You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
We are delighted to introduce the proceedings of the first International Conference on Social-Humanities in Maritime and Border Area (SHIMBA) 2022. This conference has brought researchers, developers and practitioners around the world who are interested in issues around maritime and border area. smart grid technology for a smarter and more resilient grid. The theme of SHIMBA 2022 was “Acceleration Strategy for Maritime and Border Area”. The technical program of SHIMBA 2022 consisted of 32 full papers. The conference clusters were: Cluster 1 - Acceleration Strategy for Public Administration and Governance; Cluster 2 - Acceleration Strategy for Sociology and Culture; and Cluster 3 - Acceleration Strategy for Law and International Relations. Aside from the high quality paper presentations, the program also featured nine invited speeches. We strongly believe that SHIMBA conference provides a good forum for all researcher, developers and practitioners to discuss all aspects that are relevant to maritime and border area. We also expect that the future SHIMBA conference will be as successful and stimulating, as indicated by the contributions presented in this volume.
We are delighted to introduce the proceedings of the 5th International Conference on Sports, Health, and Physical Education (ISMINA 2021) with the theme “Transformation on Sports, Health and Physical Education Facing the Global Pandemic”. This conference has brought researchers, educators and practitioners around the world. The 5th ISMINA 2021 Proceedings contains 75 articles. Consisting of 35 sports-themed articles, 25 health-themed articles, and 15 physical education-themed articles. The 5th ISMINA 2021 collaborates with ICSSPE, APPORI and several leading Indonesian universities in the fields of physical education, sports, and health education. The 5th ISMINA 2021 aims to gather all knowledge and transformation to face the global pandemic in the fields of physical education, health, and sports. Finally, we would like to express our gratitude and appreciation for all committee and the reviewers who helped us maintain the high quality of manuscripts included in the proceedings published by EUDL. Also, we are thankful to all the authors who submitted papers, because of which the conference became a story of success.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman yang ditanam di sekitar pekarangan rumah warga. TOGA dahulu disebut apotek hidup. TOGA menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan, dengan pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia, murah, dan mudah didapat. Pada buku ini berisikan 40 jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang berada di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Selain itu, manfaat dan cara pengolahannya juga dipaparkan secara jelas dan rinci. Isi dalam buku ini disajikan dengan bahasa yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami para pembaca.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat yang mulanya belum mampu menerima serangan COVID-19 secara tiba-tiba, kini mulai dapat beradaptasi. Pemerintah juga mencoba menstabilkan sistem perekonomian Indonesia agar tidak “terlalu” kacau balau dan stabil kembali. Menurunnya sistem perekonomian, tidak membuat teknologi ikut serta. Malah, teknologi menjadi pendukung sistem-sistem lain seperti perekonomian dimasa pandemi COVID-19 dan himbauan jaga jarak ini. Seperti melakukan transaksi jual beli melalui mobile banking untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain, sampai pemilik usaha dapat menggunakan media sosial untuk memasarkan produk. bahkan pengajar pun dapat menggunakan media daring ...
None
None
Papers of a conference on linguistic.
Buku ini bersumber dari laporan penelitian tentang orang Melayu di hulu Sungai Sambas. Membahas tentang identitas masyarakat di hulu Sungai Sambas, sebuah “enclave”, tempat yang terpencil. Jaraknya lebih kurang 5 jam perjalanan motor air dari kota Sambas menyusuri sungai Sambas (besar). Dapat juga melalui jalan darat berlumpur dengan sepeda motor selama hampir 4 jam.Deskripsi tentang masyarakat di wilayah terpencil seperti ini harus dilakukan karena jika tidak pemahaman komprehensif tentang masyarakat Melayu tidak akan diperoleh. Penelitian dan publikasi tentang masyarakat perkotaan tanpa diimbangi dengan penelitian tentang masyarakat pedalaman hanya akan menghasilkan pemahaman yang sempit dan parsial. Sebab, sering kali masyarakat terpencil menyimpan informasi yang penting tentang masyarakat terbuka. Apalagi jika masyarakat terpencil merupakan sisa atau ‘enclave’ dari kelompok besar yang sudah mengalami perubahan.
History and literary criticism of Malay poetry.