You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini terdiri dari lima bab yang secara keseluruhan menggambarkan karakteristik seorang salik atau pencari Tuhan. Pertama, salik bisa menata diri dengan menjaga ketulusan niat untuk mewujudkan visi ukhrawi agar kesadaran ruhaninya tumbuh, kecerdasan spiritualnya berkembang dan mampu membawa diri dalam berbagai keadaan. Kedua, salik mampu menjaga hati dengan meninggalkan beban kalbu yang berat, hasad, dan kecemasan yang berlebih. Ditutup dengan sikap ridha, ikhlas, dan mahabah, disertai zikir, tafakur dan tadzakkur. Ketiga, salik harus fokus dalam meningkatkan keimanannya dengan meneguhkan sifat-sifat mulia seperti kanaah, istikamah, syukur, tawakal, dan sabar diiringi dengan tobat serta m...
Manusia memang diciptakan tidak dalam satu format sosio-kultural, tetapi dalam lingkungan beragam umat dengan ciri khasnya masing-masing. Ciri khas ini adalah pertanda bahwa Allah, Maha Pencipta, anti-keseragaman, sebab serba-seragam dapat membuat manusia menjadi miskin wawasan dan kaku dalam pergaulan. Biarkanlah masing-masing umat yang beragam itu mencetak kadernya sendiri untuk kepentingan lingkungannya yang berbeda, tetapi dalam wawasan tetap berada di bawah tenda kebangsaan dan di atasnya terbentang tenda kemanusiaan yang luas, hampir tak bertepi. —Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif Bagi orang Islam, terutama yang ingin mengajak ke jalan Allah dan memuliakan agama-Nya, tidak ada yang le...
Allah tujuan kita, begitulah semestinya. Dialah sumber dari segala sumber kehidupan, sumber keindahan dan kebahagiaan hakiki. Kita berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Kembali dengan wajah riang gembira bercahaya atau wajah murung gundah gulana gelap gulita, semua itu tergantung pada bekal amal yang kita bawa semasa di dunia. Dalam buku ini, penulis menunjukkan beragam jalan atau cara untuk sampai ke hadirat-Nya dan bersimpuh di hadapan-Nya. Bisa melalui jalan ibadah badaniah, bisa juga melalui ibadah ruhaniah. Selain memaparkan jalan spiritual menuju Allah seperti dipraktikkan oleh para ahli tasawuf, misalnya tadzakkur, fana’, baqa’, ittihad, mahabbah, ma’rifah, dan seterusnya, ia juga membentangkan jalan akhlak (etika) berkaitan dengan relasi sosial. Dengan bahasa sederhana, ringan, enak dicerna dan mudah dipahami, buku ini memandu kita untuk sama-sama berjalan menuju Allah, berjuang untuk menggapai keindahan dan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga nanti dan selamanya.
Sebagai rukun Islam, shalat bukan sekadar ibadah ritual berupa gerakan dan bacaan berurutan dari takbiratul ihram hingga salam. Lebih dari itu, shalat adalah wujud keintiman hamba dengan Allah. Dengan kata lain, shalat bukan hanya aktivitas lahiriah yang diatur oleh fikih, tetapi juga aktivitas ruhaniah yang kental dengan nuansa tasawuf. Ada makna tersurat, baik dalam bacaan maupun gerakan shalat, ada pula makna tersirat yang lebih dalam pada keduanya. Dalam hadis dikatakan, shalat adalah mikraj orang mukmin. Orang yang shalat sejatinya tengah melakukan mikraj, seperti halnya Rasulullah bermikraj hingga mencapai Sidratul Muntaha, puncak spiritualitas tertinggi. Di titik ini, seseorang akan m...
Buku ini menunjukkan hasil pembacaan Al-Qur’an dalam berbagai perspektif. Mulai perspektif inderawi artinya Al-Qur’an dibaca dengan hanya melibatkan mata yakni membaca huruf demi huruf Al-Qur’an. Atau, dengan perspektif rasional-akademik yaitu dibaca dengan kritis, apa, bagaimana, di mana, untuk apa, dan kepada siapa, serta konteks ayat-ayat itu diturunkan. Dapat juga dibaca dalam perspektif emotional heart, yaitu dengan melibatkan emosi pembacanya. Dan, bisa pula dibaca dalam perspektif spiritual heart, yaitu menggunakan “mata Tuhan” di dalam membaca ayat atau dengan “telinga Tuhan” di dalam mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Al-Qur’an bisa memberikan kepuasan kepada seluruh lapisan masyarakat pembacanya, mulai dari masyarakat awam sampai kepada kelompok khawâsh al-khawâsh. Dan bacaan paling tinggi nilainya adalah dengan perspektif spiritual heart, karena si pembaca mampu memahami seperti apa sesungguhnya yang dimaksud Tuhan dalam setiap ayat Al-Qur’an. Pembaca tidak hanya melibatkan indera, otak atau pikiran, dan perasaannya, tetapi sudah mampu menghayati lebih mendalam makna ayat demi ayat, bahkan huruf-hurufnya.
