You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini, sesuai judulnya Rachmat & Erna: Bersama Di Dua Jalan Berbeda, Berdua Di Satu Jalan Bersama, terutama bercerita tentang dua orang, namun sesungguhnya, bersama Rachmat Witoelar dan Erna Witoelar terbawa juga begitu banyak nama lainnya disebutkan atau tidak-- dan tak sedikit peristiwa dalam narasi yang melintasi rentang waktu tak kurang dari 60 tahun lamanya. Meliputi hampir seluruh peristiwa dan bidang kehidupan menjelang dan sepanjang Indonesia merdeka. Perjalanan 50 tahun, dengan segala perbedaannya, terutama dalam dunia konsep dan gagasan. Rachmat dan Erna selalu berhasil mencapai titik temu dari waktu ke waktu, tanpa perlu meninggalkan kepribadian, jati diri, dan kemandirian berpikir masing-masing. Suatu keadaan yang tak mudah dinarasikan. Rachmata dan Erna, selama 50 tahun, bersama di dua jalan yang berbeda, berdua di satu jalan bersama. Bukan perkara yang mudah, namun mereka telah melakukannya, kendati mereka tetap lah manusia biasa dengan segala kelemahan manusiawi yang lekat pada diri mereka. ——————— Sebuah biografi RachmatWitoelar dan ErnaWitoelar persembahan penerbit Naratama. #Rachmat&Erna #RachmatnErna #PenerbitNartama
Biografi profesional "M.R. Karliansyah, 30 Tahun Menekuni Pengendalian Pencemaran, Dari Amdal sampai Pemulihan Lingkungan" mengisahkan perjalanan karier Muhammad Rizali Karliansyah selama 30 tahun mengabdi kepada bangsa dan negara melalui Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan meninggalkan banyak jejak "legacy" yang bermanfaat bagi banyak orang. Sebelum purnabakti, Karliansyah adalah Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK.
Saya mengenal dekat Prof. Jatna Supriatna sejak beliau dikukuhkan sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kami banyak sekali berinteraksi dalam forum ilmiah maupun kegiatan sosial. Di samping itu kami berdua juga menjadi anggota Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia 2014-2019. Kami bekerja sama bahu-membahu untuk menjadikan Universitas Indonesia sebagai kampus unggulan yang berwibawa. Dalam keseharian Prof. Jatna menunjukkan konsistensi dalam bersikap dan memegang teguh prinsip. Keahlian beliau mengharuskan melakukan petualangan ke hutan maupun pedalaman untuk menemukenali spesies baru. Sesuai judul otobiografi ini, Prof. Jatna memang mempunyai kemampuan yang komplit, yaitu s...
None
Born with motor impairment, Sarwono Kusumaatmadja grew up with low self-esteem. Yet, within this awkward, shy boy lay a steely resolve to overcome his weaknesses. It was this same resolve that propelled him to study at high school in the United Kingdom, thousands of miles from his native land. Navigating life on his own in the UK forged Sarwono into an independent and resilient individual; one who never flinched in the face of challenges, but also one who never wanted to play the hero either. His unique character and integrity acted like a magnet for opportunities back home in Indonesia. He was chosen to be Chairman of the University Student Council of the Bandung Institute of Technology even though he did not campaign for it. And when he made it into the national parliament, it was at the behest of the military. He then became Secretary General of Golkar, the country’s ruling party, without having to pull any strings. In taking on all the opportunities that came his way, Sarwono remained true to himself, which later meant saying no to President Soeharto when the latter tried to recruit him to be part of his inner circle.
None
None
None