You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Memang duri itu menyakitkan namun ketika ada pada mawar mungkin duri yang sejatinya menyakitkan akan tidak terasa sakit karena mawar yang indah akan menghapuskan sakitnya duri yang menakutkan. Seiring perubahan zaman. Pengaruh globalisasi menjadikan dunia semakin maju, arus perkembangan teknologi yang tidak bisa dipungkiri arahnya memaksakan kita untuk lebih berhati-hati dalam hal pemanfaatan teknologi. Teknologi menjadi kebutuhan primer yang setiap orang seakan-akan harus mempunyai. Dalam perkembangan zaman pemanfaatan media seharusnya dikembangkan dan lebih bermanfaat untuk penulis dan pembaca. Media yang dimanfaatkan sebagai tempat curhat pengungkapan isi hati dalam mengalami dan mengatasi kebimbangan sosial. Tepatnya menginjak masa remaja, dari benturannya hati dalam cinta dan pandangan kritis tentang kehidupan.
Buku “Kisah Hati di Ujung Jari” ini adalah kumpulan kisah pendek dari peserta sekolah menulis dari Peneleh Research Training yang diselenggarakan secara daring dari 7 Januari 2020 hingga 28 Januari 2020. Mereka yang berkisah dalam buku ini adalah Nashrudin Latif, M. Samsul Mughis, Dwi Maya Pangestuti, Manapiah Anadiroh, Binti Shofiatul Jannah, Khadijah Ath Thahirah, Meme Rukmini, Ema Nurzainul Hakimah, Rita Yuliana, Dyan Arintowati dan Fitri Rahmi Elifi. Ceritanya beragam. Perjuangan menyambung hidup, melawan kemiskinan dan kesulitan, menggapai mimpi hingga sekadar refleksi diri atas kesempurnaan hidup. Apapun yang diceritakan, muaranya sama, yaitu mengajak pembaca untuk memiliki harapan, ikhtiar, dan tetap bersyukur kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup.
Self development atau yang biasa disebut sebagai upaya pengembangan diri, khususnya untuk para mahasiswa dimana sangat membutuhkan “ pengembangan diri” dalam hidupnya. Bukan sekedar mengembangkan diri, akan tetapi Self Development menjadi isu yang masih strategis meskipun sudah sejak lama menjadi konsen berbagai pihak untuk mengembangkan segala bentuk kompetensi maupun positioning-nya. Banyak mahasiswa yang masih belum dapat mengembangkan dirinya, dimana seharusnya pada masa-masa khususnya dibangku kuliah sangat dibutuhkan pengembangan diri yang semestinya dilakukan oleh mahasiswa untuk meng-upgrade diri. Tidak hanya itu pentingnya self development dalam masa ini adalah membangun semanga...
Sufism and Theology are two major currents in Islamic thought and religious culture, and over the centuries they have displayed immense diversity and intellectual richness. This book takes a flexible and inclusive approach to these trends, revealing both how Sufis approached theological traditions and themes and practised theology themselves, and how theologians approached different aspects of Sufism. Comprising chapters by leading specialists in the field, this volume is the first to explore the historically complex interface between these two major currents, highlighting key points of tension and interaction. Taking us through an array of subjects, including hermeneutics, psychology and metaphysics, light is shed on major intellectual trends and figures from the 12th century up to the modern period. These range from al-Hallaj, Ibn 'Arabi and Ibn Sab'in, to Fakhr al-Din al-Razi, Ibn Taymiyya, Haydar Amuli and Ibn Kemal Pasha, from the Ottoman context to the Safavid, and from Sunnism to Shi'ism
Due to its abilities to compensate disturbances and uncertainties, disturbance observer based control (DOBC) is regarded as one of the most promising approaches for disturbance-attenuation. One of the first books on DOBC, Disturbance Observer Based Control: Methods and Applications presents novel theory results as well as best practices for applica
This is the first in-depth study in English of the import and impact of ecstatic utterances (shathiyat) in classical Islamic mysticism. It makes available an important body of mystical aphorisms and reveals not only the significance of these sayings in the Sufi tradition, but also explains their controversial impact on Islamic law and society. This study descrives the development and interpretation of shathiyat in classical Sufism and analyzes the principal themes and rhetorical styles of these sayings, using as a basis the authoritative Commentary on Ecstatic Sayings by Ruzbihan Baqli of Shiraz. The special topic of mystical faith and infidelity receives particular emphasis as a type of ecstatic expression that self-reflectively meditates on the inadequacy of language to describe mystical experience. The social impact of ecstatic sayings is clarified by an analysis of the political causes of Sufi heresy trials (Nuri, Hallaj, and 'Ayn al-Qudat) and the later elaboration of Sufi martyrologies. This study also examines the attitudes of Islamic legal scholars toward shathiyat, and concludes with a comparison of Sufi ecstatic expressions with other types of inspired speech.
This study challenges the conventional image of the tenth-century Sufi mystic Al-Husayn Ibn Manṣūr al-Ḥallāğ (d. 929) as an anti-philosophical mystic. Unlike the predominantly theological or text-historical studies which constitute much of the scholarly literature on Ḥallāğ, this study is completely philosophical in nature, placing Ḥallāğ within the tradition of Graeco-Arabic philosophy and emphasizing, in a positive light, his continuity with the pagan Neoplatonism of Plotinus and Proclus.
None