You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Demi membela keutuhan Islam dan umat Islam secara keseluruhan —yang notabene merupakan khitah Ahlulbait as—para pengikut Ahlulbait as telah merasakan pedihnya onak dalam rongga dengan segala macamnya. Mulai dari teror pemikiran, karena mereka mengusung pemikiran Ahlulbait hingga blokade ekonomi, karena mereka menghayati nilai–nilai Ahlulbait as dan penindasan politik, karena mereka menerapkan metode Ahlulbait as. Demi semua itu mereka bersedia membayar mahal, namun dengan hati yang lapang. Sebab, secara intelektual, moral dan ideologis, mereka meyakini dan menyadari sepenuhnya bahwa Ahlulbait adalah Madrasah Islam sebagaimana dikumandangkan al–Quran dan dilantunkan sunah. Mereka diterjang badai dari segala arah dan terlunta di semua tempat. Mereka ibarat mutiara yang bertaburan, namun terus bergerak menggelinding dan tergiring ke jalan yang menguntai mereka. Dimana ada pencari kebenaran dan secercah harapan, di situ hati mereka tertuju. Betapapun dahsyat badai yang menerjang, mereka pantang melupakan keagungan risalah dan jenuh menanggung bebannya. Mereka tetap teguh mengemban risalah dan berjuang menyampaikannya kepada setiap pendamba kebenaran.