You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Apa kau tak kangen merebahkan badan di hamparan rumput Jepang? Lalu matamu melumat birunya langit dan kemuning senja. Saat itu, kau bilang cita-cita hidupmu setinggi mereka. Tiga belas cerpen berlatar pedusunan di Jawa, Sumatra, dan Aceh ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa dunia batin orang-orang pinggiran, selalu punya letupan—kadang ironis, tragis, tetapi juga inspiratif. Orang-orang pinggiran mengambil pilihan hidup atas nuraninya, meski kerap dianggap gila. Di kisah-kisah ini, kehidupan terbaca. “Sedih dan bahagia itu tak sederhana dan kekuatan narasi membuat kita lebih mudah menerimanya tanpa mengiba atau gegap gempita.” —Prof. Dr. Sri Margana, M.Phil. Buku Terkait: Menanam Warisan
Dar!!! Tiba-tiba terdengar ledakan yang sangat keras. Kerumunan orang langsung berpencar. Sementara itu, beberapa pengawal melindungi sang pemimpin negara. Ya, itulah peristiwa Cikini. Penggranatan terhadap Soekarno yang saat itu sedang menghadiri perayaan ulang tahun Perguruan Cikini. Selain peristiwa Cikini, percobaan pembunuhan terhadap Soekarno juga sudah terjadi berulang kali. Setelah diselisiki lebih lanjut, ternyata beberapa peristiwa tersebut mendapat campur tangan dari pihak-pihak yang berusaha menggulingkan, bahkan berniat membunuh Soekarno. Peristiwa apa sajakah yang mengancam nyawa presiden pertama Republik Indonesia ini? Segera temukan jawabannya di dalam buku ini!
Buku ini disunting dari tesis penulis yang berjudul “Perempuan dan Modernitas: Perubahan Adat Perkawinan Minangkabau Pada Awal Abad ke-20”.Berangkat dari pembacaan penulis terhadap karya sastra angkatan lama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1920an. Sebut saja Abdul Muis “Salah Asuhan”, Hamka “ Merantau ke Deli”, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, Di Bawah Lindungan Ka’bah” dan karya Marah Rusli yang cukup fenomenal yaitu “Siti Nurbaya” yang ditulis oleh pujangga dari Minangkabau ini memperlihatkan potret kehidupan perempuan Minangkabau dengan permasalahan adat perkawinan dalam masyarakat Minangkabau. Perempuan Minangkabau yang sebelumnya bergerak dalam bidan...
Buletin Perpus Bung Karno - 2011 / Vol. 2
Abstrak informatif koleksi khusus Bung Karno tahun 2019
Pada akhir 1950-an permasalahan kemanan dan perebutan Irian Barat menjadi fokus utama pemerintah. Alhasil, bidang sandang dan pangan selama periode (1957 1963) sempat terpinggirkan dari fokus pemerintah. Akan tetapi, pada 1958, muncul temuan data dari Food and Agriculture Organisation (FAO) yang menyatakan bahwa Indonesia mengalami krisis pangan terutama beras. Peristiwa ini membuat Sukarno berusaha untuk memecahkan permasalahan pangan. Alhasil Sukarno meminta kepada Departemen Pertanian dan Agraria untuk mengurai permasalahan ini. Permintaan ini direspons dengan membuat koekboek yang berisi beragam resep dari daerah-daerah di Indonesia dengan judul Mustika Rasa. Mustika Rasa digadang-gadang menjadi sebuah proyek besar Sukarnno yang mampu menyelesaikan masalah pangan.
History of press in Indonesia, 1907-2007; collection of articles.
Sejauh apa pengetahuan kita tentang Bung Karno? Apakah sekadar mengetahui bahwa ia adalah Presiden Republik Indonesia yang pertama? Tidak adakah sisi lain dari Bung Karno, yang mungkin tidak diketahui orang lain, dan ada dalam pengetahuan kita saja? Nah, buku yang sedang Anda baca inilah yang akan menyajikan hal-hal tersebut. Dalam buku ini, tidak hanya akan disajikan perjalanan karier politik Bung Karno sehingga menjadi seorang presiden yang bahkan mampu menjadikan Amerika Serikat begitu hormat, yaitu John F. Kennedy Presiden Amerika Serikat ketika itu. Namun, disajikan pula kehidupan pribadi Bung Karno bersama para istrinya, yang juga menampilkan romantika kemesraannya. Bahkan, disajikan pula hal-hal unik yang pernah ia lakukan, atau suatu kebiasaan yang menjadikan kita tertawa geli jika membacanya. Maka, milikilah buku ini, dan selamat membaca!
Sukarno tentu saja bukanlah politisi karbitan. Politisi yang terkerek karena katabelece. Ia berada dalam gelombang pergerakan tepat setelah organisasi politik radikal seperti PKI digulung. Pamornya menaik karena setelah partai komunis digasak, Partai nasional Indonesia (PNI) yang kemudian mengambil alih panggung dan podiumnya. Di situlah Sukarno, seperti seorang aktor besar, memaksimalkan semua yang dipunyainya untuk satu target: kolonialisme harus tumbang, imperialisme harus enyah. Buku ini adalah ringkasan terbaik jika ingin mengetahui lebih dekat bagaimana Sukarno memaksimumkan segala potensi dirinya dalam proses melahirkan dan merawat Republik. Walau kita tahu, ia kemudian dimangsa sendiri oleh revolusi yang ia besarkan, ia kobar-kobarkan. Sukarno, betapapun, adalah Bapak Revolusi Indonesia.
Buku ini hadir, untuk dapat membahasakan pergolakan PRRI dalam bentuk yang lebih manusiawi, dengan humanisme orang-orang kecil, heroisme, kenangan dan persaudaraan dimasa itu dengan menggubahnya dalam bentuk syair. Diharapkan untuk masa yang akan datang, buku ini akan mendapat tambahan kisah kisah lainnya, sebelum semua narasumber utama Oral History peristiwa PRRI ini kembali menghadap kepada sang Penciptanya. PRRI adalah sebuah pergolakan fundamental yang menghasilkan sebuah kebanggaan, rasa sakit, sekaligus bahkan penghinaan bagi masyarakat (anak nagari) MinangKabau. PRRI jika ditelisik lebih jauh, menjadi salah satu tonggak sosial yang menstimulus kemampuan bawaan anak nagari MinangKabau untuk memandang dan berinteraksi dengan dunia lain di luar Alam MinangKabaunya. Kisah ini membawa trauma panjang, juga kebanggaan diamdiam para generasi muda akan keberanian orang MinangKabau mengoreksi sesuatu yang salah karena telah masuk ke dalam ranah rasa orang orang di tempat peristiwa terjadi.