You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
PPR (Paradigma Pedagogi Refleksi) merupakan salah satu pedagogi yang membantu mahasiswa berkembang lebih holistik, kecuali membantu mahasiswa menguasai bidang keahliannya, juga membantu mahasiswa mengembangkan suara hati, kehendak baik, dan terutama kesadaran sosialnya untuk berpikir dan bertindak bagi kepentingan orang lain dan bangsanya. PPR juga membantu mahasiswa berkembang lebih utuh dalam belajar, bukan hanya segi kognitif dan ketrampilan ditekankan, tetapi juga segi moralitas, spiritualitas, emosi, psikis, batin yang mendalam, digeluti. Tulisan ini membahas hakekat dan praktek pembelajaran bergaya PPR di Perguruan Tinggi seperti: sejarah PPR, semangat yang mendasari, langkah pelaksanaan, metode belajar yang sesuai, evaluasi, tantangan, dan juga kegunaannya dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Buku ini terutama diperuntukkan bagi para dosen dan siapapun yang berminat dalam bidang pembelajaran di PT yang bergaya PPR, juga untuk mahasiswa yang ingin belajar dengan pendekatan PPR.
Guru merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan. Seorang guru yang mempunyai spiritualitas tinggi akan melakukan tugasnya dengan penuh kreativitas dan rasa tanggung jawab. Spiritualitas guru adalah dasar atau roh yang menyemangati dan menggerakkan guru dalam menjalankan tugas. Buku kecil ini membahas tentang pengertian, wujud, dan cara mengembangkan spiritualitas guru, serta dampaknya pada tugas guru. Selain itu, juga membahas tentang kendala yang sering dialami oleh guru di lapangan dalam mengembangkan spiritualitasnya. Kehadiran buku ini diharapkan dapat membantu guru merefleksikan spiritualitasnya dan mengembangkannya dalam tugas perutusan secara nyata. Buku ini juga ditujukan untuk para pemerhati dan pencinta guru agar dapat membantu dan memberikan dukungannya bagi perkembangan tugas pelayanan guru. Dengan makin berkembangnya spiritualitas para guru, pendidikan di Indonesia diharapkan makin berkembang pula.
Banyak orang tua saat ini menghadapi kesulitan untuk mengenal dan mendampingi anak-anak mereka yang merupakan anak generasi Z, dengan sifat dan karakter yang sering sangat berbeda dari orang tuanya. Orang tua sering salah mengerti, salah menanggapi, dan salah mendampingi anak-anaknya. Di lain pihak, sering anak-anak juga merasa tidak dimengerti oleh orang tuanya. Akibatnya, sering terjadi konflik dan komunikasi dalam keluarga kurang baik. Kiranya penting bagi para orang tua untuk mau belajar mengerti bagaimana sebenarnya situasi anak-anak, bagaimana sifat dan karakternya, apa yang mereka inginkan dan dambakan untuk kehidupan dan masa depan mereka. Dengan semakin belajar mengerti, diharapkan ...
