You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Antologi ‘Kata, Kita dan Makna’ merupakan karya pertama dari Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Ciamis yang harapannya bisa menjadi awal lahir karya-karya berikutnya. Kata, Kita dan Makna’ merupakan karya Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Ciamis yang membuktikan generasi literasi harus terus beraksi memperlihatkan ragam kreatifitas dan inovasi. Forum Lingkar Pena berupaya menjadi wadah yang menyatukan insan-insan kreatif dan inovatif yang melahirkan ragam kebaikan dan kemaslahatan.
Membumikan Literasi Penulis : Rumah Baca Ujungberung Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-407-014-9 Terbit : November 2021 Sinopsis : Ketika cahaya literasi kian meredup, masih ada segelintir orang yang peduli padanya. Mereka berjuang untuk kembali menghidupkan literasi di tengah cepatnya perubahan zaman. Mereka membawa lentera-lentera literasi untuk menerangi orang-orang di sekelilingnya, menebarkan kebaikan, dan menjadi sebaik-baiknya manusia yaitu dengan bermanfaat terhadap sesama. “Literasi dapat diibaratkan sebagai akar yang menopang banyak aspek kehidupan, sebab itu ia perlu dikuatkan, dan membumikannya merupakan sebuah keharusan.” Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Tiga Biru Segi Puisi sejak riwayatnya yang paling usang adalah dunia tersingkir, dunia tercibir. Demikian Damhuri Muhammad dalam pengantar buku Luka Mata, buku sajak Hasan Aspahani. Puisi pula yang telah menjadi medium terluar ketika kedahsyatan menerpa seseorang. Demikianlah pula ketika bencana alam di tiga sudut bumi nusantara menuliskan puisinya. Dan mereka, para penulis yang mengirimkan puisinya, telah menuliskannya kembali menjadi untuk, apa yang disebut Dahari sebagai "menghembuskan gairah epistemologi". Jika kini puisi-puisi ini menjadi buku yang terbaca, itu karena puisi telah menjadi kasih karena bencana tak boleh hanya lara sendiri. Sebagai antologi, keberagaman menjadi dimensi yang menguatkan buku ini yang didedikasikan sepenuhnya untuk bencana yang tak hanya sampai pada simpati. Tetapi ingin menjadi saksi, bahwa puisi menjadi kasih yang nyata dalam kata dan tindakan. TIGABIRUSEGI Antologi Puisi Kasih – Tanah,Air, Udara ISBN 978-602-98386-0-2
Volume commemorating the 40th anniversary of the Faculty of Economics, University of Indonesia.
Buku ini merupakan kajian dari beragam perspektif di bidang ekonomi baik dilihat secara makro ataupun mikro, baik di lingkup nasional maupun regional yang dikemukakan oleh dosen-dosen di Program Studi Ekonomi Pembangunan FEB UMM. Pandangan dari ahli yang tercantum di dalam buku ini diharapkan memberikan gambaran lain dalam hal penanganan ataupun tindakan rehabilitasi ekonomi pada saat wabah COVID-19 belum memiliki anti virus atau vaksin sebagai salah satu Langkah pencegahan penularan COVID-19. Selain itu pandangan ahli ekonomi yang tersusun dalam buku ini dapat dijadikan satu referensi khusus di dalam Perekonomian Indonesia termasuk Langkah-langkah sistemik untuk penyelamatan bidang ekonomi.
“Buku ini merupakan buku yang sangat menarik untuk dibaca karena mengandung aspek empiris, pengalaman, dan kesejarahan dari penulis yang sekaligus pelaku sejarah untuk perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dan sekaligus sebagai salah satu tokoh pelopor pendirian Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Oleh karenanya, ini akan semakin memperkaya literasi khususnya untuk generasi muda dalam rangka semakin memahami sejarah dan mengambil hikmah serta pelajaran tersendiri untuk bisa menjadi referensi berjuang pada zamannya dengan semangat yang dimiliki oleh para pendahulu, baik semangat untuk berjuang merebut kemerdekaan maupun semangat untuk membangkitkan khazanah literasi pada generasi Nahdliyy...
Kurangnya sumber tertulis mengenai manusia dan kebudayaan Sunda. Tidak banyak buku atau tulisan tentang sejarah, tentang kesenian dan tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan kebudayaan Sunda—terasa sekali kurangnya kalau dibandingkan dengan literatur tentang Jawa dan Bali. Entah mengapa para sarjana asing juga sedikit sekali yang menaruh perhatian terhadap orang Sunda dan kebudayaannya. Di kalangan orang Sunda sendiri tidak ada tradisi menulis dan menyusun dokumentasi, sehingga tak heran kalau generasi belakangan merasa "pareumeun obor," kehilangan petunjuk tentang hubungan dengan nenek-moyang dan saudara-saudara sendiri. Karena itu setelah Ensiklopedi Sunda terbit (2000), segera kami merasa perlu menyusun dan menerbitkan semacam "Who's Who" tentang orang Sunda sebagai database yang membuat biodata tentang orang-orang Sunda yang memperlihatkan prestasi menonjol dalam bidangnya masing-masing. [Pustaka Jaya, Dunia Pustaka Jaya]