadapi, pemerintah Turki memiliki banyak alternatif untuk mengatasinya, atau setidak-tidaknya mengurangi dampak buruknya. Buku ini mencoba menguraikan beberapa masalah yang dihadapi Turki, utamanya dalam hal politik, pelanggaran HAM, dan demokrasi. Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia perlu untuk mengkaji Turki dalam beberapa aspek. Dalam hal-hal positif perlu dijadikan contoh, adapun untuk hal-hal negatif, penting untuk dijadikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia, utamanya pemerintah.
Buku elektronik ini merupakan edisi perbaikan terhadap buku penulis terdahulu yang diterbitkan pada tahun 2017 berjudul “Risalah Mahasiswa Hukum”. Buku Risalah Mahasiswa Hukum secara umum sama maknanya dengan buku-buku Pengantar Ilmu Hukum. Disebut risalah karena saat itu penulis terinspirasi dari salah satu judul kitab yang dikarang oleh asy-Syafi’i mengenai dasar-dasar ushul fiqh, tafsir, dan ilmu hadits, berjudul “Kitab Ar-Risalah”. Selain itu, buku elektronik ini juga merupakan penyempurnaan dari buku sebelumnya yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Hukum dalam Suatu Pengantar dan Tinjauan Pragmatis”, yang diterbitkan pada tahun 2021. Di edisi buku elektronik kali ini yang berjud...
Penulisan buku ini merupakan bentuk bakti penulis terhadap tanah kelahiran penulis. Eyang Hasan Maolani adalah salah satu dari tentara Allah yang ditakuti pemerintah Kolonial Belanda. Beliau lahir mewarisi bulu kenabian, berjuang mengusir pihak-pihak dzalim yang menjadi musuh Tuhan dan agama. Saking berbahayanya seorang Eyang Hasan Maolani, beliau diasingkan oleh pihak kolonial ke wilayah yang sekarang kita kenal sebagai kampung Jawa Tondano, di Minahasa, Sulawesi Utara. Sejatinya buku ini telah digagas cukup lama, yakni sejak tahun 2013. Saat itu penulis bersama Kiai Dadang yang tidak lain adalah paman penulis, menelusuri jejak silsilah keluarga kami. Hingga terungkaplah bahwa keluarga kami memiliki hubungan nasab sampai Eyang Hasan Maolani. Sejak mengetahui fakta ini, penulis mencoba mencari informasi mengenai Eyang Hasan Maolani dan didapatkan data bahwa Eyang Hasan Maolani pernah diajukan sebagai pahlawan nasional. Sebagai bentuk penghargaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, nama Eyang Hasan Maolani diabadikan sebagai nama jalan penghubung antara Desa Lengkong dan Desa Ancaran.
Eyang Hasan Maolani adalah salah satu musuh terbesar pemerintah Kolonial Belanda di sekitaran abad ke-19 Masehi. Beliau sezaman dengan Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo. Saking besarnya pengaruh Eyang Hasan Maolani, beliau diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda ke wilayah yang sekarang bernama kampung Jawa Tondano, di Sulawesi Utara. Eyang Hasan Maolani bergabung dengan Kiai Mojo dan rombongan gerilyawan Perang Jawa. Beberapa tokoh perjuangan yang sama-sama diasingkan ke kampung Jawa Tondano, telah secara resmi diakui oleh negara dengan diberikan gelar pahlawan nasional, sebut saja Kiai Mojo dan Imam Bonjol. Lantas mengapa sang Kiai Lengkong ini belum juga mendapatkan pengakuan yang sama? Buku ini hadir untuk membahas dan menganalisis sepak terjang dan gagasan pemikiran Eyang Hasan Maolani yang bisa membuat takut pemerintahan kolonial. Serta buku ini membuktikan bahwa Eyang Hasan Maolani benar-benar layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Buku ini merupakan seri persembahan yang penulis tawarkan kepada pembaca dalam melihat dan menganalisis fenomena cyber crime (kejahatan siber) di internet yang sekarang sangat marak terjadi, khususnya dilihat dari sudut pandang hukum. Di dunia yang sudah serba online, kebutuhan dalam penggunaan internet terus bertambah setiap tahunnya. Mulai dari hanya sebatas interaksi pertemanan, hiburan, informasi dan update berita, bahkan dalam hal hubungan bisnis. Lebih dari itu, dunia perbankan saat ini tidak bisa berlepas diri dari yang namanya sistem online. Dengan banyaknya kebutuhan tersebut maka muncul pula lah pencurian-pencurian jenis siber, perampokan jenis siber, pemalakan jenis siber, dan jen...