You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Born with motor impairment, Sarwono Kusumaatmadja grew up with low self-esteem. Yet, within this awkward, shy boy lay a steely resolve to overcome his weaknesses. It was this same resolve that propelled him to study at high school in the United Kingdom, thousands of miles from his native land. Navigating life on his own in the UK forged Sarwono into an independent and resilient individual; one who never flinched in the face of challenges, but also one who never wanted to play the hero either. His unique character and integrity acted like a magnet for opportunities back home in Indonesia. He was chosen to be Chairman of the University Student Council of the Bandung Institute of Technology even though he did not campaign for it. And when he made it into the national parliament, it was at the behest of the military. He then became Secretary General of Golkar, the country’s ruling party, without having to pull any strings. In taking on all the opportunities that came his way, Sarwono remained true to himself, which later meant saying no to President Soeharto when the latter tried to recruit him to be part of his inner circle.
This companion volume to the highly successful Islam in Malaysian Foreign Policy explores the extent to which foreign policy in the world's largest Muslim nation has been influenced by Islamic considerations.
Presents research on the Indonesian military (TNI) going beyond traditional scholarship on the TNI's dual function or dwifungsi which has been one of the dominating fields of analysis in Indonesian studies since the 1970s.
"""Membaca buku yang ditulis oleh Bapak Prijanto, kita dapat mengetahui perjalanan beliau selama menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apa tugasnya, apa yang dikerjakannya, apa cita-citanya, apa kendalanya dan apa kekesalannya."" -Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia ke-10 ""Dalam buku ini, Pak Prijanto yang saat ini menjabat selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta telah menjelaskan secara terperinci apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang apabila mendapat kesempatan menjadi gubernur."" -Jenderal TNI (Purn) Wiranto, SH, Menteri Pertahanan RI ke-20, Menko Polhukam RI ke-6, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat ""Pemikiran penulis untuk mengatasi permasalahan ketidaksink...
1st Warmadewa International Conference on Science, Technology and Humanity will be an annual event hosted by Warmadewa Research Institution, Universitas Warmadewa. This year (2021), will be the first WICSTH will be held on 7 - 8 September 2021 at Auditorium Widya Sabha, Universitas Warmadewa Denpasar-Bali, Indonesia. In the direction of a new life order during pandemic COVID-19, Science, technology and humanity especially in ecotourism is a crucial topic to address, this is a momentum to bring together various critical views and thoughts from various fields of science related to strategies that can be done in developing and solving ecotourism resilience during pandemic COVID-19 in Science, technology and humanity study.The conference invites delegates from across Indonesian and is usually attended by more than 100 participants from university academics, researchers, practitioners, and professionals across a wide range of industries.
This book explores the evolving political culture in Indonesia, by discussing the country's dominant political philosophies, then showing how those philosophies affect the working lives of ordinary Indonesian citizens. It focuses in particular on the working lives of news journalists, a group that occupies a strategic social and political position.
Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the Post-Suharto Era provides the first in-depth analysis of contemporary Indonesian party politics and the first systematic explanation why Golkar is still the strongest party in Indonesia. Applying a multi-dimensional conceptual framework of party institutionalization theory, the book examines Golkar’s organizational infrastructure, its decisional autonomy and programmatic platform as well as the party’s relations to the mass media. Strengths and weaknesses in the individual dimensions of institutionalization are then contrasted with the corresponding levels of institutionalization reached by Indonesia’s other major parties. ...
Buku kategori Maqashid As Living Law Dalam Dinamika Kerukunan Umat Beragama Di Tana Luwu karya Firman Muhammad Arif. Buku ini membahas tentang maqashid syariah sebagai hukum yang hidup di masyarakat (as living law) Dinamika Kerukunan Umat beragama di Tana Luwu. Dalam memahami problematika ummat dewasa ini, wabil khusus problem yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama, merupakan tantangan yang begitu besar bagi masyarakat sampai mereka mampu memahami agamanya dengan semakin mantap, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan karena banyaknya kejadiankejadian yang membuat miris, seperti adanya persekusi, gesekan-gesekan kecil yan...
Perjalanan peradaban dunia telah membuktikan bahwa sejarah memiliki hukum besinya sendiri. Dan hukum besi itu selaras dengan penghargaan yang lebih tinggi terhadap kehendak manusia: kesetaraan, keadilan, martabat, dan tentu saja kesejahteraan dan kebahagiaan. Secara umum bahkan bisa diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan adalah tujuan yang secara universal dimiliki oleh sejarah bangsa-bangsa sebagai tujuan umum berdirinya sebuah negara. Nah, bagaimana mengetahui suatu negara sejahtera atau bahagia? Kemajuan ilmu pengetahuan hari ini telah mengantarkan kita untuk mengetahui dan mengukur tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan dengan metode ilmiah.
Pembahasan di dalam buku ini menggunakan teori populisme Islam yang dikemukakan oleh Vedi R Hadiz. Gerakan populisme Islam di Indonesia dapat dikatakan tidak seperti di Turki yang mana kelompok populisme Islam mendirikan partai politik. Akan tetapi, populisme Islam di Indonesia tampak seperti di Mesir, yaitu populisme Islam di Indonesia tidak bertransformasi menjadi partai politik. Hal itu bisa dilihat dari setelah dibubarkannya Front Pembela Islam oleh pemerintah, para simpatisan dan anggota eks Front Pembela Islam membuat organisasi baru bernama Front Persaudaraan Islam sebagai wadah perjuangan baru. Buku ini membahas tentang populisme Islam di Indonesia dengan penyajian analisis berupa isu yang diperjuangkan oleh Habib Rizieq Syihab dan Front Pembela Islam sebelum dibubarkan oleh pemerintah. Pembahasan di dalam buku ini juga menyajikan sikap politik yang dihadirkan dan diperjuangkan oleh Habib Rizieq Syihab dan Front Persaudaraan Islam setelah dibubarkan oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB).