You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Eureka! merupakan buku kumpulan sajak, puisi, prosa dan epistolary yang dikemas dengan bahasa yang menggugah hati, sehingga efeknya bisa memunculkan imajinasi. Bahkan imajinasi yang paling tidak terpikirkan. Di buku 'Eureka!' ini, kau akan mendapati berbagai ekspresi. Dari mulai sudut pandang penulis tentang realita sosial hingga kisah cinta tak sampai. Ketika membaca satu persatu tulisan dalam buku ini, kau akan merasa marah, gembira, sedih juga lucu. Tak hanya puisi, buku ini juga menyajikan surat berbalas yang membentuk plot atau bisa juga disebut dengan epistolary.
Senja Vs Asap Aku mulai menuliskan kertas putih polos ini ketika kau tanyakan padaku bagaimana senja kertas itu telah tergores pena serupa hati yang kau coret dengan cinta Embusan angin pantai menyapa kulit dengan manja debur ombak dan suara kepakkan sayap burung saling berirama langit mulai temaram kala matahari terbenam awan putih kelabu ikut memerah akibat lembayung pandangan di sekitar begitu tenang ada siluet batu karang perahu yang lewat dari kejauhan berlari dan bermain anak para nelayan pancaran lokan pada buih lautan indah bukan? Begitulah keindahan yang kurasa ketika pertama kali memandang wajahmu yang teduh Namun sayang kini senja itu tertutup asap tak ada lagi kepakkan sayap semua mengungsi pada masing-masing atap seumpama kisah kita yang terpisah jarak antara bumi dan barzakh Mahligai Hatimu, 20 September 2019 (Salah satu Puisi dalam buku Rekayasa Sepi)
Novel ini bercerita tentang Isyana Arminda. Petarung bukan hanya profesi, tetapi juga prinsip dan harga diri. Tak dapat dipungkiri, uang sering memperbudak manusia. Orang-orang yang sanggup menolaknya adalah seorang yang berjiwa petarung. Berawal dari kecurigaan suami telah selingkuh, Isyana memutuskan untuk mengorek informasi. Dia mendapati suaminya sedang bermain gila dengan wanita lain. Lantaran kesal, dia pun menghabisi si pelakor dengan brutal dan membabi-buta hingga wanita itu berdarah-darah. Isyana mesti rela meringkuk dalam jeruji penjara sebagai hukuman atas perbuatannya. Penjara jadi awal semua. Dia pun memulai babak-babak baru hidupnya sebagai seorang petarung ====== Penerbit Novel Lovrinz Novel Romantis, Novel Thriller, Novel Fantasy, Novel Cinta, Novel Family, Novel Horor, Novel Fiction, Novel Romance, Novel Religi, Novel Marriage, Novel Mysteri, Novel Detective, Novel slice of live, Novel actions, Novel fun fiction,Novel historical, Novel Education, Novel Story, Buku fiksi, Buku Ilmiah, Buku cerita, Buku cerita Anak, Buku Motivasi
Mari ucapkan selamat pada diri sendiri, karena telah berhasil memegang novel ini. Cerita ini terinspirasi dari pandemi yang melanda bumi pada tahan 1346, menewaskan sepertiga penduduk Eropa, penyebabnya adalah bakteri Yersinia Pestis, peristiwa itu dinamai Black Death. Kevin, Profesor bidang epidemiologi dari Harvard, berambisi mengulang pandemi itu kembali. Pandemi baru demi kepentingan bisnis. Tiba-tiba orang-orang menjadi ganas dan gila, dan ia pun terjebak dalam kota yang penuh dengan zombie. Mengapa manusia menjadi zombie? Apa penyebabnya? Dibahas tuntas di Novel ini. Sekali lagi, ucapkan selamat kepada diri sendiri karena telah membeli novel ini.
Rio Aryandra adalah seorang pria yang dikenal di dunia maya khususnya pada aplikasi biru, Facebook. Rio Aryandra menulis puisi, cerpen dan novel. Berikut karya yang sudah terbit: Buku Puisi 1. Eureka (2019) 2. Rekayasa Sepi (2020) 3. Aksioma Dilema (2020) 4. Mozaik Rasa (2021) 5. Fenomena Lastri (2021) Kumpulan Cerpen 1. Lelaki yang Dilupakan (2021) Novel 1. Jugun Ianfu No Kunoichi (2019) 2. Sang Petarung (2020) 3. Black Death Project (2021) 4. Penulis yang Terdakwa (2021) 5. Meninjau Pak R (2021) Rio Aryandra pernah menjuarai sebuah event Parade Menulis Lovrinz Batch 3 dengan naskah Sang Petarung dan berhasil membawa pulang uang tunai 5 juta rupiah. Selain mendapat gelar juara ia juga menda...
