You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
“Perjodohan ini sungguh tidak masuk akal.” Perkataan Safira malam itu membuatku terperenyak. Entah kenapa. Padahal imajiku tentang cinta telah kutahu dengan pasti bahwa tidak ada kata itu tersemat di sana. Di hatinya. Jika ini adalah kembara maka malam itu adalah palung samudra yang menelan segalanya. Bahtera yang telah kurakit dan kulabuhkan selama ini tenggelam dan menghilang ke perut bumi yang tak berujung. Malam semakin larut dalam kepekatan. Melarutkan nelangsa yang kukandung. Aku hanyalah punguk yang merindu cinta dari sang Rembulan. Cinta yang tak berbalas. ------ Adalah sebuah keistimewaan tersendiri bagi seorang pria yang menikahi seorangwanita perawan. Tentu saja, dia menjadi lelaki pertama yang menyentuh sang Istri. Namun hal yang berbeda terjadi pada Aditya. Seorang lelaki yang menikahi Safira, gadis perawan dan masih terus perawan bahkan hingga waktu pernikahanyang cukup lama. Kisah Aditya dan Safira ini akan membawamu memahami cinta dan pernikahan dengan cara pandang yang berbeda. Mengangkat latar belakang agama, novel ini menyuguhkan konflik yang tidak hanya menyedihkan, melainkan juga sarat akan kontroversi.
Teruntuk para perempuan. Kita memang rapuh, tetapi tahukah bahwa kita diciptakan dengan segudang belas kasih? Itu sebab mengapa perempuan ditakdirkan untuk menjadi seorang ibu dan istri. Ia tangguh dalam menghadapi kehidupan demi keluarga kecil mereka. Ia sanggup tegar saat tersadar untuk harus segera bangkit. Teruntuk para lelaki. Lihatlah kami, perempuan, dalam memandang kehidupan. Kami siap untuk diajak tegar. Namun, tak jarang kami juga berputus asa, mengingat perasaan kami gampang terpatahkan. Tuntunlah kami menyelaraskan antara rasa dan logika. Karena ada yang bilang, perempuan mendominasi rasa, sedangkan kalian mendominasi logika. *** Persembahan dari kami, Antologi Cerpen Selaksa Rasa Tentang Wanita. Berkisah tentang sekumpulan kisah dan rasa setiap perempuan dalam meniti hidup. Sekumpulan kisah yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. (Anjar Lembayung, PJ NUBAR AE Publishing)
“Delapan tahun lalu, kamu ambil aku dari keluargaku, Mas. Aku percayakan menggantungkan hidup padamu. Aku tinggalkan agamaku demi bersamamu.” Kalimatnya tertahan. Ada sesuatu yang tercekat di tenggorokan. “Namun, kenyataan tidak semanis janjimu. Ketika aku dengan sekuat hati berpikir bila Allah Mahabaik memberiku ujian ini, kamu ke mana?” Setelah banyak hal dikorbankan, Senja tidak mendapat surga pada rumah tangganya sendiri. Ia melangkah pergi dari rumah ketika talak kembali diucapkan. Merenda jalannya sendiri dan melukis senjanya dengan jingga yang indah. Senja menapaki satu per satu anak tangga di tengah tertatihnya langkah. Ia pun mencoba terus meyakinkan diri bila keputusannya bernaung dalam cahaya Islam bukanlah pilihan yang salah.
Di batas kepasrahan aku percaya, semua rencana-Mu adalah baik untukku. Dalam cerpen Cinta di Batas Kepasrahan karya Despriana N. Intani Percayalah, setiap detik, setiap embusan napas, cinta Allah selalu mengalir di dalamnya. Hanya hati pekat dosa yang tidak menyadari bahwa Allah itu Mahabaik. Dalam cerpen Khusnudzon kepada Allah karya Nur Afifah Distiani. Allah Mahabaik. Ada migrasi ketakutan besar-besaran. Pergi keluar dari jiwanya. Dalam cerpen Mi Samyang karya Firmansyah Budiyanto.
