You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Salah satu "penyempitan yang sering dinilai berlebihan karena pemerintah mewajibkan regionalisasi pendidikan dan menciptakan sekolah sepanjang hari" masih membutuhkan diskusi yang lebih cermat. Sejauh manakah dalam hal itu, hak orang tua untuk mendidik dimiskinkan? Dalam kerangka tersebut, baik orang tua, perkumpulan masyarakat maupun negara sungguh-sungguh perlu "BELAJAR MENDIDIK". Rangkaian pemikiran sekitar 'belajar mendidik' dihidangkan untuk mengajak semua pihak secara jernih mendalami: makna terdalam pendidikan, arti belajar dan mengajar, kaitan maupun perbedaan antara pendidikan dan sekolah sampai dengan pengorganisasiannya. Orang tua adalah pendidik utama dan perdana. Dasar pendidikan adalah belajar sedangkan yang lainnya adalah bantuan dan pengembangan belajar serta pengorganisasian pembelajaran. Ada dua hal penting yang terkait dengan pendidikan perasaan manusia muda, yaitu (a) manusia dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kasih; (b) setiap orang menemukan pemenuhan melalui belajar memberikan diri yang tulus. Sejatinya, tujuan pendidikan adalah membantu agar orang muda menjadi dewasa dan bijaksana: proses yang membutuhkan waktu bertahun-tahun dan banyak tahap.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tugas kita tidaklah hanya membuat komunitas pemilik gelar dan ijazah. Dari peristiwa tahun 2016 dan 2017 awal sudah tampak bahwa seluruh masyarakat membutuhkan “semangat berilmu”, “semangat memperlakukan masalah politis secara keilmuan dan bukan dengan nafsu politis emosional”, “semangat mengabdi masyarakat dan Tuhan dengan pertimbanganpertimbangan yang sungguh dapat dipertanggungjawabkan, – juga secara ilmiah, sebab Tuhan memberi kita akal budi supaya dapat dipergunakan untuk mengabdi-Nya”. Iman dan cinta pada nusa bangsa bukanlah sekadar emosi dan sentimentalitas belaka, melainkan dilakukan “dengan menggunakan akal budi”. Itulah harga seorang Wahidin Sudirohusodo yang menggabungkan sikap politis dalam sikap ilmuwannya. Hal itu pulalah alasan para cendekiawan muda memaklumkan Sumpah Pemuda 1928. Kita perlu menciptakan “semangat didik” pada seluruh ranah universitas. Untuk itu, pembahasan pada isi buku berikut diharapkan dapat memaparkan sejumlah “sikap didik” sehingga mampu ikut serta membangun Indonesia pada waktu-waktu mendatang.
Masih relevankah idealisme pendidikan Katolik di tengah perubahan zaman dan berbagai persoalan bangsa Indonesia saat ini? Apa yang perlu diperjuangkan Lembaga-lembaga Pendidikan Katolik di Indonesia agar tetap berperan aktif dalam mencerdaskan dan membangun karakter anak bangsa? Para penulis dalam buku ini telah menyampaikan gagasan dan pemikiran beserta pengalaman yang autentik untuk memberikan inspirasi sekaligus tantangan untuk kemajuan Lembaga Pendidikan Katolik di Indonesia pada saat ini dan masa mendatang.
EKLESIOLOGI: Langkah demi Langkah - Sudut-sudut Hening Ziarah Gereja berisi 12 model refleksi atas pengalaman menggereja para penulis dalam kehidupan sehari-hari, sejak pertama kali mengenal Gereja hingga saat ini. Maka Gereja yang ditemukan adalah “Gereja Aktual” yang hidup dan dihidupi sekaligus diwartakannya “di sini dan saat ini”, dengan kekhasan masing-masing. Gereja memang realitas yang dihidupi setiap orang beriman, dan terus berkembang langkah demi langkah. B.S. Mardiatmadja, SJ mengawali buku ini dengan pengantar tentang Ziarah Gereja Katolik Indonesia, untuk memberi panorama perkembangan Gereja Katolik di Indonesia hingga menjadi Gereja Katolik Indonesia. Dhaniel Wisnu Bint...
Apabila kita makan sirih, kenikmatannya tidak terletak pada akhir kunyahan. Makan sirih dengan kapur terasa sedikit demi sedikit, sejak awal sampai akhir. Namanya “makan sirih”, namun kapur bukanlah tambahan yang paling rendah posisinya, hanya karena dia adalah ‘benda mati’ sedangkan sirih adalah daun, yang merupakan benda hidup. Makan sirih pun menjadi semakin ‘nikmat’ kalau dilaksanakan sambil bercakap-cakap; pun kalau mungkin cara bersopan-santunnya tidak senantiasa selaras dengan tuntutan kehalusan istana. Kebersamaannya-lah yang melukiskan keseluruhan hidangan. Begitulah pula Paus Fransiskus mengajak kita merefleksikan “our common home” yang terdiri atas manusia, hewan, tetumbuhan, dan pelbagai benda di alam semesta: di tangan Allah Pencipta yang berkat Roh telah direkonsiliasikan dengan kita oleh Sang Putra. Silakan membaca buku ini…
BAB SATU: RENANING DALEM Keluarga, Relijiusitasdan Pendidikan Albert Herwanta O’Carm – Bambang Ismawan – Daoeni Andajani – Indraty Hadinata – Artha Peto Sinamo –BS Mardiatmadja SJ – Sudargo – Christine Rudy – Dharmadi – Dede Oetomo – FA Warto Kiyanto – Franz Dahler – Giyono Kwari – Harry Tjan Silalahi – Hendra & Mekky Pranaya – Henri Supriyanto – Hisashi Uno – Janet Steele – Johansyah Riza – Maria Elvire Sundah – Mariana Warokka – Medy Loekito – Meutia Hatta Swasono – Parakitri T. Simbolon – Stefanus Djuweng – Soeparmo –Sri Hastanto – Sukirman – Sumardi – Suryo W. Prawiroatmodjo – Susann Suryanto – Susanto Zuhdi – Susianna Dar...
None