Ketika rasa iri dan dengki meliputi hati, kentalnya darah persaudaraan pun kadang menjadi tak berarti. Tersebutlah, Yayah, anak keenam dari tujuh bersaudara yang kondisinya paling tidak mujur dalam segi ekonomi. Kondisi miskin papa, seringkali membawa ia pada kondisi disalah pahami, dan menempatkan dirinya menjadi pesuruh oleh anggota keluarga lainnya. Tak hanya masalah ekonomi tentu saja, ada hal lain dari cerita masa muda yang memantik sakit hati di dada Maryam yang membuatnya begitu menggebu membenci Yayah. Hidup dalam serba keprihatinan dan keterbatasan, tak lantas membuat Yayah juga keluarga kecilnya lupa akan bersyukur. Ada banyak hal sederhana yang membuat mereka tertawa bahagia. Ada banyak hal yang tampak tak berarti, tetapi begitu mengajarkan banyak nilai. Akankah Yayah mampu membuat semua saudaranya hidup dalam kerukunan? Seperti apa kehidupan masa kecil ketiga putri Yayah yang masih bersettingkan tahun 90-an tersebut? Lalu, bagaimanakah mereka menjalani kehidupan menjelang dewasa serta cara menghadapi debaran-debaran cinta yang ternyata sulit dielakkan?
Sebagai putri keturunan priyayi, Aini tidak lepas dari lingkaran perjodohan yang biasa terjadi di kalangan pesantren. Jika para ning umumnya memilih pasrah atas tradisi tersebut, Aini memilih jalan berbeda. Dengan prinsipnya bahwa mencintai harus memiliki, memaksanya untuk berjuang keras demi meraih restu sang abah. Hidupnya di ujung tanduk saat abahnya justru menerima lamaran dari seorang kiai saat ia sedang dalam upaya 'merayu' Tuhan agar melembutkan hati sang cinta pertama. Permohonan dan salat hajat menjadi senjatanya. Belum lagi doa yang dipanjatkan Aini harus 'bertarung' dengan munajat abah. Keduanya melangitkan pinta, dengan hajat yang bertolak belakang. Akankah Aini mengantongi restu abah, yang sejak awal selalu mengatakan bahwa jodoh untuk Aini akan ditentukan sendiri oleh abah? Ataukah justru Aini harus menyerah dan menghentikan segala ikhtiar karena abah tetap teguh dengan keputusannya?
Aksioma Dilema adalah buku kumpulan puisi yang menceritakan tentang patah hati seorang lelaki, kebingungan dan keresahan ketika ditinggalkan pergi, serta datangnya pengganti yang jauh lebih baik ketika memasrahkan diri pada ilahi. Adakah kopi yang lebih pahit dari kehilangan? Adakah hati yang lebih patah dari penghianatan? Aku pernah menelan pahitnya kopi bersamaan dengan kepergian. Aku juga pernah patah bersamaan saat menjunjung tinggi kesetiaan.
“Nikah sama om, yuk!” Eh, buset! Aku kaget bukan main, orang yang duduk di sebelahku ini sudah tidak waras atau bagaimana? Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba mengajak nikah. Mana tidak pernah ketemu sebelumnya. Aku hanya pasang wajah melongo, beruntung tidak ada lalat yang masuk mulut untuk sekadar nongkrong. “Gimana, mau?” Ya Tuhan, memang benar kalau aku punya niatan buat mengajak nikah orang yang kutemui di jalan. Apa harus secepat ini juga? Aku memang pernah berdoa supaya berjodoh dengan orang yang belum pernah kukenal. Akan tetapi, apa harus dengan cara seperti ini?
Buku ini berisi puisi para pejuang, saya katakan demikian karena mereka adalah para peserta kelas puisi yang tak berhenti untuk belajar. Terdiri dari berbagai profesi dari mulai ibu rumah tangga sampai seorang dosen, dan kesibukan tidak menjadi alasan untuk tetap berkarya. Menulis adalah salah satu cara untuk menjadi abadi, sebab kata adalah amerta. Selamat kepada seluruh peserta sebab telah menyelesaikan puisi-puisinya. Walau tidak sempurna, tapi ini satu langkah untuk menjadi lebih baik lagi. Rio Aryandra.