You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Siapa perempuan itu? Tidak mudah menjawabnya secara utuh. Kecuali, jika kita mendedahnya dari sudut biologi, misalnya. Namun, perempuan adalah insan yang rumit untuk disimpulkan. Boleh j adi kita banyak mengetahui tentang seorang perempuan, tetapi tetap saja ada lubang ketidaktahuan kita tentang sosok tersebut. Di dalam al-Qur'an, Allah Swt. menyinggung perempuan sebagai perhiasan yang indah dan menarik bagi manusia. Begitu pula dengan sabda Rasulullah Saw. Dalam sebuah Hadits shahih, beliau menuturkan bahwa sebaik-baik perhiasan adalah perempuan yang shalihah. Namun, dalam Hadits yang lain disinggung bahwa perempuan itu adalah aurat, bila ia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki. Benarkah demikian? Nah, buku ini mencoba menggali mengenai sosok perempuan dari sudut sabda Rasulullah Saw, baik yang shahih maupun dhaif. Selain itu, buku ini juga menginformasikan bagaimana menjadi "perhiasan dunia" yang baik bagi perempuan. Informasi apa saja yang bisa kita petik dari buku ini mengenai sosok perempuan? Silakan Anda baca dan kaji isi buku ini!
Nabi Muhammad Saw. merupakan pelaku poligami, namun di satu sisi beliau melarang Ali bin Abi Thalib untuk berpoligami. Lantas, apa alasan Nabi Muhammad Saw. melarang keponakan sekaligus menantunya itu berpoligami? Buku ini memperlihatkan bahwa poligami Nabi Muhammad Saw tidak dilandaskan pada kehendak hawa nafsu semata. Tetapi, Nabi Muhammad Saw. berpoligami karena untuk kepentingan syiar Islam. Beliau melarang Ali berpoligami juga dilandaskan pada beberapa alasan. Maka, temukan alasannya dalam buku ini. Dengan membaca buku ini, Anda juga akan memahami makna adil dalam berpoligami, renungan-renungan, serta etika yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh setiap suami yang berkeinginan poligami. Sehingga, buku ini wajib Anda baca demi terwujudnya keluarga yang tenteram dan bahagia. Selamat membaca!
Pada dasarnya, perkawinan bawah tangan di Indonesia hukumnya haram karena menyalahi ketetapan ulil amri yang wajib ditaati zhāhiran wa bāthinan dalam pandangan hukum Islam. Oleh sebab itu, orang yang melakukan perkawinan bawah tangan dianggap berdosa dan berhak untuk dikenakan sanksi. Namun demikian, dalam perspektif hukum Islam, poligami bawah tangan di Indonesia tidak dapat dihukumi haram oleh karena terdapat syarat harus ada izin Pengadilan. Syarat tersebut dipandang tidak sesuai dengan prinsip dasar (rūh) hukum Islam, mengandung mudarat, tidak mempunyai dasar yang kuat, dan tidak mengandung maslahat umum, sehingga tidak ada kewajiban untuk menaatinya. Di samping itu, poligami merupakan perkara mubah yang ada nasnya secara langsung dari syariat, sehingga harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat. Tidak boleh ditambah dengan ketentuan lain. Menambah syarat lain selain yang telah ditetapkan oleh syariat merupakan bid’ah sosial keagamaan yang belum pernah terjadi sejak masa Nabi Saw hidup, masa para shahabat, dam masa para tabi’in. Membikin bid’ah semacam itu merupakan serangan terorganisir terhadap nilai-nilai fundamental dan subtansial dalam agama.
Poligami sebagai bagian dari sistem perkawinan Islam telah diterima dalam hukum nasional. Prosedur yuridis poligami di Indonesia adalah seorang suami yang ingin beristri lebih dari satu harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pengadilan setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan. Ketatnya persyaratan poligami di Indonesia menyebabkan sering terjadinya pelanggaran, berupa maraknya praktik poligami “bawah tangan”. Terdapat kesulitan yang relatif serius bagi laki-laki untuk memperoleh izin perkawinan dari istri pertama agar dapat melangsungkan perkawinan dengan calon istri kedua. Begitu pula, terdapat peraturan perundang-undangan yang mengharuskan dapat izin dari pengadila...
Hva skjer med Sam og Choru når de drar på fisketur? En morsom historie som man kanskje kan lære noe av også ...
Murder in the Name of Allah is the first translation into English of Mazhab Ke Nam Per Khoon, a re-affirmation of the basic tenets of Islam. Hardly a day passes on which an Islamic event does not make headlines. The president of a Muslim country is assassinated by the supporters of Muslim brotherhood; a European journalist is taken hostage by Islamic Jihad; a Pan-American aircraft is hijacked by another Muslim group; American university professors are taken into custody by Hezbullah; Two passenger carrying airplanes were slammed in to world trade center. The glare of 'Islamic' revolution in Iran is reflected through the flares of every gulf oil refinery. This book is a reminder that the purp...
The book is especially topical and could be marketed world-wide It shows the intellectual origins, the conceptual and methodological thinking of radical Islamist movement in the modern world Sayyid Qutb is probably the most influential political thinker for contemporary Islamists and has greatly influenced the likes of Bin Laden. It is therefore helpful in providing an understanding of radical Islamic fundamentalists which makes this book extremely relevant since the events of September 11th The book provides a new analysis of Qtub and is an important contribution to this topic
This exhaustive theology of missions focuses on theory and biblical mandates for missions as a vital part of theology. George Peters, a foremost missions authority, considers both liberal and conservative views, although his own stance is solidly evangelical.
Akira’s feelings toward her boss grow more intense, and Kondo, in the face of such unwavering attention, finds that emotions he thought he’d lost long ago are welling up once again, and he meets up with an old college classmate. Meanwhile, Akira clashes with her best friend Kiyan, as she feels the distance between them has grown too much. And so the summer of Akira’s 17th year passes by…
This book provides a distinctive account of Edward Said's critique of modern culture by highlighting the religion-secularism distinction on which it is predicated. It refers to religious and secular traditions and to tropes that extend the meaning and reference of religion and secularism in indeterminate ways. It covers Said's heterogeneous corpus--from Joseph Conrad and the Fiction of Autobiography, his first book, to Orientalism, his most influential book, to his recent writings on the Palestinian question. The religion-secularism distinction lies behind Said's cultural criticism, and his notion of intellectual responsibility.