You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Islamic Post-Traditionalism in Indonesia offers a unique assessment of the development of the phenomenon of Islamic post-traditionalism using Nahdlatul Ulama (NU), the largest mass Islamic organization in Indonesia (and the world) as a case study. Post-traditionalism is a term now widely used to describe the often controversial attempts by progressive reformers to reify and legitimize modern intellectual notions, often from non-Islamic sources, by using reference to terminology and ideas drawn from Islamic tradition. This book discusses the discourse of post-traditionalist thought within Islamic thought more widely, before turning to examine the emergence of new currents of progressive thoug...
We are proud to present the Proceedings of the 2nd International Conference on Religion and Education 2020 (INCRE 2020). The Center for Research and Development of Ministry of Religious Affairs of Republic of Indonesia together together with other International organizations: International Islamic University Malaysia (IIUM), Sultan Sharif Ali Islamic University (UNNISA) of Brunei, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, and Asosasi Ma’had Ali Indonesia (AMALI) hosted and organized the second annual conference in the general field of education and religion. The conference provided a forum for education professionals engaged in research and development to share ideas, intera...
Indonesian Islam is an important and timely book based on approximately 2,000 fatwâ (pl. fatâwâ)--an opinion on a point of law or dogma given by a person with recognized authority (ijâza)--demonstrating that classical Islamic reasoning is an alternative to state-defined Islam and is capable of dealing with contemporary challenges in ethics and morality in a consistent and rational way. The book provides a comprehensive survey of how modern Indonesian Islamic thinking has responded to changes in social practices since the 1920s, and how authorities have ruled on diverse subjects ranging from football pools to land sales and milk banks. The author examines in detail the development and nua...
K.H. Abdul Wahid Hasyim adalah salah satu tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU). Peran dan jasanya cukup besar bagi NU dan negara Indonesia. Pemikiran-pemikirannya pun memberikan angin segar bagi kemajuan Islam di Indonesia. K.H. Abdul Wahid Hasyim adalah putra dari K.H. Hasyim Asy’ari, dan merupakan ayah dari KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (tokoh NU dan Presiden Indonesia keempat). Salah satu peran pentingnya bagi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah menjadi anggota Tim Sembilan Perumus Pancasila. Di buku ini, sejarah hidup hingga pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim akan dikupas dengan tuntas, detail, dan komprehensif. Juga dibahas tentang kiprah, jasa-jasa, dan perannya bagi NU maupun negara Indonesia. Tidak lupa, di akhir buku disajikan pembahasan mengenai kisah sisi lain dari hidupnya. Selamat membaca!
None
”Islam Indonesia” sesungguhnya sudah lama dipraktikkan, berubah mengikuti perubahan Indonesia. Buku ini hanyalah secuil, setitik, dari perubahan itu dalam bidang hukum Islam, khususnya hukum keluarga Islam. Melalui buku ini, saya berharap sekali kiranya Indonesia segera memiliki hukum perkawinan atau hukum keluarga yang aspiratif, responsif, transformatif, dan populis sesuai dengan kehendak-kehendak perubahan sosial Indonesia dewasa ini. Selamat membaca.
Buku ini berusaha mengkaji pemikiran keagamaan dalam NU sejak berdirinya pada tahun 1926 sampai dengan diterimanya Pancasila sebagai asas. Sejak terbentuk, NU telah terlibat dalam perkembangan politik, tetapi keputusan menerima Pancasila berhubungan dengan pergumulan NU baik di dalam internal NU maupun dalam perhimpunan organisasi politik Islam, menghadapi perkembangan yang terjadi, serta bagaimana menyalurkan aspirasi-aspirasi yang diembannya sebagai organisasi bernapaskan Islam. Penerimaan atas Pancasila juga berkait erat dengan perkembangan yang terjadi dalam tubuh NU, yaitu, konflik antara yang disebut ulama dan politisi.
Buku ini mengupas tuntas terkait Lajnah Bahtsul Masa’il sebagai satu forum pengkajian yang membahas berbagai persoalan keagamaan (Islam). Lajnah Bahtsul Masa’il memiliki posisi yang sangat penting dalam tradisi intelektual NU. Namun demikian, metode istimbath hukum yang dihasilkan tentu masih tetap terbuka untuk diperbincangkan dan didiskusikan bersama
Buku ini pada dasarnya ingin menjawab pertanyaan tersebut. Yaitu, upaya merekonstruksi makna (meaning construction) nasionalisme dalam konteks sekarang. dalam kajian ini, Ali Maschan mengkaji pendapat para kiai, terkait konsep nasionalisme dalan agama dan juga rekonstruksi makna nasionalisme itu sendiri. Di sini, Ali Maschan mengunakan teori konstruksi sosial dalam membedah sosok kiai tersebut, yang di sisi lain dijadikan subyek.