Welcome to our book review site go-pdf.online!
You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ensiklopedi Raja-raja Tanah Jawa
Naskah yang aslinya dalam huruf dan bahasa Jawa ini meriwayatkan para raja yang bertakhta di tanah Jawa, sejak Sang Prabu Brawijaya V (pungkasan/terakhir) di Majapahit, Demak, Pajang, Mataram Surakarta dan Mataram Yogyakarta. Maka dari itu dalam mendalami pethik kumpul riwayat para raja serta perjuangannya, menghadapi zaman pemerintahan kolonialis Belanda sehingga terjadinya perang revolusi. Juga karena semangat para pendekar, pahlawan bangsa dan para gerilyawan/pejuang, akhirnya Negara Republik Indonesia berdiri yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dari Pegangsaan Timur 56 Jakarta oleh Proklamator Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Sejarah Keraton Yogyakarta
History of Kraton Yogyakarta.
Serat Wedhatama
Criticism on Wedhatama, a Javanese classical literature on wisdom written bi Prince Mangkunegara IV of Surakarta.
GEGER SEPOY Sejarah Kelam Perseteruan Inggris dengan Keraton Yogyakarta (1812-1815)
Buku ini menyajikan sejarah penjajahan Inggris di Yogyakarta dan arogansi pemimpin Inggris terhadap Sultan Yogyakarta. Dikisahkan dalam buku ini mulai dari berdirinya Kesultanan hingga terjadinya penyerangan Inggris ke Keraton Yogyakarta. Disajikan pula imbas dari Geger Sepoy ini terhadap Keraton Yogyakarta. Buku ini ditulis dengan detail dan analisis yang tajam sehingga mudah untuk dibaca. Harapan saya dengan adanya buku ini akan lebih bermakna untuk mengetahui dan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada umumnya dan sejarah Yogyakarta pada khususnya. Tahun : 2020 Ukuran buku: 14x20.5cm Tebal buku: 304 Kertas isi: bookpaper
Hukum Pemerintahan Daerah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Bingkai NKRI
Dinamika NKRI, hingga saat ini, terus mengalami ujian ancaman disintegrasi bangsa. Hal tersebut memberi motif model pengelolaan hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah untuk menjaga keseimbangan dalam NKRI. Idealnya, dalam konsepsi negara kesatuan, seluruh pengelolaan pemerintahan daerah berbasis pada satu model struktur organisasi beserta fungsi, tugas, dan wewenang yang dimiliki. Akan tetapi, praktiknya, dalam konteks NKRI, menurut UUD 1945, membuka ruang-ruang tertentu yang memungkinkan pengelolaan pemerintahan daerah antara satu daerah dengan daerah yang lainnya dapat berbeda-beda. Persoalan ini sangat menarik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia, p...
Resepsi Al-Qur’an dan Bentuk Spiritualitas Jawa Modern: Kajian Praktik Mujahadah dan Semaan al-Qur’an Mantab Purbojati Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Penelitian ini bertajuk Resepsi Al-Qur’an dan Bentuk Spiritualitas Jawa Modern dengan kajian Praktik Mujahadah dan Semaan al-Qur’an MANTAB Purbojati Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pembahasan resepsi al-Qur’an masuk pada ranah kajian Sosial-Humaniora. Bentuk spiritualitas melalui mujahadah dan semaan al-Qur’an di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sudah berlangsung semenjak Sri Sultan Hamengkubuwono X naik tahta (njumeneng) dan secara resmi dihelat di pagelaran Keraton saat puncak Hajad Dalem peringatan Hadeging Negari Ngayogyakarta Hadiningrat ke-243 pada tanggal 17 Desember 1990 M. Kehadiran praktik semacam ini memberikan asumsi bahwa laku spiritual tapa brata, sesuai ...
