You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The book is structured around the translation of a Javanese shadow theater performance entitled Srikandhi Mbarang Lènggèr (“Srikandhi Becomes an Itinerant Dancer” or “Srikandhi Dances Lènggèr”), performed only in the Banyumas region (in west Central Java) by the locally renowned puppeteer, Ki Sugino Siswocarito. This study is a translation of the story both in a strict textual-linguistic sense and in a more general interpretive sense, providing an understanding of what the performance means to its Banyumas audience. More important, it shows how the puppeteer transforms the culturally universal traditions of Javanese ritual, shadow-puppet theater, and music to particularize the en...
A colour-drenched epic, filled with vivid sex and violence, from Indonesia's most exciting young author The epic novel Beauty Is a Wound combines history, satire, family tragedy, legend, humour, and romance in a sweeping polyphony. The beautiful Indo prostitute Dewi Ayu and her four daughters are beset by incest, murder, bestiality, rape, insanity, monstrosity, and the often vengeful undead. Kurniawan's gleefully grotesque hyperbole functions as a scathing critique of his young nation's troubled past: the rapacious offhand greed of colonialism; the chaotic struggle for independence; the 1965 mass murders of perhaps a million Communists, followed by three decades of Suharto's despotic rule. B...
Buku ini adalah mengenai kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terhadap Anak Buah Kapal Ikan (ABKI) asal Indonesia di kapal penangkap ikan berbendera asing. Buku ini mencoba menawarkan sebuah usulan model pemolisian alternatif yang dapat mengatasi persoalan TPPO ABKI di masa mendatang, yang dinamakan pemolisian inklusif. Kasus yang diangkat dalam buku ini adalah kasus PT Kartigo. Satu-satunya kasus yang hingga saat ini berhasil mendapat putusan pengadilan hingga para korban mendapatkan restitusi sesuai putusan pengadilan. Kasus ini dielaborasi sebagai argumen untuk merekomendasikan dimasukkannya kelompok ABKI dalam revisi UU No. 21/2007 tentang TPPO. Buku ini menyimpulkan bahwa konstruksi sosial Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terhadap Anak Buah Kapal Ikan (ABKI) asal Indonesia terdiri dari 3 tingkatan analisis, yakni: mikro, mezzo dan makro. Ketiga tingkatan analisis inilah yang menjelaskan model pemolisian alternatif yang dinamakan pemolisian inklusif.
None
“The Politics of Educational Decentralisation in Indonesia: A Quest for Legitimacy is a well written, analytically sharp, and compelling study of educational decentralisation in Indonesia. Irsyad Zamjani, provides fresh insights into this important topic. The author treats educational reform as a window into much deeper questions about power, the government’s responsibility to its citizens, and social change in Indonesia. His findings should interest academics as well as practitioners with an interest in educational reform.” —Professor Christopher Bjork, Vassar College, New York “This is a remarkable book which should appeal not only to Indonesian scholars, but also to educationist...
De geliefde prostituee Dewi Ayu staat na eenentwintig jaar plotseling op uit haar graf, terwijl haar vier dochters - drie beeldschoon en één buitengewoon lelijk - in al die jaren door het leven zijn getekend. Aan de hand van hun familiegeschiedenis vertelt Eka Kurniawan op wervelende wijze het verhaal van de onderdrukking van Indonesië: van de wrede overheersing door Nederland tijdens de koloniale periode en vervolgens door Japan tijdens de Tweede Wereldoorlog; van het uitroepen van de onafhankelijkheid in augustus 1945 en de daaropvolgende politionele acties tot de massamoord op ten minste een half miljoen communisten in de jaren 1965-'66. Schoonheid is een vloek combineert geschiedenis, satire, folklore, humor en romantiek in een zinderende vertelling.
Mei 2011, di hari ulangtahunnya yang ke-21, Willy didiagnosis kanker otak stadium 3B. Kondisinya memburuk meski telah dioperasi hingga hanya bisa terbaring lumpuh. Beruntung ayahnya membaca berita di sebuah koran tentang alat penghambat laju kanker yang diciptakan Warsito. Setelah 1 minggu memakai helm antikanker, Willy bisa bergerak dan berdiri. Dua bulan kemudian sel kanker di otaknya tidak lagi terdeteksi CT-Scan. Pada 2014, Wiilly bahkan menikah.