You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Menarik menyimak bacaan dan cerita tentang literasi dari orang-orang yang kini banyak memberikan manfaat kepada masyarakat. Mereka berkisah tentang berbagai macam buku bacaan yang sudah mereka tekuni sejak kecil. Tak semudah sekarang, mereka membaca buku saat pasokan buku di tanah air sangat minim. Atau buku yang mereka gemari ternyata masuk dalam daftar buku terlarang oleh pemerintah. Tetapi mereka masih bandel membaca meski dalam kegelapan di balik selimut dengan penerangan lampu sorot atau senter. ADHE MA’RUF: Catatan si Petualang ARIEF SANTOSA: Bahasa Koran yang Sastrawi ATMAKUSUMAH ASTRAATMADJA: Menanam Kultur Membaca dalam Keluarga BINHAD NURROHMAT: Jangan Berangus Kreativitas Penuli...
Inilah kumpulan cerita pendek yang menyiratkan beberapa hal soal kehidupan. Cinta, keluarga, pemberontakan, pengakuan, hadir di buku Rokok Ketiga ini. Rokok Ketiga adalah buku kumpulan cerita yang memiliki beberapa tema cinta yang dihadirkan secara tak biasa-biasa saja. Cinta yang ditempuh oleh tokoh-tokoh dalam Rokok Ketiga adalah jalan sungsang kesengsaraan cinta. Nyaris pembaca tak menemukan cinta yang bahagia di sini. Cinta seolah benang kusut dan memang dibiarkan saja begitu. Sebab, benang itu akan semakin kusut jika diurai. Atau, hanya akan ditemukan benang-benang yang putus jika memaksa mengurainya. * * * Anak perempuan, anak perempuan, anak perempuan… tidak boleh begini, tidak bole...
Kongres Kebudayaan Desa merupakan rangkaian upaya desa untuk menyumbangkan ide, gagasan, dan pemikirannya untuk Indonesia. Desa yang hadirnya jauh mendahului negara telah berabad-abad memiliki mekanisme pertahanan kebudayaan yang kokoh atas krisis multidimensional mulai zaman kolonial hingga kemerdekaan. Hadirnya COVID-19 telah mendekontruksi semua tatanan tanpa teriakan revolusi. Ruang kosong di level gagasan yang tercipta oleh terdekontruksinya tatanan adalah kesempatan. Kongres Kebudayaan Desa lahir untuk merebut ruang kosong tersebut. Dengan membaca pengalaman kehidupan berdesa yang lahir dan tumbuh dalam gugusan masyarakat desa dan adat nusantara, lahirlah ragam pengetahuan yang akan dijadikan pedoman bagi desa-desa untuk merangkai ulang imajinasi atas INDONESIA. Ragam pengetahuan dan Imajinasi kehidupan berdesa, berbangsa, dan bernegara akan dideklarasikan sebagai Tatanan Indonesia Baru Dari Desa sebagai visi bersama, Visi Indonesia Baru.
Novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Tentang seorang perempuan yang menjadi janda usia 19 tahun. Tokoh dalam cerita ini berjuang sedemikian rupa; meyakinkan dirinya bisa kuat menanggung beban dan cemoohan dari mana-mana: dari rumah, teman, kampung, kampus, kantor kelurahan, kos, toko perniagaan. Nyaris tidak ada tempat yang layak untuk seorang janda. Mata-mata yang tak senonoh selalu mengikuti langkahnya. Mata jalanan adalah mata yang buas untuk janda. Apalagi, ia seorang perempuan muda yang dikawinkan secara paksa. Bagaimana sang tokoh bisa tegak dan menemukan kembali dirinya secara utuh? ***** "Kurang ajar! Jika dengan aku janda di usia 19 tahun berarti aku tak akan pantas bagi siapa pun, dianggap aib, direndahkan? Lebih baik aku menyendiri saja. Toh, pernikahan juga tak wajib. Menikah pun tak semenyenangkan itu. Aku bahkan terpikir untuk tak menikah saja. Untuk apa?"