You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Sebuah buku catatan tentang kisah perjuangan mengenai kehidupan seorang bocah yang hidup di antara zaman perubahan. Memang tak sebagus yang diharapkan karena ini hanyalah permulaan sebuah tulisan. Pengalaman yang memberikan sedikit hikmah dan kenangan dalam kehidupan. Kesan-kesan ketika melewati seluruh halangan dan rintangan menjadi keunikan dalam catatan perjalanan. Permasalahan yang menjadikan kedewasaan diri menjadi sangat berarti, memiliki makna tersendiri. Jalan menggapai cita-cita, tujuan dan impian masih sangat panjang. Bekal-bekal dalam perjalanan masih harus dikumpulkan. Catatan-catatan dalam perjalanan masih harus dituliskan. Memang tidak harap dimudahkan karena ini adalah ladang perjuangan. Akan banyak halangan dan rintangan yang menghadang. Akan banyak pertemuan dan perpisahan yang akan datang, dan akan banyak pelajaran-pelajaran dalam kehidupan. Semuanya memiliki masa dalam membawa perubahan. Sedikit demi sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali. Inilah catatan perjalanan yang membawa arti kehidupan pada diri seseorang. Dari catatan seorang bocah yang hanya memiliki kisah-kisah sederhana, serta mimpi untuk orang-orang yang dicinta.
Sebuah hadiah untuk negriku tercinta, doa, harapan, cita-cita serta pujian ada di dalam buku ini. Bagimu Indonesia kami ada
Generasi hari ini, maksudnya mahasiswa hari ini, memang sangat berbeda dengan generasi terdahulu. KAMMI tidak bisa dan tidak boleh terus menerus hidup di bawah bayang-bayang aktivis 98 yang lalu, mengingat organisasi ini lahir di tahun tersebut, kalau tak mau mati secara perlahan-lahan. Kalau tak mau mengubur diri dan peran sejarahnya. Anak-anak KAMMI tak bisa hanya mengepalkan tangan, mengangkatnya ke atas, dan berteriak: Hidup mahasiswa Indonesia! Hidup rakyat Indonesia! Mau tak mau, suka tak suka, harus ada yang diubah. Hal ini tak hanya berlaku untuk KAMMI saja, tetapi juga untuk seluruh organisasi yang menyebut dirinya sebagai gerakan mahasiswa. Tulisan-tulisan di buku ini mungkin akan ...
Buku ini mengulas peran dan perkembangan KAMMI dalam dinamika sosial dan politik di Indonesia, serta relevansinya terhadap generasi saat ini. Lalu, menyoroti bagaimana KAMMI sebagai organisasi mahasiswa perlu (dan konsisten) menjadi episentrum gerakan mahasiswa modern yang tidak hanya berfokus pada perjuangan politik, tetapi juga pada aspek sosial dan keagamaan. Melalui rekonstruksi sejarah dan analisis kritis, penulis ingin menggambarkan transformasi KAMMI dari masa ke masa. Ketika membaca buku ini, pembaca akan menemui ragam pemikiran dari berbagai tokoh, seperti: Karl Marx, Niccolo Machiavelli, Jean-Jacques Rousseau, Seyyed Hossein Nasr, Tariq Ramadan, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Hamid Fahmy Zarkasyi, Amina Wadud, dan lain sebagainya. Semua itu sengaja ditampilkan agar menjadi bahan refleksi dan diskusi atas ragam pemikiran. Selain membahas gerakan konseptual, buku ini juga menggunakan pendekatan psikologis. Namun, buku ini tak bisa ditelan mentah-mentah. Perlu ada pembacaan kritis atas ide-ide yang disuguhkan.
Central Bank Policy: Theory and Practice analyses various policies, theories and practices adopted by central banks, as well as the institutional arrangements underlying the principles of good governance in policy-making. It is the first book to comprehensively discuss the latest theories and practices of central bank policy.
International Conference on Computer Science and Its Application in Agriculture is a conference in South East Asia on computer science and its application in agriculture On the long run, we aim to establish a community and action which empower the agriculture field using computer science and engineering technologies The theme of 2020 conference is Computer Science for Smart and Sustainable Agriculture and Maritime The conference consist of four tracks Software Engineering and Information Science, Computational Intelligence and Optimisation, Computer System and Networks, and Innovative Computer Technology in Veterinary, Fishery, Animal Science, Forestry, and Agricultural Engineering
Restoration ecology, as a scientific discipline, developed from practitioners’ efforts to restore degraded land, with interest also coming from applied ecologists attracted by the potential for restoration projects to apply and/or test developing theories on ecosystem development. Since then, forest landscape restoration (FLR) has emerged as a practical approach to forest restoration particularly in developing countries, where an approach which is both large-scale and focuses on meeting human needs is required. Yet despite increased investigation into both the biological and social aspects of FLR, there has so far been little success in systematically integrating these two complementary st...
Few countries have experienced such sharply fluctuating fortunes as Indonesia. This book offers a balanced analysis, evaluation and explanation of Indonesia's economic performance, from 1967. Hal Hill highlights Indonesia's successes during this period - rapid industrialisation, major achievements in the food crop sector and the adoption, from the mid-1980s, of outward-looking policies. He also draws attention to the challenges facing the country, including the rocky path towards economic reform, the large external debt, regional and ethnic disparities, and the need for a transparent and predictable policy environment. In this second edition, an extended postscript takes the story through the dramatic turnaround and political and economic crises since 1997, including the downfall of Soeharto.
This volume brings together new scholarship by Indonesian and non-Indonesian scholars on Indonesia’s cultural history from 1950-1965. During the new nation’s first decade and a half, Indonesia’s links with the world and its sense of nationhood were vigorously negotiated on the cultural front. Indonesia used cultural networks of the time, including those of the Cold War, to announce itself on the world stage. International links, post-colonial aspirations and nationalistic fervour interacted to produce a thriving cultural and intellectual life at home. Essays discuss the exchange of artists, intellectuals, writing and ideas between Indonesia and various countries; the development of cultural networks; and ways these networks interacted with and influenced cultural expression and discourse in Indonesia. With contributions by Keith Foulcher, Liesbeth Dolk, Hairus Salim HS, Tony Day, Budiawan, Maya H.T. Liem, Jennifer Lindsay, Els Bogaerts, Melani Budianta, Choirotun Chisaan, I Nyoman Darma Putra, Barbara Hatley, Marije Plomp, Irawati Durban Ardjo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri and Michael Bodden.