Perbankan syariah belum banyak dipahami oleh masyarakat Indonesia, termasuk oleh perbankan dan para pengguna jasa perbankan syariah. Hal itu ternyata dari berbagai akad muamalah yang digunakan oleh bank-bank yang mengandung syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Prinsip Syariah. Oleh karena itu, bagi mereka yang dalam pekerjaannya terlibat secara langsung dalam perbankan syariah, membaca dan memahami dengan baik isi buku ini adalah suatu keniscayaan. Buku persembahan penerbit Prenada Media Group.
Membaca dan menghafal Alquran adalah salah satu ibadah yang dianjurkan. Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui kandungan isi Alquran. Selain itu, kebiasaan membaca dan menghafal Alquran akan menumbuhkan rasa cinta yang dalam kepada kitab suci tersebut. “Buku ini merupakan bagian dari implementasi metode-metode yang telah diajarkan dalam Alquran, sekaligus meningkatkan gairah dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.” -Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.- (Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta)
Sejak kedatangannya, para imigran muslim berperan besar terhadap perjalanan bangsa Amerika. Ada banyak deretan nama, tokoh, dan organisasi keislaman yang berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Di tengah heterogenitas bangsa Amerika, umat muslim tegak berdiri mengampanyekan Islam rahmatan lil’alamin, hingga wajah Islam kini semakin nyata sebagai pilar kerukunan dan harmoni. Kaum muslim pun kini semakin merata masuk dalam berbagai sektor, seperti pemerintahan, swasta, bisnis hingga pendidikan dan bahkan militer. Geliat Islam di Amerika merupakan pesan bahwa Islam adalah sumber penggerak peradaban manusia yang humanis dan progresif.
Pemikiran pendidikan Muhammad Tholchah Hasan berangkat dari pendidikan sebagai pondasi peradaban, di mana pemikiran pendidikannya transformatif-humanis-teologis menjadi sarana untuk menghantarkan pendidikan yang berkualitas, dengan mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu dari Barat. Lulusannya diarahkan agar anak didik mempunyai kompetensi multitalenta, yang meliputi jasmani, rohani dan akal. Pendidikan yang mengajarkan mulitalenta akan semakin terbuka untuk menjadi pendidikan transformatif. Ketika pendidikan semakin transformatif, maka pendidikan akan semakin berkualitas. Dinamisme pendidikan menjanjikan perubahan dengan syarat pengelolaannya menjungjung tinggi perikemanusian yang bersandar kepada Tuhan sebagai kekuatan transendental. Kiprah Muhammad Tholchah Hasan dalam pendidikan dimulai dengan kepatuhan dan konsistensi mengikuti kepada gurunya. kepatuhan dan konsistensi mengikuti kepada gurunya menjadi pondasi awal untuk mengembangkan pendidikan transformatif yang melahirkan pendidikan berkualitas. Semakin patuh dan konsisten mengikuti kepada gurunya, maka keberhasilan berkiprah di dunia pendidikan semakin berhasil.
“NU tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana,” kalimat yang pernah disampaikan oleh KH. Achmad Siddiq dalam mengartikan Khittah NU ini begitu populer sampai sekarang. Khittah NU dipahami sebagai upaya NU untuk berjarak dengan partai politik, meskipun tidak buta terhadap politik. Di tengah godaan politik praktis yang luar biasa, dari persoalan partai, pemilihan anggota dewan, Pilpres, hingga Pilkada, yang tentu saja melibatkan warga Nahdliyin sebagai warga negara untuk memilih bahkan dipilih, menegakkan Khittah NU ternyata bukan hal yang mudah. Di sinilah kehadiran buku yang ditulis oleh Nur Khalik Ridwan ini sangat penting bagi para aktivis NU. Buku ini dengan cermat mengupas bagaiman...