You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
Sekarang, apa lagi yang harus dilakukannya? Tidak ada. Bayu melihat Mentari berdiri di ujung jalan, melambai dan tersenyum padanya. Dengan bergandengan tangan, kedua orang itu berjalan bersama ke arah cahaya senja, menuju akhir yang dijanjikan bagi orang-orang yang memperjuangkan kebenaran. Clairine Nathania—Cerita tentang Matinya Matahari Kemudian, kelebat sosokmu yang kini berusia tujuh belas tahun kembali mengabut di pelupuk mataku. Paras yang serupawan senja. Perwujudan sebuah keindahan yang rapuh. Kecantikan yang berbalut kesepian sempurna. Perwujudan lara. Stanza Alquisha—Lara Larut bersama Senja "Aku sudah berkali-kali bilang saat makan malam, aku punya teman baru. Namanya Hesper. Dia datang lewat jendela, lalu kami berbincang, Bu. Tapi, tak ada satu pun dari Ibu atau Ayah yang mempercayaiku. Kalian hanya tertawa sambil mengusap-usap kepalaku seperti anak kecil," sahutku setengah marah. Nyatanya mereka yang tidak peduli padaku. Baiq Dia—Kalopsia
Buku Pijar Antologi Puisi Pendidikan yang ada di tangan Anda saat ini adalah hasil karya civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Puisi-puisi di dalam buku ini merupakan refleksi terhadap peran pendidik, realitas dan tantangan dunia pendidikan saat ini. Di dalamnya terbersit harapan agar tangga pendidikan senantiasa lentur bersama zaman sehingga ia tetap mampu menjaga harapan. Juga terlontar kritikan bahwa dunia pendidikan yang sejatinya aman dan bersahabat, kini tergerus, menjadi “keras dan tidak senonoh.” . Untuk para penikmat puisi, selamat melambat bersama puisi-puisi dalam buku ini.
“Satu bunga aja wanginya sudah bisa mengharumkan dunia. Bagaimana kalau seribu? Dan jika bunga itu layu dan mengering Aku masih punya 999 bunga lagi kan? Bahkan Aku bisa membagi bunga sebanyak itu buat Sabrina juga.” --Seribu Bunga— Lonjakan harga yang mencekik erat kaum tertindas seantero nusa, bagai bom waktu yang siap memuntahkan serpihannya. Entah sampai kapan perut ini diisi dengan beraneka harapan dan janji mulia. Padahal luka batin masih melumuri setiap tarikan napas mereka. --Kemarau Di Musim Hujan—
Zaman ini adalah ketika kita menyaksikan krisis berbahasa dalam beragama. Beragam aliran (mazhab politik) keagamaan, organisasi keagamaan, beragam strategi agamawan dalam dakwah, termasuk teknologi (media) pengeras suara, semua berebut saluran-saluran media agar mendapatkan perhatian. Ada yang merasa bahwa suara keras adalah pilihan (bahasa) beragama yang niscaya agar didengarkan bahkan menang, sementara jalan sunyi hanya pantas bagi orang atau kelompok yang lemah. Agama jadi sangat riuh bahkan terdengar gaduh. Buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab ini adalah suara sejuk yang memposisikan agama sebagai hikmah dan teladan. Prof. Dr. Quraish Shihab tidak sepenuhnya menggunakan jalan sunyi, tapi juga tidak memakai bahasa keras. Dia memilih jalan tengah: suara teduh yang mengatasi suara gaduh dan keras yang memicu kebencian dan dengki, juga suara sejuk yang mendekatkan hidup pada kedamaian hati. Buku Lentera Hati: Pijar Hikmah dan Teladan Kehidupan adalah usaha mengembalikan intisari agama sebagai nasihat, sebagaimana hadis masyhur Nabi Muhammad saw.
Paruh Waktu Tuhan berkata; kun fa ya kun jadilah maka jadilah. Tuhan menyeru; kun fa ya kun usahalah maka jadilah. Dalam paruh waktu, aku mengibiri kata-kata kun sebelum fa ya kun menggumpal di keningku. 106 |Paruh Waktu Wal ashr demi masa bertingkahlah sedemikian manusia agar langkah goyah tiada arah jadi persemedian mengutuki diri. Dalam paruh waktu, aku mengeja huruf-huruf gagu menjadi parafrase peradaban Usahalah maka jadilah. Bengkulu, 26 September 2018
Di mana aku harus melabuhkan rindu Jika bukan di dadamu yang selalu menyuarakan namaku Dermaga akhir dari sebuah pelayaran cinta Sebab dalam pengembaraanku Hanya segalamu kujumpa di setiap lekuk gelombang yang beriak Dan kesejukan jiwa kutemukan dari netramu paling laut Saat adamu hanya serupa buih buih dalam khayalku Sebiduk rindu ini sering kali menghempas dada Memancing kecipak bening tirta membasah di landai pipi Maka dengan segala rasa yang berdesir Aku hanya mampu menuangkan butiran tentangmu dalam sekoci puisiku @ Ay
Solfegio Penulis : Flobamora Ukuran : 14 x 21 cm No. QRCBN : 62-39-8361-1 (Solfegio) Terbit : Agustus 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Ritme-ritme alam Para pemusik mendefinisikan riak-riak air Atau gelas-gelas kaca yang digesek Ritme-ritme alam, tak tersentuh Hanya milik para begundal mistik Manusia masuk ke dalam arus Dan mereka tidak dapat melarikan diri Lalu meliarkan diri, gelap mata Satu penyebab yang sama Irama yang tak nampak nyata Seperti saling tidak berhubungan Hive mind bumi membuat setiap makhluk di sana Tunduk pada satu aturan irama yang sama Hanya ada satu maha jiwa dan setiap manusia www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Meski menyadari bahwa menulis puisi bukanlah hal yang mudah, namun teman-teman aksara pijar tidak hendak menghilangkan peristiwa penting begitu saja tanpa didokumentasikan dalam bentuk karya. Maka pada posisi ini puisi telah menjadi suatu metafora lain untuk memotret setiap kejadian dengan cara yang berbeda. Aksarasa, ini merupakan babak baru dari proses menerjemahkan hasrat, kegelisahan, serta semangat yang membuncah dalam diri. Sebagian besar puisi dalam buku ini tidak menggeliat kan eksperimen kebahasaan yang berlebihan, sehingga makna yang membeku di setiap puisi akan mudah mencair dan dijejaki.