You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Islam mengajarkan bahwa nama memiliki hubungan erat dengan doa, harapan, dan nasib seseorang. Bahkan, disebutkan dalam hadis, nama merupakan panggilan yang akan dilekatkan kepadanya di akhirat kelak.
Contributed papers presented at a conference supported by Indian Council of Social Science Research, New Delhi, held at Sariska, India, Feb. 24-26, 1998.
Cerita-cerita menakjubkan dua pemimpin-Islam yang gemar blusukan Umar ibn al-Khathab adalah jawaban doa Rasulullah. Rasulullah pernah memohon, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dua Umar: Amr ibn Hisyam (Abu Jahal) dan Umar ibn al-Khathab.” Rasulullah sangat menginginkanwibawa dan pengaruh kedua orang itu untuk perkembangan Islam. Allah memilih Umar ibn al-Khathab. Dan benar saja, Umar adalah orang yang mendorong Rasulullah dan umat Islam tak perlu sembunyi-sembunyi mengerjakan shalat, ia menantang siapa pun yang berani menghalangi. Umar menjadi salah satu penakluk terhebat dalam sejarah dunia. Islam berkembang pesat pada masanya dan menjadi negara adikuasa yang menaklukkan i...
KEUNGGULAN INDEKS AL-QURAN karya DR. AZHARUDDIN SAHIL •Paling lengkap dan paling sistematis dibandingkan indeks-indeks Al-Quran yang ada. •Layak disebut Al-Mu’jam Al-Mufahras versi Indonesia karena kelengkapannya dan kesistematisannya. •Memuat semua kata yang terdapat dalam terjemahan Al-Quran bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis. •Kata-kata disajikan dalam bentuk lema (entri), baik dalam bentuk kata kerja, kata sifat, kata keterangan, maupun kata benda. •Tiap-tiap lema disusun berdasarkan kata dasarnya, yang diikuti oleh beberapa sublema, baik berupa kata turunan, kata ulang, atau kata majemuk. Misalnya, putus: memutuskan (me-kan) terputus (ter-) terputuslah (ter-lah) ...
None
Yang mengesankan dalam buku Ajip Rosidi ini, justru tidak ada nostalgia, tidak ada keangkuhan, tidak pula ada ambisi, ceritanya polos dan bersahaja, seakan-akan laporan hasil penelitian, atau biografi orang lain. Ajip tidak berusaha membangkitkan rasa sayang dan simpati para pembaca ataupun rasa rindu pada dirinya sendiri. Dia rupanya tidak kagum pada anak ajaib dari masa kanak-kanaknya. Dia bahkan mengesampingkan semua perasaan dan émosi pribadi. Dia menyebut nama ratusan orang yang pernah dikenalnya, termasuk beberapa sahabat yang amat karib. Tetapi satu kalimat pun tidak ada mengenai persahabatan. Dia jarang sekali mencatat meninggalnya teman-temannya itu, seakan-akan tidak tersentuh. Ini jelas suatu sikap sengaja: buku ini dianggap dan diperlakukan sebagai wadah fakta dan peristiwa, bukan tempat mencurahkan hati. Bukan karya sastera pula. Seluruh bukunya ditulis dengan gaya polos dan seadanya, tanpa usaha bergaya dan berseni. [Pustaka Jaya, Dunia Pustaka Jaya]
The spread of Islam eastward into South and Southeast Asia was one of the most significant cultural shifts in world history. As it expanded into these regions, Islam was received by cultures vastly different from those in the Middle East, incorporating them into a diverse global community that stretched from India to the Philippines. In Islam Translated, Ronit Ricci uses the Book of One Thousand Questions—from its Arabic original to its adaptations into the Javanese, Malay, and Tamil languages between the sixteenth and twentieth centuries—as a means to consider connections that linked Muslims across divides of distance and culture. Examining the circulation of this Islamic text and its varied literary forms, Ricci explores how processes of literary translation and religious conversion were historically interconnected forms of globalization, mutually dependent, and creatively reformulated within societies making the transition to Islam.
Collection of letters of the author from Japan, 1980-2002.
Travel account on the pilgramage of the Brunei Royal family.
Balaganjur: Sempalan Tilu Jaman, ngagambarkeun suka-larana jalma-jalma leutik nu dumuk di lembur singkur enggoning ngigelan kahirupan mangsa penjajahan Walanda jeung Jepang sarta nguniangna sumanget ngahontal kamerdékaan. Nu jadi tokoh séntralna téh Mama Wira sakulawarga, pangsiunan halipah nu ngababakan di léngkob Gunung Tilu, gunung leutik nu puncakna aya tilu paungku-ungku. Rupa-rupa kajadian sapopoé nu dicaritakeunana téh, lain nu pikahélokeun. Ngan baé matak kataji lantaran ngébréhkeunana maké basa sapopoé nu hirup pisan. Lian ti éta, euyeub ku basa wewengkon Padahérang di pakidulan Ciamis nu kawasna carang kadangu dina paguneman sapopoé urang Priangan séjénna.