You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Recent years have witnessed a remarkable growth in scholarship on Islam within Southeast Asia. Underlying this scholarship is a desire to resolve pressing social and political problems facing Muslim communities, an awareness of the significance of pluralism and cultural hybridity within Southeast Asian societies, and the rapidly growing interaction between Southeast Asian Muslims and the outside world. The chapters in this book represent some of the exciting new directions young scholars in Southeast Asia universities are taking Islamic Studies. Themes covered include Islam and liberalism, the diverse streams of contemporary Islamic thought, “neo-Sufi” movements, Islam and human rights, the growing influence of Islamic law, Islam and democratic politics, Islamic education, and the relationship between Islam and ethnic identity.
As an annual event, 1st Bukittinggi International Conference on Education (BICED) 2019 continued the agenda to bring together researcher, academics, experts and professionals in examining selected theme by applying multidisciplinary approaches. In 2019, IAIN Bukittinggi successfully held this event for the first time in 17-18 October at Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, West Sumatera, Indonesia. There were 64 papers presented during 2 days at the conference from any kind of stakeholders related with Education, Information Technology, and Mathemathics. Each contributed paper was refereed before being accepted for publication. The double-blind peer reviewed was used in the paper selection. From all papers submitted, there were 38 papers were accepted successfully for publication based on their area of interest, relevance, research by applying multidisciplinary.
At present, the world views Muslims as terrorists and Islam a religion of tyranny especially after 9/11. Thereafter, to my surprise the killing of Muslims right in the mosques and public places around the Muslim countries has become every day affair which I never heard in my life earlier. While so many sects like Wahabi, Qadiyani, Bahai, Ahmadi, Parvezi and many others emerged in the course of past two hundred years through the efforts of Britain. The most cruel and dangerous among them is Wahabi sect formed by Muhammad bin Abdul Wahab Najdi of Saudi Arabia, which declared whoever does not follow them among Muslims, taking their lives, property and their wives is permissible. King Abdul Azee...
“Buku ini, yang ditulis oleh seorang alumni pesantren, dengan melacak ajaran-ajaran, sejarah, politik kekuasaan, dan para kritikus Wahhabi, menarik untuk dijadikan bahan pertimbangan melihat gerakan Wahhabi. Buku ini dapat memperkaya bacaan umat Islam tentang eksistensi gerakan Wahhabi di dunia muslim. Dan, untuk konteks di Indonesia, kaum muslim dapat mengambil pelajaran dalam rangka mengembangkan Islam rahmatan lil ‘alamin yang sesungguhnya, melalui sikap muslim Indonesia yang khas.” —KH. Chasan Abdullah, Katib Syuriyah PWNU Yogyakarta, dan Pengasuh PP. As-Salafiyyah, Mlangi. Buku ini memaparkan secara komprehensif sejarah Wahhabi sejak kelahirannya, sepak terjangnya, hingga pengar...
What is the relationship between Saudi Arabia and Indonesia? For centuries, Indonesians have travelled to Saudi Arabia and have been deeply involved in education, scholarship and the creation of centres for Islamic learning in the country. Yet the impact of this type of migration has not yet been the focus of scholarly research and little is known about the important intellectual connections that now exist. This book examines Indonesian educational migrants and intellectual travellers in Saudi Arabia including students, researchers, teachers and scholars to provide a unique portrait of the religious and intellectual linkages between the two countries. Based on in-depth interviews and questionnaires, Sumanto Al Qurtuby identifies the “Indonesian legacy” in Saudi Arabia and examines in turn how the host country's influential Islamic scholars have impacted on Indonesian Muslims. The research sheds light on the dynamic history of Saudi Arabian-Indonesian relations and the intellectual impact of Indonesian migrants in Saudi Arabia.
"Kekuatan kiai sebagai sumber perubahan sosial, bukan saja pada masyarakat pesantren tapi juga pada masyarakat sekitarnya." --Horiko Horikhosi, Penulis Buku Kiai dan Perubahan Sosial "...ilmu adalah tujuan mereka; ikatan pikirannya; dan cinta adalah darahnya. Mereka laksana bangunan kokoh yang tersusun dari berbagai raga tapi jiwa mereka satu." --Yusri Abdul Ghani Abdullah, Penulis Historiografi Islam: Dari Klasik hingga Modern "Para kiai selalu terjalin oleh intellectual chains (rantai intelektual) yang tidak terputus. Ini bukti adanya hubungan intelektual yang mapan antarkiai dan antargenerasi. Hubungan intelektual yang disebut rantai transmisi atau sanad sebuah bukti authenticity atau keabsahan ilmu dan jaminan ilmu..." --Zamakhsyari Dhofier, Penulis Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Buku ini mencoba menghimpun dan menyuguhkan kepada Anda terkait sepak terjang ulama Nusantara sebagai Cultural Broker bagi masyarakat sekitarnya. Buku ini juga menelisik aktivitas keilmuan, kehidupan sosial, hingga sumbangsih mereka kepada bangsa Indonesia.
buku ini secara umum membahas tentang dinamika dan perkembangan ilmu falak di Nusantara dengan penekanan pada aspek genealogi, transmisi, sumber, jaringan, polemik, dan konstruksi karya. Sejatinya, buku ini masih memerlukan lebih banyak pendalaman oleh karena luasnya konteks dan kajian ilmu falak di xviii Ilmu Falak Nusantara Ilmu Falak Nusantara xviii Nusantara.
Buku ini membahas tentang literatus2 ilmu falak yang ditulis oleh tokoh-tokoh (ulama) nusantara, yaitu dalam aspek anotasi dan biografi intelektual penulisnya. Selain itu juga dibahas tentang transmisi perkembangan ilmu falak dari timur Tengah ke Nusantara. Seperti dimaklumi,tokoh2 dan pelajar nusantara dahulu punya tradisi berangkat Haji dan sekaligus menuntut ilmu ke Haramain (Mekah-Madinah). Ilmu-ilmu yang dipelajari di dua tanah mulia ini bukan hanya ilmu2 agama, namun juga ilmu2 eksakta khususnya matematika dan astronomi (ilmu Falak). Ilmu Falak tampaknya adalah yang paling menarik dan dominan dipelajari oleh tokoh2 Nusntara setelah fikih dan akidah. Beberapa tokoh yang karya2 falaknya dibahas dalam buku ini antara lain: Ahmad Khatib Minangkabau (w.1334/1915), Thahir Jalaluddin (w. 1376/1956), Saadoe'ddin Djambek (w.1397/1977) Wardan Diponongrat (w.1411/1991) dan lain-lain.
Buku berjudul Dialog Kealwashliyahan: Sketsa Gerakan Al Washliyah di Pentas Lokal, Nasional dan Global ini merupakan kumpulan artikel penulisnya yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah (LKSA) Pengurus Besar (PB) Al Jam’iyatul Washliyah periode 2021-2026. Buku ini mengulas sketsa gerakan organisasi Al Washliyah selama ini di pentas lokal, nasional dan global. Dengan membaca buku ini, pembaca akan menemukan gagasan orisinal penulisnya tentang berbagai aspek Al Washliyah, termasuk gagasan internasionalisasi Al Washliyah dan perkembangan organisasi ini di luar Sumatera Utara. Buku ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai gerakan Islam di Indonesia selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.