You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Focuses on the heartland of the Nahdlatul Ulama (NU), the largest Islamic organization in Indonesia, and on the role of ulama (religious leaders), or kiai as they are known in Java, within NU. Based on substantial fieldwork, this study provides an informed glimpse into the intimate relationships among kiai, their role in local and national politics and their leadership of the Islamic community. Argues that the charismatic authority exerted through the leadership of the kiai in Java has limitations in terms of its legitimacy. At the very least it has boundaries that determine areas or circumstances for its legitimate expression. It also argues that the kiai's influence in politics is not as strong as in other domains.
Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Pemberlakuan kebijakan seperti 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) adalah bukti bahwa Pandemi ini masih terus menghantui kita, entah sampai kapan. Resistensi masyarakat untuk tetap bisa ‘hidup’ diera Pandemi ini terus bergejolak dan mengalami dinamika. Pun demikian dengan pemangku kebijakan, dari mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Segala tata aturan mengenai hajat hidup orang banyak terpaksa harus dikelola dengan penuh kehatia- hatian, mengenyampingkan kepentingan politis demi keberlangsungan hidup masyarakat. Terutama masyarakat arus bawah. Benar-benar ruwet. Dan sejak dua puluh tahun terakhir, kita tidak pernah m...
Gelar Muktamar Di Masa Pandemi? - Berdakwah di media sosial menurut RA Ismail Khalili (Katib Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Kholil Bangkalan) - Bahtsul Masail - Hukum Sholat Pasien Pemakai Kateter Dan beberapa rubrik lainnya yang menarik, berwawasan sekaligus menambah ilmu Aswaja NU.
None
Menyongsong Abad kedua NU, Mempertegas Kemandirian Muktamar NU insya Allah masih tujuh bulan lagi diselenggarakan. Namun, kita tidak bisa menutup mata, bahwa mulai muncul nama-nama siapa yang akan menggantikan Prof. Dr. Said Aqil Sirodj, MA, yang telah dua priode memimpin NU sejak 2010 dalam Muktamar ke 32 di Makassar. Jika tidak dibuat aturan main, mungkin bisa puluhan kandidat yang akan bersaing untuk duduk di singgasana terhormat itu. Hal ini menunjukkan bahwa NU memiliki limpahan kader untuk bisa memimpin NU. Mereka semua memenuhi syarat karena faktor pendidikan, akhlak, khidmah di NU dan masyarakat, dan mungkin –tidak mutlak-- darah biru. Melihat kader NU sekarang mungkin banyak orang...
Rumahku itu ya Al-Quran dan As-Sunnah. Lah ngapain aku disuruh kembali kalau aku sudah di dalam rumah? Jangan-jangan justru yang mewanti-wanti itu yang sebenarnya belum kembali?
Isyarat Langit Berdirinya NU Dalam kalender yang dikeluarkan PBNU tahun 2021, bulan Januari menampilkan foto Hadratussyekh Hasyim Asy’ari. Dalam keterangan di bawah, 31 Januari Ahad Pahing adalah kelahiran NU ke 95 berdasarkan hitungan Miladi. Dalam kalender bulan Februari yang menampilkan foto KHA Wahab Hasbullah, menulis pada tangal 28 Februari, Ahad Kliwon (bertepatan dengan 16 Rajab) adalah hari lahir NU yang 98 berdasarkan perhitungan Hijriyah. Artinya, dua bulan secara beriringan kita akan merayakan Harlah NU berdasakan Miladi (Masehi) dan Hijri. Keduanya tepat di akhir bulan dan juga di hari yhang sama; Ahad. Nanti pada Harlah NU yang ke 100 (seabad) tahun 1926 yang jatuh 31 Januari...
Kehadiran buku ini seolah ingin membantah anggapan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang konservatif, tradisional, dan terbelakang, dibandingkan dengan lembaga pendidikan non-pesantren. Kenapa? Karena apa yang sebenarnya terjadi dan berlangsung diam-diam dan pelan tapi pasti dalam kurun dua dekade terakhir ini, pesantren telah mulai melakukan pembenahan-pembenahan. Semua itu berjalan sukses, dan salah satu faktornya adalah kepemimpinan yang terus bertransformasi di pesantren. Kiai sebagai komponen terpenting pesantren dalam hal ini memain¬kan peranan sangat menentukan dalam proses ini. Sebab pada kiai-lah semua keputusan tentang pesantren dijalankan, termasuk reformasi kependidikannya.
AJRI is a reputable Scientific Publication Media aim to foster research findings that concentrates towards recent innovation and creativity to support advancement in global civilization and humanity. AJRI Journal published two times a year (March & September) by Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Publisher. AJRI Journal invites all manuscripts on Multidisciplinary topics.