HURU-HARA MAJAPAHIT DAN BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DI JAWA
Kerajaan Majapahit yang kekuasaannya meliputi hampir seluruh Nusantara dan bahkan sampai Singapura, Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya itu, akhirnya runtuh juga. Huru-Hara yang terjadi tahun ke tahun tidak kunjung surut, malah semakin berkobar dan pada akhirnya sang Raja Terakhir Majapahit meninggalkan tahtanya. Majapahit adalah hasil perjuangan Raden Wijaya untuk melanggengkan kekuasaan Singhasari. Di tangannya, Majapahit menjadi besar dan kuat. Pada masa Hayam Wuruk berkuasa, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Tetapi, dunia adalah kehidupan fana. Tak ada yang abadi dan akhirnya harus digantikan yang baru. Ya, muncullah Raden Fatah, salah satu keturunan Sang Raja Terakhir ...
Sultan Agung
Sultan Agung sebagai pokok masalah dalam penulisan ini adalah raja ke-3 di kerajaan Mataram menggantikan Panembahan Hanyokrowati atau Raden mas Jolang yang memerintah Mataram dari tahun 1601 sampai 1613. Sultan Agung mangkat pada tahun 1645, jasadnya dimakamkan di Astana Imogiri. Siapa zaman sekarang yang tidak mengenal sosok beliau? Kerajaan Mataram pada mulanya hanya berstatus daerah perdikan yang dihadiahkan kepada seseorang atau sejumlah penduduk karena berjasa kepada raja atau negara. Luasnya hanya 800 karya, kemudian berkembang menjadi kerajaan yang besar. Buku ini mengeajak kita untuk pergi menapaki kisah-kisah yang selama ini mungkin hadir setempat-setempat di beberapa babad, serat, maupun kidung. Cerita ini diceritakan kembali agar generasi muda zaman sekarang mengerti dan paham akan sejarahnya.
Politik Identitas dan Perebutan Hegemoni Kuasa
Penulisan riset ini bermula dari bentuk keprihatinan penulis terhadap maraknya stigmatisasi dan pembelahan kelompok di masyarakat atas dasar pilihan politik. Hubungan organisasi transnasional seringkali digunakan untuk labelisasi suatu gerakan yang dianggap berlawanan dengan pemegang kekuasaan. Pembelahan kelompok politik menimbulkan fenomena kekerasan baru di tengah masyarakat, sebagaimana kekerasan verbal dan kekerasan politik. Fenomena tersebut berdampak pada tumbuhnya resistensi secara terbuka dan resistensi secara tersembunyi melalui ekstrimisasi gerakan. Rasa keingintahuan terhadap penyebab pembelahan kelompok masyarakat sebagai bentuk perilaku politik, menjadi motivasi penulis untuk mencari tahu perkembangan politik identitas di Indonesia dalam kontestasi pemilihan politik di beberapa jenjang.
Problematika Tugu Yogyakarta dari Aspek Fungsi dan Makna
Siapa pun yang pernah singgah ke kota Yogyakarta tentu tahu Tugu Yogyakarta. Bangunan bersejarah ini dikenal sebagai ikon kota Yogyakarta. Letaknya unik, karena jika ditarik garis lurus ke selatan tepat menuju ke arah keraton Yogyakarta dan jika ditarik garis ke utara tepat terlihat Gunung Merapi berdiri megah. Tugu Yogyakarta adalah bangunan berbentuk prisma segi empat. Bangunan ini menggunakan unsur-unsur seni rupa berupa garis, titik, warna, dan bidang sebagai dasar pembuatannya yang memiliki makna-makna yang dapat dipahami berdasarkan telaah filosofi masyarakat Jawa. Pemaknaan Tugu Yogyakarta mengalami pergeseran setiap generasi seiring perubahan budaya masyarakat Yogyakarta. Buku ini menarik untuk dibaca siapa saja yang tertarik untuk mengetahui Tugu lebih mendalam. Dari pembahasan kesejarahan dan elemen seni pembentuk tugu, kita menjadi tahu bahwa Tugu Yogyakarta mempunyai banyak fungsi dan makna. Terlebih kita jadi tahu juga bahwa Tugu yang sekarang bukanlah Tugu seperti pada awalnya dulu didirikan.