Pater Driyarkara adalah seorang yang sangat rendah hati. Pemikirannya jernih tanpa hiprokrisi. Segala-galanya diuraikannya secara objektif, jujur, tanpa pretensi. —Prof. Dr. Arief Budiman Budayawan, Guru Besar ilmu-ilmu sosial dan politik Ia bukan orang yang disegani karena kelihaiannya, ditakuti karena ketajamannya; ia adalah manusia yang sederhana, ramah, tidak mau membuat musuh; yang dikenal hanya sahabat dan teman; orang arif pandai yang tetap sederhana sampai akhir hayatnya. —F. Danuwinata, SJ Biarawan Tulisan Driyarkara selalu eksak, menembus ke inti permasalahan atau memunculkan segi penting yang belum diperhatikan. Apa pun yang ditulis masih tetap aktual, orisinal, dan mendalam. —Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ Pastor, biarawan, filsuf Perjalanan hidup pemikir Driyarkara terus-menerus menjelang, terus-menerus membelum, namun punya satu kepastian, yaitu meluluhkan diri dengan Tuhan Sumber Kebenaran. —Prof. Dr. Fuad Hassan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Driyarkara adalah seorang filsuf yang merintis filsafat di Indonesia. —Dr. Kuntara Wirjamartana, SJ Ahli bahasa dan sastra Jawa Kuno
Selain mengajarkan sains kepada siswa, tugas utama seorang guru sains adalah mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Untuk itu, seorang guru sains juga harus selalu mengembangkan diri dalam kepribadian, semangat sosial, dan berkarakter Indonesia. Di satu sisi, kadang guru sains identik dengan predikat seram, padahal tidak sedikit guru sains yang diidolakan anak didiknya karena sikapnya yang akrab, ramah, nyeni, tapi juga kekinian, smart, dan bijaksana. Nah, Bagaimana caranya? Buku ini membantu guru sains untuk berefleksi: agar menjadi guru sains masa kini yang tidak ketinggalan zaman dan selalu dekat dengan siswa. • Bagian pertama buku ini berisi tantangan guru sains zaman...
Buku ini secara singkat mengajak kita untuk belajar bagaimana memimpin retret remaja dengan cara yang sederhana. Dalam tulisan ini, kita diajak untuk mengupas secara singkat pengertian dasar retret, bagaimana menyelenggarakan retret dan rekoleksi bagi pemuda/pemuda; dan bagaimana membimbing retret pemuda. Pembaca kemudian dapat mengembangkan dan menyelesaikan sendiri panduan ini sesuai dengan kebutuhan dan situasi mereka. Buku ini terutama ditujukan bagi mereka yang ingin belajar bagaimana mempersiapkan diri menjadi konselor retret remaja, terutama di sekolah-sekolah atau di kelompok pemuda paroki (0MK). Guru, mahasiswa pendidikan guru agama Katolik, mahasiswa FKIP, para biarawan yang menangani pengembangan karakter dan spiritual di sekolah dan paroki juga dapat menggunakan buku ini.
Buku ini dimaksudkan untuk menambah perbendaharaan dalam rangka menemani orang-orang muda yang masih dalam pembinaan (formatio), terutama di awal masa Novisiat, supaya makin memahami apa arti kontemplasi (dalam arti sempit maupun luas) sampai ke dalam penerapan dalam hidup harian sebagai insan kontemplatif. Naskah berawal dari modul-modul retret yang dikumpulkan sejak tahun 2000 dan diolah kembali, ditambah sumber lain seperti pengalaman perjumpaan dalam rekoleksi, retret bersama dengan para peserta awam ataupun biarawan/wati (SPM, JMJ, Ursulin, dll.), juga para imam (dan bruder) dari SX, imam-imam diosesan, OSC, dan lain-lain. Tulisan ini lebih semacam panduan dan arahan (directorio) dan disertai bermacam latihan-latihan kontemplasi, doa-doa kontemplasi, dan renungan.
Hati dan jiwa Romo Kadarman sebagai pendidik, inspirator, perintis dan pengkader berbagai lembaga sosial kemasyaratan, tidak lepas dari kehidupan dan panggilan hidupnya sebagai seorang pastor Yesuit. Hati jiwanya adalah Indonesia, eksplisit tercermin dari testimoni, “Saya bangga boleh menjadi warga negara Indonesia yang berdiri sendiri dan bangga boleh menjadi warga negara Indonesia karena cinta akan bangsa kita ini.” Sesudah memperoleh KTP warga Indonesia, namanya berubah, lebih dikenal kemudian sebagai Romo Kadarman. Bangga dengan nama “Kadarman”, ia berkata, “Kadarman berarti man of quality, diawali dengan huruf Belanda K, tidak jelas-jelas nama Timur atau Barat.” Nama Romo Ka...