You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The Japanese occupation of both British Borneo – Brunei, Sarawak and North Borneo – and Dutch Borneo in 1941 to 1945 is a much understudied subject. Of particular interest is the occupation of Dutch Borneo, governed by the Imperial Japanese Navy that had long-term plans for ‘permanent possession’. This book surveys Borneo under Western colonialism, examines pre-war Japanese interests in Borneo, and analyses the Japanese military invasion and occupation. It goes on to consider the nature of Japanese rule in Borneo, contrasting the different regimes of the Imperial Japanese Army, which ruled the north, and the Navy. A wide range of issues are discussed, including the incorporation of t...
The treatment of cultural colonial objects is one of the most debated questions of our time. Calls for a new international cultural order go back to decolonization. However, for decades, the issue has been treated as a matter of comity or been reduced to a Shakespearean dilemma: to return or not to return. Confronting Colonial Objects seeks to go beyond these classic dichotomies and argues that contemporary practices are at a tipping point. The book shows that cultural takings were material to the colonial project throughout different periods and went far beyond looting. It presents micro histories and object biographies to trace recurring justifications and contestations of takings and retu...
In this highly original and much-anticipated ethnography, Anna Tsing challenges not only anthropologists and feminists but all those who study culture to reconsider some of their dearest assumptions. By choosing to locate her study among Meratus Dayaks, a marginal and marginalized group in the deep rainforest of South Kalimantan, Indonesia, Tsing deliberately sets into motion the familiar and stubborn urban fantasies of self and other. Unusual encounters with her remarkably creative and unconventional Meratus friends and teachers, however, provide the opportunity to rethink notions of tradition, community, culture, power, and gender--and the doing of anthropology. Tsing's masterful weaving o...
By the fourteenth century the Islamic faith had spread via maritime trade routes to Southeast Asia where, over the next seven hundred years, it would have a continuing influence on political life, social customs, and the development of the arts. Sultans, Shamans, and Saints looks at Islam in Southeast Asia during four major eras: its arrival (to 1300), the first flowering of Islamic identity (1300–1800), the era of imperialism (1800–1945), and the era of independent nation-states (1945–2000). Ranging across the humanities and social sciences, this balanced and accessible work emphasizes the historical development of Southeast Asia’s accommodation of Islam and the creation of its dist...
Buku ini merupakan hasil cetak ulang dari hasil cetakan pertama yang diterbitkan oleh Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Pusat Penelitian Sejarah dan Buclaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain mengerjakan penulisan biografi pahlawan nasional yang sudah memperoleh pengesahan dari pemerintah. Adapun ketentuan umum bagi Pahlawan Nasional. ialah seseorang yang pada masa hidupnya. karena terdorong oleh rasa cinta tanah air, sangat berjasa dalam memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di Indonesia. melawan musuh dari luar negeri ataupun sangat berjasa baik dalam lapangan politik , ketatanegaraan, sosial-ekonomi, kebudayaan, maupun dalam lapangan ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan dan perkembangan Indonesia. Tujuan utama dari penulisan Biografi Pahlawan Nasional ini ialah membina persatuan dan kesatuan bangsa, membangkitkan kebanggaan nasional. mengungkapkan nilai-nilai budaya bangsa, dan melestarikan jiwa dan semangat kepahlawanan dalam kehidupan bangsa dan negara.
Includes reports of meetings of the institute.
Buku ini terdiri atas 5 (lima) bab yang di dalam pembahasannya membahas tentang gambaran umum yang diawali dengan pendahuluan tentang suku dayak Bakumpai dan dilanjutkan dengan keterkaitan antara politik identitas dengan suku dayak Bakumpai, kemudian diakhiri dengan politik identitas tentu menjadi salah satu penguat dari khususnya bagi pertahanan, dan menjadi penguat, baik dari aspek kesukuan ataupun dari keagamaan. Kehadiran buku ini tentunya bisa dijadikan salah satu informasi tentang politik identitas suku dayak Bakumpai dalam kancah kontestasi elektoral di Provinsi Kalimantan Tengah dengan segala keterbatasan secara teoritik maupun lapangan.
Buku ini merupakan hasil penelitian tentang subaltern perempuan banjar dalam tradisi Kawin Anom (kawin muda). Menguak ketertindasan perempuan dalam konteks budaya lokal yang dialami sejak zaman kolonial hingga saat ini (poskolonial). Warisan kawin anom berlangsung secara terus-menerus dan menjadi sebuah tradisi. Transformasi budaya kawin anom dimulai dari sistem perjodohan sampai pada pergaulan bebas anak-anak muda. Kawin anom direproduksi dalam fungsi sosial, budaya, dan ekonomi, sehingga berdampak pada ketertindasan perempuan yang melakukan kawin anom. Pengalaman perempuan kawin anom (life history) merupakan bagian penting dari studi etnografi feminis dalam tulisan ini. Budaya patriarkhi y...