You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini adalah bentuk pemulian dan penghormatan kami kepada para wanita, sebagaimana dijelaskan dalam Manawa Dharmasastra III.56 bahwa di mana wanita dihormati di sanalah para Dewa senang dan melimpahkan anugerahnya, Di mana wanita tidak dihormati tidak ada upacara suci apa pun yang memberikan pahala. Dalam masyarakat Hindu Bali, nilai-nilai luhur ajaran Hindu dalam kesusastraan Jawa Kuno memberikan pemahaman dan pandangan untuk menata sikap hidup bermasyarakat, khususnya bagi wanita Hindu di Bali, sebagaimana teks Kakawin Smaradahana dan Kakawin Smara Tantra.
Hal ini semakin menunjukkan seni mural, bahwa interaksi tidak hanya dilakukan secara visual yang menganut pandangan ‘seni adalah seni’ tanpa pertanggungjawaban yang pasti, namun mural juga mampu mendekatkan dirinya sebagai seni yang berinteraksi juga secara verbal. Dalam hal ini, masyarakat memperoleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara teknis, masyarakat awam dapat mengambil peran sebagai seniman juga. Mural sebagai salah satu media alternatif seni visual jalanan atau street art visual yang berfungsi sebagai wadah aspirasi masyarakat melalui lukisan lukisan bernuansa kritik, informasi peristiwa, maupun sarana pemersatu hati nurani antara seniman dan masyarakat. Mural yang awalnya ditorehkan pada permukaan dinding-dinding gua berfungsi sebagai media ekspresi dan komunikasi serta untuk keperluan upacara adat. Perkembangan mural selanjutnya yaitu digunakan untuk dekorasi ruang dan mempekuat figur arsitektur, di samping itu pengerjaannya mempertimbangkan unsur-unsur visual yang berkaitan dengan isi pesan dan konteks lingkungan sosial.
Buku berjudul Tasrifan dalam Bahasa Sanskerta ini sengaja disusun untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang tasrifan dalam Bahasa Sanskerta. Segala hal yang terkait dengan tasrifan disertai dengan contoh-contoh kalimatnya tersaji dalam buku ini. Selain itu kami juga menambahkan contoh bacaan dan daftar kata dalam bahasa Sanskerta terkait tasrifan tersebut. Buku ini bisa dijadikan sebagai pegangan bagi para dosen dan mahasiswa dalam menguasai pengetahuan pada mata kuliah Bahasa Sanskerta. Di samping itu, buku ini juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang menekuni kesusastraan Hindu, arkeologi, dan lain-lain. Semoga keberadaan buku membawa manfaat untuk kita semua.
Membaca sloka dan puja mantra memiliki aturan baku. Ilmu mengenai aturan persajakan klasik ini disebut prosodi. Aturan-aturan baku tersebut tertuang dalam bentuk wretta dan matra sehingga dalam persajakan Sanskerta (yang kemudian diadopsi dalam kesusastraan Jawa kuno) terdapat banyak sekali metrum. Dengan mengetahui cara membaca sloka dan mantra tersebut dengan tepat, tidak hanya ketepatan yang diperoleh, tetapi juga rasa dan makna. Gabungan ketiganya niscaya akan bermanfaat. Buku ini akan bermanfaat bagi umat Hindu yang belajar mengucapkan pūja mantra, lebih-lebih bagi pembina, pelatih, dewan juri dan peserta utsawa (lomba) Dharmagītā khususnya dalam bidang membaca śloka dan kakawin serta menghapal śloka dan mantra.
