Welcome to our book review site go-pdf.online!
You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Challenges to A Liberal Polity
Challenges to a Liberal Polity, amazingly relevant and thought provoking for our times-by Hamid Ansari, former Vice President of India-brings to light some of the most critical issues, which influence our thoughts every day. From Nehru's vision for India as a major world power to the issues of citizenship, religion, democracy, the idea of plurality and Muslim identity in Indian society, inclusion/exclusion of Indian Muslims, the 'mainstream' decision making process in India, the role of women in order to build a compassionate society, implication for dissent, Muslims' role and contribution to Indian culture, civilization and nation-building in the post-Independent India, among others, the book thrashes some of the burning issues of Indian polity and society. Comprehensive, argumentative and evocative, this title will not only interest a wide spectrum of readers but also politicians, policymakers and students and scholars of Indian politics, history and sociology.
From Majapahit and Sukuh to Megawati Sukarnoputri
The Central Thesis Of This Book Maintains That The Need To Preserve Pluralism In Indonesia, And The High Price Paid By Its People Anytime Pluralism Had Been Trampled Upon In The Past, Are The Two Essential Aspects Of Their Historical Experience. This Thesis Is Particularly Relevant For The People Of Indonesia Today As They Are Grappling With The Problems Of National Unity And Transition To A Modem Pluralistic Democracy. Two Parts Of This Book Articulate This Thesis. Part I Explains The Origin Of The Hindu-Buddhist Dualism During The Srivijaya And Sailendra Periods In The Viii- Ix Centuries Ad. The Process Of Javanization Then Extended This Dualism By Incorporating Into The New Synthesis The ...
Buletin Kajian Keislaman : Keutamaan dan Amalan di Bulan Sya'ban
Amalan apa saja yang dianjurkan ulama di bulan Sya'ban? Silakan membaca tulisan singkat dalam buletin ini.
Al-Alfaazh
Perhatian umat terhadap penguasaan hafalan Al-Qur'an dan apresiasi terhadap para penghafal yang cenderung meningkat belakangan ini, merupakan sesuatu yang menggembirakan, Namun, hal itu perlu diimbangi dengan upaya untuk memahaminya. Studi-studi terkait Al-Qur'an (Diraasaat Qur’aaniyyah) dari berbagai aspeknya, dengan demikian, menjadi sangat penting. Buku yang mengurai makna kosakata Al-Qur’an ini adalah salah satu dari upaya penting itu. Baik sekali untuk dibaca oleh dosen, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum. (Ust. Muhammad Arifin, MA, Pengasuh Pesantren Pasca Tahfizh Bayt Al-Qur’an dan Dewan Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), Sount City, Pondok Cabe, Tangerang Selatan Banten) Bahwa Al-Q...
Religiosität in der säkularisierten Welt
Das Buch befasst sich mit der in der gegenwärtigen Religionssoziologie kontrovers geführten Debatte um die Säkularisierungsthese. Da das Phänomen der Säkularisierung - komplementär dazu auch des Fundamentalismus - eng mit den monotheistischen Religionen verbunden ist, liegt der Schwerpunkt des Bandes auf diesen Religionstraditionen; vor allem der christlichen und islamischen. Neben unterschiedlichen soziologischen Paradigmen werden vergangene Epochen und gegenwärtige Tendenzen, sowohl anhand von länderspezifischen Entwicklungen, die sich vor allem auf Europa, Lateinamerika, die Türkei und Indonesien beziehen, als auch an Einzelbiographien, diskutiert.
Biografi Agung Syeikh Arsyad Al-Banjari
Buku ini di tulis bagi meninjau dan menghargai sejarah dan pemikiran Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812) dan ulama keturunannya di Indonesia dan di Malaysia. Namun sebagai latar belakang sejarah, perlu di tinjau sekadarnya tentang proses pengislaman di Nusantara, serta aliran pemikiran Islam tradisional di Asia Barat umumnya dan di Nusantara khususnya. Hanya dengan pengetahuan latarini, baru dapat di fahami dengan jelas. Kesinambungannya melalui peranan Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dan tokoh-tokoh lain selepasnya. Khusus tentang Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, beliau mencipta nama sebagai tokoh ulama yang sangat aktif berdakwah (melalui lisan, tulisan dari lisanul-hal) dalam masa yang lama ketika usia sudah lanjut (65 tahun), setelah lama (35 tahun) menuntut ilmu di Tanah suci Makkah dan Madinah (Haramain). Melalui prinsip kerjasama ulama dengan umara, beliau menjadi penasihat kesultanan Banjar serta meninggalkan warisan ilmu yang kaya sebagai pengarang kitab yang produktif.
Sabili
None
