You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The Proceeding book presented the 3rd International Conference on Gender Equality and Ecological Justice, which is an international conference hosted by Universitas Kristen Satya Wacana. Total 29 full papers presented were carefully reviewed and selected from about 50 submissions with the topics not limited to Gender Equality and Ecological Justice. The 2019 Conference was held at Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia from 10 to 11 July 2019 which had been attended by academics and researchers from various universities worldwide with the theme of an Ecofeminist Initiative: Science and Knowledge Synergy Towards Global Wisdom & Sustainability.
This book examines the representation of women in the Malaysian Parliament with a focus on the substantive representation of women in the 10th and 11th Dewan Rakyat, the lower house of the Malaysian Parliament. It aims, in particular, to see whether or not female MPs acted for women by proposing women-related issues in the Dewan Rakyat, the female MPs in the forefront of representing women are called critical actors. An in depth look at who these representative is and what were the issues they proposed has been carried out through content analysis of the parliamentary debates. A series of face-to-face interviews was conducted with these critical actors to examine what made them critical acto...
'Local Responses to Global Challenges in Southeast Asia — A Transregional Studies Reader' is a collection of multidisciplinary essays, predominantly derived from papers presented at EuroSEAS 2019, the leading academic conference on Southeast Asian Studies, hosted by Humboldt-Universität zu Berlin. It brings together a variety of scholars from Southeast Asia, Europe and North America, allowing for multiple flows and directionalities of knowledge productions and exchanges, be it between the Global South and North as well as within the Global South. The reader presents empirically-oriented, theoretically grounded analyses of local responses to global challenges such as knowledge-productions;...
This is an open access book.Related to the big theme of the SDGs reinforcement at our previous conference, we try to invite all academics and researchers around the world to participate in the 4th Borobudur International Symposium 2022 (4thBIS 2022). As we know, the COVID-19 pandemic and its impact on all the 17 SDGs have demonstrated how what began as a health catastrophe swiftly transformed into a human, socioeconomic and environmental crisis. The 4th BIS brought up “The Innovation Chain: A Contribution to Society and Industry” as the main theme to respond this condition. This conference is expected to support the UN Agenda. Additionally, this conference will also provide avenues for participants to exchange ideas and network with each other as well as domain experts from their fields. Overall, this event is aimed at professionals across all spheres of technology and engineering including the experienced, inexperienced, and students as well. The conference will be held virtually on Wednesday, December 21st, 2022 in Magelang, Central Java, Indonesia.
Buku ini menunjukkan bahwa ragam identitas perempuan adalah keniscayaan, dan tersusun atas pengalaman hidup perempuan sehari-hari. Pengalaman berada pada pusaran konflik tambang, situasi perempuan mengalami pergeseran, antara eksistensi kehadiran mereka dalam konflik versus pengakuan dan negasi yang dialaminya. Posisi perempuan dalam konflik, pengakuan, dan penegasian mengantarkan penulis pada suatu kerangka inti dari nexus antara perempuan dan negara. Proses perubahan sosial sekitar konflik tambang telah merajut keragaman identitas perempuan yang konkret. Teori feminis poskolonial menunjukkan jalan tersendiri ke arah mana kelompok komunitas masyarakat yang “kalah” dalam pengelolaan sumb...
Pada demokrasi baru Indonesia, jaringan patronase secara keseluruhan cenderung melintasi garis etnis daripada membuatnya solid, dan menumpulkan isu persaingan etnis daripada mengintensifkannya. Sesungguhnya Indonesia bukan negara di mana etnis memainkan peran besar dalam politik. Indonesia adalah negara dengan sentimen etnis yang kurang kuat. Namun demikian, penelusuran panjang menunjukkan bahwa identitas etnis dalam politik di Indonesia masih diperhitungkan. Relevansi politik etnis pada politik elektoral kontemporer masih berlanjut, misalnya terlihat jelas pada: dinamika pemilihan Kepala Daerah secara langsung, mobilisasi massa melalui simbol dan jargon etnis, dan daya tarik etnis dalam kon...
Kemiskinan dalam arti ekonomi yaitu ketidakmampuan ekonomis seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs). Untuk menghitung jumlah penduduk miskin, BPS menentukan garis kemiskinan yang membagi penduduk menjadi penduduk miskin dan penduduk tidak miskin. BPS juga menyusun pengelompokan penduduk berdasarkan kemampuan pengeluaran dalam lapisan-lapisan desil 1-10, masing-masing memuat 10 persen. Garis kemiskinan yang berubah setiap tahun serta pengelompokan desil ini menunjukkan fakta empiris yang mengindikasikan keberadaan kelompok penduduk miskin transient di samping kelompok penduduk miskin kronis. Kelompok penduduk miskin kronis dan miskin transient memiliki karakteristik masalah ...
Mereka diinginkan karena beragama sama, rajin bekerja, patuh, dan mau dibayar murah. Akan tetapi dalam waktu yang sama mereka ditempatkan sebagai orang yang berbeda, di-liyan-kan, dilekati stereotipe dan stigma sebagai perempuan murahan, terbelakang, dan bodoh. Mengapa? Karena mereka berasal dari ras, etnik, nasionaliti, kelas yang berbeda, dan perempuan! Tanah Arab sebagai tujuan kerja memang menjadi pilihan mereka, karena berbagai harapan yang terkait dengan identitas religiositas. Tanah Arab dipandang sebagai Tanah Harapan, Tanah Suci, Namun mereka sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang konteks sosial dan budaya Arab, suatu pengetahuan yang sangat penting sebelum berangkat. Di sampi...
Hukum memiliki banyak wajah, dan berada dalam bentangan aktivitas masyarakat yang luas, dan merasuk dalam setiap sendi kehidupan. Oleh karenanya hukum harus dipelajari dengan menempatkannya pada konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik secara holistik. Banyak persoalan hukum dan kemasyarakatan yang sangat rumit dan tidak bisa dijawab secara normatif tekstual, oleh karenanya pendekatan ilmu sosial, khususnya antropologi sangat menolong untuk dapat menjelaskan tentang bagaimanakah hukum bekerja dan beroperasi dalam keseharian hidup masyarakat. Berbagai tulisan dalam buku ini memperlihatkan studi Antropologi Hukum Indonesia yang sedang berkembang memasuki ranah baru karena terjadinya pertem...