Dalam perjalanan sejarahnya, Agama Hindu di Nusantara telah mengalami banyak penyesuaian dan perubahan akibat dinamika manusia yang tiada henti. Di Bali pun, Agama Hindu sebagai dasar kebudayaan Bali mengalami berbagai tahap adaptasi dan sinergi sehingga mampu bertahan dan menjadi payung bagi para pemeluknya hingga kini. Perubahan memang abadi dan ada terus-menerus. Hindu sebagai ajaran yang juga kekal dan sempurna pasti dapat menjawab berbagai tantangan zaman yang dihadapi manusia. Hanya saja, perlu pemikiran yang jernih dan sungguh-sungguh apabila jawaban itu ingin didapatkan. Berangkat dari kekhawatiran, keingintahuan dan tekad yang berkobar untuk menjaga warisan Hindu di Bali dan Nusantara, beberapa pemuda Hindu yang cemerlang berani menuliskan buah pikiran mereka mengenai dinamika kehinduan yang tengah berlaga. Tulisan-tulisan mereka adalah bukti keterbukaan dan kemerdekaan pemikiran mereka mengenai gambaran Hindu masa depan.
Zaman semakin maju, masalah hidup semakin kompleks. Anak-anak muda Hindu ini tergerak untuk menyambut perubahan zaman dengan cara menulis tentang berbagai hubungan antara fenomena kekinian dengan ajaran Hindu. Beberapa topik menarik yang dibahas antara lain perubahan moral manusia, kepemimpinan, pendidikan, kuliner tradisional, salah kaprah tentang kasta, hari raya, hingga seks.
Tanaman Upakara yang ditanam di Ashram Gandhi Puri merupakan tanaman langka tetapi sangat penting di dalam pelaksanaan upacara di Bali. Pengabdian berbasis Pengambilan tema penanaman tanaman upakara ini bertujuan untuk melestarikan tanaman upakara yang keberadaannya semakin langka. Melalui penanaman tanaman upakara ini, disamping upaya melestarikan tanaman agar tidak terjadi kepunahan, juga terkait bagaimana memudahkan masyarakat mencari tanaman ini ketika diperlukan saat melakukan upacara.
Mengutip sebuah hadis Nabi yang berbunyi “barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah (HR. Tirmizi, No. 1954), dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi atas selesainya penulisan buku hasil penelitian sebagai bagian dari rangkaian proses studi program doktor. Penulis merasa bahwa tanpa dukungan dari semua pihak, baik langsung atau tidak langsung, proses penyelesaian studi yang cukup melelahkan dan menguras tenaga, pikiran dan biaya ini sulit kiranya bisa diselesaikan dengan baik. Maka sudah menjadi kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka-mereka yang terlibat dari awal mulai studi sampai penyelesaian penulisan buku ini
Buku ini bisa dijadikan sebagai penunjang dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu, khususnya di sekolah dasar. Buku ini akan membimbing anak-anak dalam membuat sarana persembahyangan dalam agama Hindu, khususnya canang sari dan kuwangen. Uraian pada buku ini disajikan lebih sederhana dengan menampilkan teman sebaya yang bernama Ayumi dan Pandu. Mereka akan mengajak kalian untuk mengetahui materi dengan penjelasan yang sederhana, menampilkan foto, gambar-gambar disertai dengan aktifitas untuk mengulas penguasaan materi yang telah dibaca. Buku ini akan menjadi pedoman praktis yang menarik bagi anak-anak yang ingin belajar membuat sarana persembahyangan. Semoga anak-anak menyukai buku ini dan bisa mempraktikkannya bersama Guru Agama Hindu atau orang tua di tempat masing-masing.
Kelapa menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Bali. Seluruh bagian kelapa bisa dimanfaatkan baik sebagai bahan bangunan, kerajinan, hingga bahan upacara. Hampir tidak ada upacara keagamaan Hindu di Bali yang tidak memakai unsur kelapa. Minimal, ada janur kelapa yang pasti dipakai. Menurut sejarah dalam kitab-kitab suci Hindu, kelapa diturunkan dari swargaloka sebagai tanaman kalpataru, yang memenuhi segala kebutuhan manusia. Karena itu, masyarakat Bali memiliki berbagai jenis kelapa yang dianggap memiliki kekuatan suci dan digunakan dalam berbagai tujuan sakral.