“Lengketnya getah asmara tak bisa hilang dari kenangan, merekat kuat mengingatkanku luka yang pernah tersayat.” Cerpen Getah Asmara – Lionira Prakasita “Percayalah, yang fana itu hanya menyesakkan saja. Karena cinta yang sebenarnya hanya ada pada-Nya.” Hujan Biru di Bulan September – Hann “Meninggalkan sesuatu menuju yang lebih baik adalah keputusan tepat. Pergilah ke arah-Nya untuk memilih sebenar-benarnya kepastian.” Move on 9 – Asnaa “Bukan hanya tentang meninggalkanmu. Namun, juga mengikhlaskanmu, lalu Allah akan memberikan yang lebih baik untukku.” Istaghroqtu Fii Hubbik – Ayu Laraswati
Di dunia ini ada sisi yang berlawanan. Hitam putih, gelap terang, baik jahat …. Semua berbaur dan terkadang tak terduga. Ini adalah kisah empat puluh rupa Nirmala. Ia yang berada dalam banyak sisi dan kadang berpindah dari sisi satu ke sisi yang lain. Penuh dengan misteri. Senyumnya begitu menawan, tetapi bisa sangat mematikan. Kau tak akan pernah tahu apa yang ada di balik punggungnya. Kau pun tak akan tahu, apakah Nirmala benar-benar ada, atau sebatas mitos dan khayalan manusia? Namun, yang jelas kini Nirmala ada di belakang kalian.
Nama telenovela yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Sayangnya, nama itu menjadi satu-satunya kenangan akan kedua orang tuanya. Keras dan suka menindas adalah hobinya. Sampai dijuluki pengidap orotomania, tak membuat Sandrina acuh. Kebencian semua orang Sandrina abaikan seperti angin lalu. Justru tingkahnya semakin hari semakin menjadi. Ancaman dikeluarkan dari kampus tak membuatnya jera. Apa yang Sandrina cari dari semua itu? Sampai satu kejadian mengubah pola pikirnya 180°. Ketika sisa masa lalu membuatnya membuka mata akan jalan hidup yang seharusnya.
Pelakor. Sandra sangat membenci ungkapan itu. Kehancuran rumah tangga Rimanda dan Edwin bukan salahnya. Sandra hanya berniat menyelamatkan Edwin dari rumah tangga pasif yang membelenggunya, sekaligus mengambil kembali apa yang "dipinjam" oleh Rimanda. Namun, badai angkara seakan menyambut ego masing-masing. Sandra, sang penggoda yang terlalu terobsesi dengan Edwin. Edwin, yang tergila-gila dengan harta dan kehormatan. Serta Rimanda, yang berusaha mempertahankan rumah tangganya, sekalipun harus memendam kesakitan tiada tara. Mungkinkah kebahagiaan mampu mereka jemput di antara ego yang telah memuncak? Mungkinkah Sandra bisa meraih apa yang menjadi impiannya? “Aku percaya, Itik buruk rupa bisa menjelma menjadi cantik, seperti Putri Odette ketika lepas dari kutukan dan dinikahi Pangeran Daniel.” – Sandra
Setiap kehidupan pasti ada masa bahagia dan sedihnya. Setiap manusia pun pasti pernah merasakannya. Ada rasa duka, marah, senang, cinta, kasih, dan sayang. Memberi atau diberi, semua pasti pernah mengalami. Dalam buku ini, terdapat berbagai kisah yang ditulis oleh 61 penulis hebat. Berirama indah yang diciptakan diciptakan dari hati dan pengalaman tercurah dalam tulisan indah bernama puisi. Tak mengapa jika tak bisa mengungkapkan rasa dengan mulut. Karena mencurahkan segala rasa dalam tulisan itu lebih berarti dan bisa terpatri dalam hati.
Pengkhianatan itu tak menimbulkan bekas, tetapi mengukir luka dalam seiring tertitinya masa. Meski berbagai cara dilakukan untuk menghilangkannya, tetapi luka itu terus terpatri, terlipat, terpilin indah bagai sebuah origami. Sayangnya, keindahan itu menimbulkan perih yang tak terkira. Perih yang akan timbul ketika kenangan akan pengkhianatan itu bergulir kembali bagai pijaran lentera. Buku ini mengemas berbagai kisah bertema pengkhianat. Siapakah sejatinya pengkhianat itu? Bisa kau, dia, bahkan … aku.